Sampah Bukan Masalah, Tapi Peluang: Mahasiswa UB Serahkan Mesin Pencacah Organik ke Warga Bulusan"
BANYUWANGI| JATIMSATUNEWS.COM: 21 Juli 2025 — Komitmen nyata terhadap pengelolaan sampah berkelanjutan kembali ditunjukkan oleh mahasiswa Universitas Brawijaya (UB) yang tergabung dalam program Mahasiswa Membangun Desa (MMD) kelompok 40. Kali ini, mereka berhasil merancang dan menyerahkan satu unit Mesin Pencacah Sampah Organik (Crusher) kepada masyarakat Kelurahan Bulusan, Kecamatan Kalipuro, Kabupaten Banyuwangi. Penyerahan mesin ini diresmikan melalui penandatanganan Nota Kesepahaman (MoU) antara mahasiswa MMD dan pihak kelurahan, yang diwakili langsung oleh Lurah Bulusan, Arief Rahman Hakim, S.Sos., MM.
Kegiatan berlangsung di lingkungan Waru Doyong, Kelurahan Bulusan, dan dihadiri oleh warga Kelurahan Kalipuro yang antusias mengikuti sosialisasi penggunaan mesin pencacah. Kegiatan ini juga disaksikan oleh Sujarno (Ketua RT 02/RW 03), Vianda Pramudita (Ketua Karang Taruna Reantif – Remaja Aktif Kreatif), serta Agus dari Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Banyuwangi. Sosialisasi bertujuan memberikan pemahaman teknis kepada masyarakat tentang penggunaan mesin, manfaatnya, serta peran aktif warga dalam pengelolaan sampah rumah tangga berbasis teknologi sederhana.
Mesin ini dirancang untuk mencacah sampah organik seperti daun, sisa sayur, dan limbah dapur menjadi bagian-bagian kecil yang dapat digunakan sebagai bahan baku kompos atau fermentasi pupuk organik. Keberadaan alat ini diharapkan dapat mempercepat proses pengolahan sampah organik dan mengurangi volume limbah yang dibuang ke tempat pembuangan akhir.
Program ini didanai oleh hibah dari Direktorat Riset, Teknologi, dan Pengabdian Masyarakat (DRPM) Universitas Brawijaya, sebagai bentuk kontribusi akademisi dalam menjawab persoalan nyata di masyarakat. Penyerahan alat ini dipimpin langsung oleh dosen pembimbing lapang MMD kelompok 40, Ir. Yasa Palaguna Umar, STP, MSc, Ph.D., yang menekankan pentingnya kolaborasi berkelanjutan.
Menurut Yasa, “Pemberian mesin pencacah ini bukan sekadar seremonial, tetapi bagian dari proses panjang pemberdayaan masyarakat. Agar berkelanjutan, dibutuhkan sinergi antara pemerintah, pemangku kepentingan, dan masyarakat dalam menciptakan ekosistem pengelolaan sampah yang mandiri.”
Kegiatan ini menandai langkah awal dari upaya transformasi Kelurahan Bulusan menuju masyarakat yang peduli lingkungan, sekaligus membuka peluang ekonomi baru berbasis produk olahan sampah organik. Mesin ini diharapkan bisa menjadi prototipe solusi teknologi sederhana yang bisa direplikasi di wilayah lain di Banyuwangi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Apa yang Anda pikirkan?