.png)
 |
| Dok. Foto Bersama didepan bunker Merapi |
YOGYAKARTA|JATIMSATUNEWS.COM - Selepas pembagian rapor dan penjemputan liburan siswa, suasana hening mulai terasa di kampus tercinta SMP Ar-Rohmah Putra Malang atau SPARTA. Namun di balik keheningan itu, ada energi baru yang menyala. Para guru yang setahun penuh mengabdikan diri dengan sepenuh hati, kini mendapat hadiah spesial dari sekolah: healing bertajuk “The SPARTA Warrior’s Healing of Lava Tour Merapi”.
Kegiatan ini bukan sekadar refreshing. Ini adalah bentuk apresiasi, penghargaan, dan wujud cinta dari SPARTA kepada para guru pejuang. Mereka yang tanpa mengenal lelah mengajar, mendampingi, membina, bahkan mendoakan para siswa setiap hari, dari pagi hingga malam, dari Senin hingga Ahad, bahkan tanpa memandang tanggal merah.
"Perjuangan tahun ini sungguh tidak mudah. Ujian datang silih berganti, rutinitas padat, tekanan mendidik generasi, dan kebutuhan mendampingi secara utuh baik lahir dan batin, membuat kami harus benar-benar kuat secara mental dan spiritual," ungkap Ustadz Muhaimin, salah satu guru SPARTA.
Kegiatan healing dimulai dari kampus SPARTA menuju lereng Gunung Merapi, Yogyakarta. Malam pertama diisi dengan qiyamul lail, shalat subuh, dan tausiah bersama. Momentum ini menjadi pengingat penting bahwa ruh perjuangan seorang guru bukan hanya pada ilmu, tapi juga keikhlasan dan kekuatan hati yang terpaut dengan Allah SWT.
Pagi harinya, rombongan menikmati Lava Tour Merapi, menyusuri jejak letusan dahsyat Pada 26 Oktober 2010 silam yang mengalami erupsi cukup besar dengan jeep terbuka. Bahkan letusan gunung Merapi tahun 2010 disebut sebagai letusan terbesar dan melampaui erupsi pada 1872.
Di antara gemuruh mesin dan debu lava, kisah keberanian Mbah Maridjan pun terulang Kembali sebuah simbol dedikasi tanpa batas. Semangat itulah yang ingin diserap para pejuang SPARTA: loyalitas, kesetiaan, dan keberanian dalam tugas mulia mendidik anak bangsa.
"Naik jeep di jalur lava Merapi itu bukan cuma seru, tapi menggugah. Seolah kita diingatkan bahwa mendidik pun butuh keberanian dan keteguhan seperti Mbah Maridjan," ujar Ustadz Alfin sambil tersenyum.
Usai petualangan, rombongan diajak bersantai dan mencicipi kuliner legendaris di Kopi Klothok, menyantap menu khas Jogja sambil menikmati pemandangan sawah. Tak ketinggalan, mereka juga belanja oleh-oleh di Bakpia Pathok 25 dan berjalan-jalan di Malioboro, menikmati suasana Jogja yang selalu syahdu dan penuh nostalgia.
Semua perjalanan dikawal penuh oleh Putra Jaya Travel, mitra andalan SPARTA. “Guru adalah pahlawan tanpa tanda jasa. Maka kami ingin memberikan pelayanan terbaik untuk mereka,” ujar Mr. Munif, sang pimpinan travel.
Kepala Sekolah SPARTA, Ustadz Syarif, menyampaikan,“Ini bukan tentang liburan, tapi tentang energi baru. Guru SPARTA layak mendapat penghargaan terbaik karena mereka bukan hanya mengajar, tapi berjuang sepenuh hati. Semoga healing ini menjadi semangat baru untuk melanjutkan amanah mendidik generasi hebat menuju Indonesia Emas 2045.”
Sementara itu, Waka Kurikulum Ustadz Zacky menambahkan,“Healing ini bukan hanya untuk mengistirahatkan tubuh, tapi juga mengisi kembali jiwa. Dari alam, kita belajar makna ikhlas, sabar, dan kebesaran Allah. Semoga setelah ini, semangat para pejuang SPARTA semakin membara.”
Perjalanan pun berakhir menjelang subuh di Malang. Namun, bukan akhir dari segalanya. Justru dari healing ini, semangat baru lahir: lebih ikhlas, lebih tangguh, dan lebih menginspirasi. Karena bagi SPARTA, mendidik adalah perjuangan yang tak pernah selesai. Sampai kapanpun. SPARTA HEBAT!
By: ZLion_SPARTA_Pers
.jpg)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Apa yang Anda pikirkan?