Banner Iklan

Anugerah Budaya Di Museum Mpu Tantular, Merawat Akar Bangsa di Tengah Derasnya Zaman

17 Juni 2025 | 01.14 WIB Last Updated 2025-06-16T18:17:04Z

Menjaga akar bangsa, Museum Mpu Tantular mempersembahkan warisan budaya Jawa Timur yang abadi, menginspirasi generasi di tengah derasnya zaman./Dok,Zeera,JSN.


SIDOARJO | JATIMSATUNEWS.COM

Dipertengahan derasnya arus modernitas, sekelompok budayawan dari berbagai daerah berkumpul di Museum Mpu Tantular, Sidoarjo, pada Minggu siang (15/6/2025). 

Dalam balutan aroma dupa, Denting gamelan, serta gemuruh jaranan dan bantengan, Persatuan Budayawan Jagad Suwung Nusantara (PBJSN) menggelar Anugerah Insan Peduli Budaya, sebuah perhelatan sakral yang lebih dari sekadar seremoni tahunan.

Acara ini menjadi ruang kontemplatif untuk meneguhkan kembali bahwa budaya lokal bukan hanya warisan, tetapi sumber nilai spiritual dan moral yang membentuk karakter bangsa.

Wakil Bupati Sidoarjo, Mimik Idayana, hadir menyampaikan pesan yang menyentuh:

"Kita tidak bisa membangun generasi tanpa karakter. Dan karakter itu lahir dari budaya lokal yang kita rawat bersama. Budaya adalah akar pendidikan kita yang sesungguhnya," ujarnya.

Didampingi Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Sidoarjo, Tirto Adi, Wabup Mimik menyimak berbagai sajian seni tradisional yang tampil sederhana namun penuh makna mulai dari gamelan, sesaji, hingga tarian-tarian tradisional yang menghidupkan kembali energi dari bumi sendiri.

Salah satu momen penting dalam acara ini adalah penyerahan Surat Keputusan (SK) Padepokan Jagad Suwung kepada Shri Suryo Langgeng, yang akrab disapa Ki Suryo tokoh spiritual dan budayawan lintas generasi. Penyerahan dilakukan langsung oleh Ketua Umum PBJSN, Sayudi.



"Padepokan bukan sekadar tempat berkumpul, tapi pusat pembelajaran nilai-nilai adiluhung. Ki Suryo kami percaya sebagai suluh dalam zaman yang semakin gelap," tegas Sayudi.

Menerima amanah tersebut, Ki Suryo menyampaikan tekadnya,

"Kami ingin menjadikan padepokan sebagai ruang penyembuhan batin, pendidikan karakter, dan pelestarian budaya. 

Bukan hanya tempat berkesenian, tapi tempat membangun peradaban batin," katanya mantap.

Penghargaan khusus juga diberikan kepada Sujani, S.Sos, sebagai Tokoh Masyarakat Peduli Seni dan Budaya Nusantara. Sosok yang selama ini konsisten mendampingi komunitas seni di tingkat akar rumput itu mengaku terharu menerima apresiasi tersebut.

"Saya tidak pernah membayangkan mendapat penghargaan ini. Tapi selama budaya kita jaga dengan hati, bangsa ini tidak akan pernah kehilangan arah," ujarnya lirih.

Sebagai penutup, pertunjukan campursari, jaranan, dan bantengan menutup rangkaian acara dengan khidmat dan meriah. Tak ada yang artifisial seluruh rangkaian terasa mengalir dan menyatu dengan denyut kehidupan.

Ketua PBJSN, Sayudi, menegaskan bahwa penghargaan ini bukanlah akhir, tetapi awal dari gerakan kebudayaan yang berkelanjutan.

"Budaya bukan barang mati di etalase museum. Ia hidup dalam langkah, hati, dan karya kita semua," pungkasnya.(zeera)


Komentar
komentar yang tampil sepenuhnya tanggung jawab komentator seperti yang diatur UU ITE
  • Anugerah Budaya Di Museum Mpu Tantular, Merawat Akar Bangsa di Tengah Derasnya Zaman

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Apa yang Anda pikirkan?

Trending Now