Foto: Dokumentasi bersama seluruh peserta
MALANG | JATIMSATUNEWS.COM - Upaya memperkuat mutu pendidikan Islam kembali digaungkan melalui kegiatan Ngopi: Ngobrol Pendidikan Islam yang digelar di Pondok Pesantren Anwarus Sholihin, Krajan, Alas Tengah, Kecamatan Besuk, Kabupaten Probolinggo. Kegiatan perdana ini merupakan kolaborasi antara Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK) Universitas Islam Negeri (UIN) Maulana Malik Ibrahim Malang dengan Komisi VIII DPR RI.
Mengusung tema “Peningkatan Mutu Pendidikan Islam: Membangun Daya Saing Pendidikan Islam Berbasis Karakter”, kegiatan ini dihadiri lebih dari 200 peserta dari kalangan guru, tokoh masyarakat, dan pemerhati pendidikan Islam.
Dalam sambutan pembukanya, Ning Hj. Dini Rahmania, S.IAN., M.M., anggota Komisi VIII DPR RI, menegaskan bahwa pendidikan Islam harus menjadi kekuatan utama dalam membentuk generasi yang unggul dan berakhlak.
“Islam menempatkan ilmu pada posisi yang mulia. Perintah pertama ‘Iqra’ adalah bukti bahwa literasi dan pencarian ilmu merupakan fondasi kehidupan beragama. Karena itu, kita wajib menjadikan pendidikan Islam sebagai pelopor kemajuan bangsa,” ujarnya.
Ning Dini juga menyoroti pentingnya penerapan pendidikan karakter di lingkungan madrasah. Menurutnya, pendidikan Islam tidak cukup berfokus pada aspek intelektual semata, tetapi harus menumbuhkan kecerdasan emosional dan spiritual peserta didik.
“Pendidikan yang ideal adalah yang mampu menyeimbangkan pengetahuan, akhlak, dan keimanan. Dari sanalah lahir generasi yang berilmu, berakhlak, dan berdaya saing global,” tambahnya.
Lebih lanjut, Ning Dini menyoroti kesenjangan kesejahteraan antara guru madrasah dan guru di sekolah umum. Ia menegaskan bahwa Komisi VIII DPR RI terus memperjuangkan kesetaraan hak bagi guru madrasah, termasuk dalam hal pengangkatan ASN dan peningkatan tunjangan.
“Perjuangan ini bukan semata soal kesejahteraan, tetapi juga pengakuan atas kontribusi besar guru madrasah dalam membangun karakter bangsa,” tegasnya.
Sementara itu, Habib Ahmad bin Abdurrohman Ba’ali, S.Sos., Pengasuh Pondok Pesantren Anwarus Sholihin, mengapresiasi kegiatan ini sebagai langkah strategis memperkuat kolaborasi antara pesantren, akademisi, dan legislatif.
“Pendidikan adalah pilar utama membangun masyarakat beradab. Kolaborasi ini menjadi modal penting untuk memperkuat fondasi pendidikan Islam yang modern namun tetap berakar pada nilai-nilai keislaman,” ujar Habib Ahmad.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Apa yang Anda pikirkan?