Banner Iklan

Senator DPD RI Lia Istifhama Prihatin: Anak di Bawah Umur Dijadikan Obyek Kerusuhan, Singgung Tugas Guru dan Beban Administrasi Guru yang Berlebihan

Anis Hidayatie
05 September 2025 | 05.34 WIB Last Updated 2025-09-05T07:42:09Z


Banyak Anak Dibawah Umur Dijadikan Obyek Kerusuhan, Ning Lia, Stop Beban Administrasi Tenaga Pendidik Berlebihan

SURABAYA| JATIMSATUNEWS.COM: Aksi kerusuhan yang pecah pada Sabtu (30/9) malam masih menyisakan duka mendalam, terutama bagi masyarakat Jawa Timur. Gedung Negara Grahadi, cagar budaya dengan nilai sejarah tinggi, menjadi saksi bisu amarah massa yang diprovokasi pihak tak bertanggung jawab hingga terbakar. Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa, tak kuasa menutupi kesedihan. Menurutnya, meski renovasi bisa dilakukan, keaslian dan detail artistik seperti relief maupun langit-langit gedung tidak mungkin kembali sepenuhnya seperti semula.

“Bisa dibangun, tapi hal-hal seperti relief-reliefnya, ceiling-nya, tidak bisa dijamin sama dengan aslinya. Seandainya itu replikasi pun tetap sulit seperti semula,” ujar Khofifah, Rabu (3/9).

Tragedi ini tidak hanya merusak simbol sejarah, tapi juga memunculkan keprihatinan lebih luas. Publik menyoroti fakta bahwa banyak anak di bawah umur terseret dalam pusaran kericuhan. Di tengah derasnya arus provokasi, mulai dari unggahan anonim di media sosial hingga penyusup misterius berpenampilan nyentrik di lapangan, generasi muda kembali menjadi korban manipulasi.

Unggahan akun X @_gladhys sempat viral karena memperlihatkan sosok pria berjaket ojol dengan perlengkapan mencurigakan saat momen pembakaran Grahadi. Sosok ini menyalakan obor bakar setelah sebelumnya massa kesulitan memicu api. Narasi yang sama juga diperkuat oleh aktivis Ferry Irwandi yang membongkar akun-akun provokator di media sosial sebagai biang kerusuhan.

Polda Metro Jaya bahkan sudah menindak salah satu tersangka, Delpedro Marhaen, yang diduga kuat sebagai penghasut tindakan anarkistis.

Melihat rentetan peristiwa ini, anggota DPD RI asal Jawa Timur, Lia Istifhama, angkat bicara. Ditemui usai kegiatan sosial membagikan bunga mawar damai, Ning Lia menegaskan pentingnya ketegasan aparat dalam mengusut dalang kerusuhan, sekaligus melindungi mental generasi muda.

“Mental dan moral anak-anak adalah tanggung jawab kita semua. Siapapun yang ingin meracuni pikiran anak-anak di bawah umur, harus ditindak tegas,” ujarnya.

Lebih jauh, Ning Lia menyoroti akar persoalan yang membuat anak-anak mudah terprovokasi, yaitu lemahnya pondasi pendidikan karakter akibat fokus guru yang teralihkan oleh beban administrasi.

“Merekalah tumpuan kita, para tenaga pendidik sebagai orang tua kedua. Maka jangan sampai fungsi utama mereka mendidik tergeser karena beban laporan administrasi yang berlebihan,” tegasnya.

Ia menyinggung pengalaman pahia pandemi, ketika pola pembelajaran daring justru membebani guru dengan laporan berlapis. Banyak tenaga pendidik harus lembur hingga larut malam hanya untuk memenuhi kewajiban administratif.

“Jika kita melihat secara holistik, kenapa remaja begitu mudah diracuni provokasi dan hate speech? Jangan-jangan ada kaitannya dengan masa belajar daring yang tidak efektif. Itu menjadi PR besar kita bersama,” tambahnya.

Sebagai senator, Ning Lia berharap pemerintah bisa mengambil pelajaran dari masa lalu dengan menghadirkan kebijakan yang benar-benar produktif. Ia mengapresiasi langkah Kemendikdasmen yang kini merelaksasi pelaporan kinerja guru hanya satu kali dalam setahun, sehingga guru bisa lebih fokus mendidik siswa secara kualitatif.

“Guru dituntut membangun hubungan interpersonal dengan siswa. Itulah modal sosial yang akan memperkuat karakter bangsa. Saya juga berharap kesejahteraan guru, terutama mereka yang di swasta atau jauh dari domisili asal, mendapat perhatian serius,” pungkasnya.

Tragedi Grahadi menjadi pengingat bahwa menjaga moral generasi muda tidak hanya soal menindak provokator, tapi juga memastikan tenaga pendidik benar-benar bisa menjalankan peran mendidik tanpa terjerat administrasi berlebihan. Ans


Komentar
komentar yang tampil sepenuhnya tanggung jawab komentator seperti yang diatur UU ITE
  • Senator DPD RI Lia Istifhama Prihatin: Anak di Bawah Umur Dijadikan Obyek Kerusuhan, Singgung Tugas Guru dan Beban Administrasi Guru yang Berlebihan

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Apa yang Anda pikirkan?

Trending Now