Pengepul kulit di Pasuruan, Matsiroth, raih omzet luar biasa hingga 250 juta saat Idul Adha, berkat peningkatan permintaan kulit sapi dan kambing.
PASURUAN | JATIMSATUNEWS.COM - Hari Raya idul adha Pengepul kulit sapi Dan kambing dapat tersenyum lebar. Dikarenakan omzet mereka naik pesat. Bahkan mencapai 25 Kali lipat.
Salah satu orang yang Merasakan keuntungan tersebut yaitu Matsiroth. Pengepul kulit desa Gempol Baru/kecamatan Gempol, kabupaten Pasuruan ini omzetnya mencapai 250jt.
“Kalau hari biasa, omzet saya perhari 13 – 15 juta. Sedangkan lebaran Idul Adha Ini, bisa sampai 100 – 250jt. ” jelasnya
Omzet tersebut didapatkan dari menjual kulit sapi Dan kulit kambing. Untuk Harga Perkilo kulit sapi dia menjual seharga 7rb Perkilo untuk tahun ini harga kulit sapi menurun.
Kalau kulit kambing dijual tergantung dari lebar dan pendeknya kulit kambing tersebut. Kita jual satuan bukan kiloan.
“kulit sapi saya jual sekitar 7 ribu Perkilo. Untuk kulit kambing Kita jual satuan dengan Harga yang berbeda – beda. Mulai dari 35 hingga 50 Ribu, ” terangnya.
Usaha memang tidak pernah menghianati hasil bagi pria berkacamata dan bertopi ini Jika pendapatannya naik pesat. Usaha kulit ini dia geluti Selama 20 tahun. Yang dimulai dari bekerja sendiri Hingga Sekarang memiliki pekerja sebanyak 15 orang.
“saya sudah lama Mengumpulkan kulit sapi dan kulit kambing ini. Sekitar mulai tahun 2000 hingga saat Ini, ya sekitar sudah 20 tahunanlah. Awalnya saya kerjakan sendiri dari pengambilan kulit hingga pengelolaannya. Alhamdulillah Sekarang saya memiliki 15 pekerja.” ungkapnya.
Pengepul kulit melanjutkan, kulit sapi dan kulit kambing yang dia peroleh dari berbagai tempat. Mulai dari kabupaten Pasuruan hingga merambah ke Sidoarjo dan Surabaya.
Momen Hari Raya Idul Adha Ini, Dia sudah memperoleh 20 – 30 ton kulit sapi. Naiknya cukup pesat dibandingkan tahun sebelumnya.
“Saya kebanyakan ngambil kulit di wilayah Sidoarjo. Ada juga yang dari Pandaan dan Surabaya. Tahun ini ada kebaikan. Hari senin 18 Juni 2024 malam, sudah terkumpul lebih 30 ton, ” tuturnya.
Semua kulit yang dia dapatkan selanjutkan akan diawetkan menggunakan garam. Kemudian dia kirim kepada pengerajin kulit untuk dijadikan Tas, sepatu,jaket serta barang – barang kerajinan lainnya.
“Setelah saya awetkan dengan garam, lalu saya jual kembali kepada pengerajin kulit yang Ada di Garut. Di Sana dijadikan Tas, sepatu, jaket dan barang – barang kerajinan lainnya," Ungkapnya.
Hal yang sama dirasakan oleh penjual kulit Qurban yang bernama Bapak Mustofa dari Desa Gempol Baru kecamatan Gempol yang setiap tahunnya berlangganan menjual kulit hewan Qurban di bapak Matsirot.
Dia mengatakan bahwa senang menjual kulit hewan Qurban kepada Bpk. Matsirot dikarenakan harga yang lebih mahal dibanding pengepul kulit yang lain serta timbangannya secara transparan dan kualitas kulit yang bagus ataupun afkir akan dibeli dengan harga yang berbeda.
"Saya setiap tahun senang berlangganan menjual kulit hewan Qurban kepada Bpk. Matsirot dikarenakan harga yang lebih mahal dari yang lain serta timbangannya yang transparan dan kualitas kulit mulai yang bagus sampai yang afkir tetap diterima namun dengan harga yang beda, "tutupnya.(Mif)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Apa yang Anda pikirkan?