Foto: Ilfi Nur Diana
MALANG | JATIMSATUNEWS.COM -
Salah satu faktor penting dalam kemajuan organisasi ialah sisi leadership. Dalam suatu organisasi, baik
formal atau non formal, pemimpin yang berada di puncak struktural memegang
peran strategis dalam menentukan arah dan keseimbangan organisasi. Arah yang
menuju pada masa depan yang lebih baik, dan keseimbangan organisasi yang
bermuara pada pengokohan kekuatan internal.
Dalam
mengkaji bagaimana sosok pemipin yang ideal di lintas organisasi, buku
"Kepemimpinan Islami" besutan Ilfi Nur Diana dapat menjadi salah satu
rujukan kaum akademis. Pasalnya, buku yang terbit tahun 2023 itu secara
komprehensif menjabarkan beberapa titik sentral yang harus dipahami oleh
seorang pemimpin, termasuk para calon pemimpin.
Secara
urutan pembahasan, buku terbitan UIN Maliki Press itu terdiri dari tujuh bab,
diantaranya ialah definisi pemimpin, pandangan klasik tentang kepemimpinan,
evolusi teori kepemimpinan, paradigma baru teori kepemimpinan, kepemimpinan
dalam islam, hal yang membahayakan dari seorang pemimpin, dan diakhiri denga
puncak kepemimpinan.
Melalui
tujuh bab di atas, penulis tampaknya ingin memberikan pemahaman pada pembaca
tentang urgensi studi kepemimpinan yang mengalami perkembangan dari masa ke
masa. Tidak hanya itu, pengalaman Ilfi Nur Diana dalam memimpin beberapa
organisasi juga masuk dalam pembahasan buku sebagai ajang refleksi atas beragam
lintasan teori para ahli di zamannya masing-masing.
Harapannya,
melalui buku "Kepemimpinan Islami" ini, akan lahir sosok pemimpin
yang ideal dalam menjalankan roda kepemimpinan di suatu organisasi. Mengingat
organisasi secara sederhana adalah sekumpulan orang yang bersatu dalam sistem
yang sama dan memiliki tujuan yang sama. Sehingga, pemimpin juga harus
mengetahui bagaimana cara pengelolaan kerja dan kinerja para anggota dalam
menjalankan tugas dan mencapai tujuan bersama.
Lebih
jauh lagi, di setiap organisasi ada istilah "kinerja" yang menjadi
salah satu objek evaluasi dari para pimpinan. Mengingat kinerja para anggota
sangat mempengaruhi bagaimana kualitas pergerakan suatu organisasi. Oleh
karenanya, mengelola dan mengawasi kinerja juga membutuhkan ilmu sebagai
sandaran dalam mengawal dinamika kinerja para anggota dalamm suatu organisasi.
Untuk
memahami kinerja secara lebih jauh, Ilfi Nur Diana juga menerbitkan buku
berjudul "Manajemen Kinerja Islami". Di dalamnya, sosok yang
dinobatkan sebagai perempuan inspiratif 2024 itu menjelaskan secara terperinci
tentang dinamika kinerja dari sudut pandang islam. Hal itu terbukti dari adanya
ayat-ayat al-Qur'an dan hadist nabi sebagai sandaran argumentasi sampai menguncup
pada sebuah kesimpulan.
Buku
yang terdiri dari sepuluh bab itu membahas tentang konsep, ruang lingkup, umpan
balik, kompensasi, nilai, sampai pada pengukuran kinerja berbasis keislaman.
Pastinya, semua pembahasan tersebut adalah bagian dari bekal seorang
organisatoris dalam menanggapi dan mengelola kinerja berbasis islami.
Melalui
buku "Manajemen Kinerja Islami", Ilfi Nur Diana ingin menunjukkan
bagaimana peran ajaran islam sudah memberikan petunjuk tentang batas ideal yang
seharusnya dikawal oleh seorang pemimpin dalam mengelola dan mengawasi kinerja
seluruh anggota. Sehingga, muncul kesadaran bahwa Islam mendukung penuh
terhadap penguatan kualitas kinerja anggota yang ramah dan profesional.
Selain
menjabat Wakil Rektor II di UIN Malang, Ilfi Nur Diana juga bergelut dalam
dunia pesantren. Sosoknya yang akrab dengan santri dan pengelolaan pesantren
membuatnya mengerti betul bagaimana dinamika pesantren. Mulai dari sisi
pembelajaran, tradisi, hingga kepemimpinan sebagai puncak organisasi. Sehingga,
tak heran jika dua bukunya tentang kepemimpinan dan manajemen kinerja berbasis
islam.
Terakhir,
sebagai sosok santri yang memiliki ketulusan jiwa pemimpin, hal itu semakin
terlihat dari prinsip yang dipegang teguh Ilfi Nur Diana: “Pemimpin itu menggerakkan,
bukan memerintahkan. Pemimpin harus punya gagasan luas, bukan sekedar
menjalankan rutinitas. Pemimpin itu harus dapat mengimplementasikan gagasan,
bukan sekedar merencanakan. Pemimpin itu harus dapat memanage resiko dan memitigasi, bukan takut dan lari”.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Apa yang Anda pikirkan?