Banner Iklan

Anggota DPD RI Cantik Ning Lia Istifhama Tentang Koperasi Merah Putih, Harus Berdiri di Atas Etika Ekonomi Islam

Anis Hidayatie
09 Juli 2025 | 21.03 WIB Last Updated 2025-07-09T14:04:26Z

 


Anggota DPD RI Cantik Ning Lia Istifhama Tentang Koperasi Merah Putih,  Harus Berdiri di Atas Etika Ekonomi Islam

 Memperingati Hari Koperasi Nasional, Anggota DPD RI asal Jawa Timur yang dikenal dengan panggilan “Senator Cantik”, Lia Istifhama, menyuarakan pentingnya membangkitkan kembali semangat Koperasi Merah Putih yang berpijak pada nilai-nilai kebangsaan dan etika ekonomi Islam.

Dalam refleksinya, Ning Lia mengajak seluruh elemen bangsa untuk kembali merenungi makna sejati koperasi sebagai gerakan kedaulatan ekonomi rakyat, bukan sekadar badan usaha.

“Koperasi itu bukan hanya produk lokal atau badan hukum ekonomi. Lebih dari itu, ia adalah simbol kedaulatan rakyat atas alat produksi dan distribusi. Kita ingin menghidupkan semangat Koperasi Merah Putih yang memerdekakan, bukan menindas,” tegasnya.

Putri ulama besar asal Jawa Timur ini juga mengkritisi kondisi koperasi saat ini yang menurutnya banyak menyimpang dari cita-cita para pendirinya seperti Bung Hatta.

“Kini banyak koperasi hanya jadi papan nama, tempat rente lokal, bahkan ladang korupsi terselubung. Padahal Bung Hatta sudah mewanti-wanti agar kita tak mengulangi kegagalan koperasi tempo dulu,” katanya.

Menurutnya, koperasi seharusnya menjadi benteng ekonomi rakyat, bukan sekadar pemburu proyek. Ia menyuarakan pentingnya koperasi yang berpihak pada petani, nelayan, buruh, dan UMKM.

Ning Lia menekankan bahwa semangat “Merah Putih” bukan hanya soal bendera, melainkan simbol keberanian dan kemurnian niat dalam memperjuangkan keadilan ekonomi.

“Merah itu keberanian melawan eksploitasi, putih itu kesucian niat untuk melayani rakyat, bukan pasar semata,” jelasnya.

Semangat inilah yang menurutnya harus menjadi jiwa koperasi di tengah arus ekonomi kapitalistik yang kerap menindas rakyat kecil.

Tak hanya berhenti pada semangat nasionalisme, Ning Lia juga menautkan kembali koperasi dengan ajaran Islam dalam bidang ekonomi. Menurutnya, prinsip koperasi sejati sejalan dengan konsep fiqh muamalah, seperti syirkah dan mudharabah, yang mengedepankan keadilan, kebersamaan, dan transparansi.

“Ekonomi Islam menolak riba, gharar, dan monopoli. Ia mengajarkan ukhuwah, keadilan, dan ta’awun. Ini selaras dengan prinsip koperasi. Dalam praktiknya, koperasi syariah bisa menjadi jalan keluar dari krisis moral dan ekonomi,”

Lia Istifhama juga mengingatkan bahwa koperasi tidak cukup dibangun secara teknokratis. Diperlukan pendekatan spiritual, kultural, dan intelektual agar koperasi bisa tumbuh sebagai gerakan rakyat yang utuh.

“Koperasi harus ditanamkan nilai, bukan sekadar struktur. Harus ada kaderisasi, literasi keuangan, dan etika bisnis. Koperasi harus jujur, amanah, dan akuntabel. Kalau tidak, koperasi hanya jadi papan nama,” tegasnya.

Ia menyebut koperasi yang digerakkan dengan nilai dan semangat perjuangan akan mampu mewujudkan kemakmuran yang adil, merata, dan bermartabat, sesuai dengan impian Bung Hatta dan ajaran Islam.

Ajak Bangkitkan Kembali Koperasi Merah Putih

Mengakhiri pernyataannya, Ning Lia mengajak seluruh masyarakat Indonesia untuk menjadikan Hari Koperasi sebagai momentum kebangkitan.

“Mari kita hidupkan kembali Koperasi Merah Putih. Kita rawat semangat Hatta, kita matangkan dengan etika Islam, dan kita gerakkan bersama rakyat yang berdaulat. Jangan hanya wacana, tapi kita wujudkan dengan karya nyata,” pungkasnya.



Komentar
komentar yang tampil sepenuhnya tanggung jawab komentator seperti yang diatur UU ITE
  • Anggota DPD RI Cantik Ning Lia Istifhama Tentang Koperasi Merah Putih, Harus Berdiri di Atas Etika Ekonomi Islam

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Apa yang Anda pikirkan?

Trending Now