Tim.juri di desa Karangasem Lumbang, Desa Ke Enam Dinilai Lomba Kampung Pancasila Kabupaten Pasuruan
PASURUAN | JATIMSATUNEWS.COM: Dusun Krajan, Desa Karangasem, Kecamatan Lumbang, menjadi desa keenam yang dikunjungi tim penilai dalam ajang Lomba Kampung Pancasila tingkat Kabupaten Pasuruan. Hangat penuh semangat kebersamaan mewarnai penyambutan rombongan penilai,
Pada rombongan tim juri Kepala Desa Karangasem, H. Sumali, menegaskan bahwa nilai-nilai Pancasila sudah mengakar kuat dalam kehidupan sehari-hari masyarakatnya.
“Kami bersyukur, dengan adanya kegiatan seperti ini semakin menguatkan spirit kepancasilaan yang sudah kami jalankan. Hidup rukun, tentrem, dan saling membantu sudah menjadi keseharian warga. Kami mohon arahan dan bimbingan agar semakin bersemangat mengedepankan nilai-nilai Pancasila,” ujarnya.
Camat Lumbang, H. Didik Suryanto, dalam kesempatan yang sama menyampaikan apresiasinya. Ia menegaskan bahwa meskipun di Desa Karangasem terdapat warga minoritas, perlakuan antarwarga tetap setara tanpa adanya diskriminasi.
“Hanya ada satu keluarga non-muslim di Karangasem, dan masyarakat tidak pernah membedakan perlakuannya. Inilah bukti nyata toleransi Pancasila di desa ini,” ucapnya.
Sementara itu, Gus Bay (Bayhaqi Kadmi) salah satu juri dari FPK, (Forum Pembauran Kebangsaan) yang mereka Kader JPM (Jejaring Pancasila Mandala) BPIP ( Badan Pembinaan Ideologi Pancasila) yang turut mendampingi tim penilai, menyoroti keunikan Desa Karangasem. Menurutnya, kedekatan peringatan Hari Jadi Desa Karangasem pada 18 September dengan momentum 17 Agustus menjadi simbol kebetulan yang penuh makna.
“Gapura yang menghiasi desa ini adalah wujud nyata dekorasi Pancasila. Selain itu, ada unsur keaslian, budaya lokal, hingga kuliner tradisional yang juga menjadi nilai penting penilaian,” jelasnya.
Warga Karangasem menampilkan berbagai potensi dan kearifan lokal yang mencerminkan nilai gotong royong serta kreativitas. Tari Gaplek, misalnya, menjadi sajian khas yang diciptakan melalui kolaborasi guru SDN 1 Karangasem, Rina dan kawan kawannya kepala sekoTarian ini menggambarkan proses pengolahan singkong hingga menjadi gaplek, yang kemudian bisa diolah menjadi kerupuk tradisional petulo.
Selain itu, Karangasem yang memiliki lima dusun dengan hampir dua ribu penduduk, dikenal sebagai desa dengan potensi pertanian, perkebunan, dan peternakan.
Hasil olahan kreatif seperti pie labu, minuman kesehatan dari bunga telang, belimbing wuluh, dan sari rempah turut dipamerkan. Program kesehatan masyarakat juga dijalankan melalui kerja sama dengan bidan puskesmas dalam kegiatan posyandu lansia.
Tak hanya itu, warga Karangasem juga menampilkan video pembuatan pupuk organik dari kotoran kambing yang difasilitasi oleh Dinas Peternakan. Tradisi selametan desa rutin digelar, begitu juga santunan anak yatim yang diberikan tanpa membedakan agama penerimanya.
Salah satu warga minoritas, Hilaria Rosa mendapatkan kesempatan memberikan testimoni tentang harmonisnya kehidupan di Desa Karangasem.
“Kami merasakan betul toleransi masyarakat. Tidak hanya slogan, tetapi juga nyata dalam keseharian. Saat suka maupun duka, warga saling membantu tanpa memandang perbedaan. Terima kasih kepada semua pihak yang memberikan kesempatan kepada kami, termasuk minoritas, untuk bersama-sama membangun Kampung Pancasila,” ungkapnya.
Tim juri terdiri dari FPK, Gus Bay, Kesbangpol Tityn, Pokja 3 PKK Kabupaten Pasuruan Ayu dan Nurul, TNI Bukhori dan Polri Imron Rosyid menuju kampung Pancasila usai seremonial di Balai desa. Satu kawasan dusun Krajan menyambut, banner tentang Pancasila membentang menyampaikan pada khalayak apa itu Pancasila.
Sambutan ramah warga menyapa. Aneka olahan dari Singkong disuguhkan. Proses pembuatan gaplek juga menjadi pemandangan di depan rumah -rumah warga
Menahbiskan dusun Krajan sebagai penghasil gaplek, ketahanan pangan berawal dari Gaplek.
Dengan semangat gotong royong, toleransi, dan kearifan lokal yang ditunjukkan, Desa Karangasem optimis dapat memberikan kontribusi nyata dalam mewujudkan Kabupaten Pasuruan sebagai miniatur Indonesia berlandaskan Pancasila. Ans
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Apa yang Anda pikirkan?