Studi yang dilakukan di kawasan kampus UM ini menitikberatkan pada dua sumber utama emisi gas rumah kaca (GRK), yakni penggunaan listrik dan transportasi. Hasil analisis menunjukkan bahwa sektor transportasi menjadi penyumbang emisi terbesar, terutama dari kendaraan bermotor pribadi yang masuk dan beroperasi di lingkungan kampus. Sementara itu, penggunaan listrik di gedung perkuliahan, laboratorium, serta fasilitas administrasi juga memberikan kontribusi signifikan terhadap total jejak karbon.
Menariknya, penelitian inii juga mengungkap peran penting ruang terbuka hijau (RTH) di lingkungan UM. terdapat lebih dari seribu pohon yang tersebar di berbagai fakultas dan gedung kampus, dengan kemampuan menyerap emisi karbon mencapai lebih dari 119 ton CO₂ per tahun. Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) tercatat memiliki vegetasi penyerap karbon terbanyak.
Hanindhita sebagai ketua tim menyampaikan, penelitian ini diharapkan menjadi rujukan bagi UM dalam merumuskan kebijakan hijau ke depan. “Hasil penelitian kami menunjukkan pentingnya upaya efisiensi energi, penggunaan energi terbarukan, serta pengembangan sistem transportasi ramah lingkungan seperti shuttle campus, jalur sepeda, dan program berbagai kendaraan” ujarnya.
Dengan adanya penelitian ini, UM diharapkan mampu mempercepat langkah menuju kampus hijau yang tidak hanya berfokus pada pendidikan, tetapi juga pada pelestarian lingkungan dan keberlanjutan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Apa yang Anda pikirkan?