SURABAYA|JATIMSATUNEWS.COM - Kegiatan pengabdian masyarakat berupa pelatihan digital branding dan E-Commerce UMKM oleh tim dosen Stikosa AWS dilaksanakan Minggu (22/6) di Kampung Kue Rungkut, Jalan Rungkut Lor Gang 2, Kelurahan Kalirungkut Surabaya.
Walaupun sudah eksis sebagai salah satu ikon kuliner khas kota Surabaya dan menjadi sentra wisata kuliner khas Jawa Timur, namun mata jeli Mochamad Arkansyah, kordinator tim pengabdian masyarakat dari Stikosa AWS, mengamati bahwa keberadaan Kampung Kue di Jalan Rungkut Lor II kelurahan Kali Rungkut Surabaya ini masih bisa ditingkatkan, khususnya trik menghadapi perkembangan teknik pemasaran di era digital.
Di mata dosen Sekolah Tinggi Ilmu Komunikasi Almamater Wartawan Surabaya (Stikosa AWS) ini, para pelaku UMKM di Kampung Kue Rungkut masih menghadapi berbagai tantangan: mulai dari keterbatasan pengetahuan tentang digital branding, belum optimalnya pemasaran online, hingga minimnya pemanfaatan media sosial dan marketplace secara efektif.
Penelitian dan kesimpulan Arkansyah tersebut mengantarnya untuk mendapat hibah pengabdian dari Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemdikbudristek) tahun 2025. Arkansyah bersama dua anggota tim peneliti yang juga Dosen Stikosa AWS, Ratna Puspitasari dan Yunita, serta beberapa orang mahasiswa Stikosa AWS, mengadakan kegiatan pelatihan Digital Branding dan E-Commerce UMKM di Kampung Kue Rungkut Surabaya melalui Program Hibah Pengabdian Masyarakat Pemula tahun 2025 yang didanai oleh Kemdikbudristek.
Pelatihan pertama berupa workshop digital branding dan identitas visual usaha. Peserta diajak memahami pentingnya membangun citra usaha yang konsisten, mulai dari logo, warna, hingga cara komunikasi produk.
Dilanjutkan dengan pelatihan fotografi produk menggunakan ponsel, untuk meningkatkan tampilan visual produk yang akan dipasarkan secara digital.
Pada sesi manajemen media sosial, peserta belajar membuat konten promosi, menjadwalkan unggahan, dan mengenal platform yang sesuai dengan target pasar mereka. Dalam tahap pendampingan konten dan penjadwalan unggahan, peserta menerapkan ilmu yang telah diperoleh secara langsung dan berkelanjutan. Pelatihan ditutup dengan sosialisasi e-commerce dan marketplace, mengenalkan cara berjualan online melalui platform yang sudah ada, serta strategi mengelola toko digital.
Pelatihan tersebut diikuti dengan penuh minat oleh para perajin kue yang sebagian besar adalah ibu-ibu. Salah satu peserta pelatihan menyatakan sangat gembira mendapat ilmu tentang digital marketing dan cara pemasaran e-commerce dan marketplace yang sedang hit.
“Pelatihan ini dapat menjadi pemicu transformasi digital UMKM di Kampung Kue Rungkut, agar lebih berdaya saing dan mampu menjangkau pasar yang lebih luas” ujar Arkansyah.
Sejak awal berdiri, tahun 2005, Kampung Kue Rungkut menjadi contoh inspirasi yang bagus, bagaimana industri rumahan dapat berkembang dan menjadi solusi untuk menambah pendapatan keluarga. Hingga kini terdapat sekitar 70 varian kue tradisional yang diproduksi oleh ibu-ibu warga Rungkut Lor Gang 2, Kelurahan Kalirungkut Kecamatan Rungkut Surabaya.
“Melalui kegiatan pengabdian masyarakat ini, pihak perguruan tinggi bisa memberikan kontribusi keilmuan untuk lebih memaksimalkan potensi yang ada di kampung kue Rungkut” ujar Dosen Stikosa AWS ini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Apa yang Anda pikirkan?