Banner Iklan

Ilfi Nur Diana: Sosok Santri yang Pakar Manajemen

M. Kholilur Rohman
26 Mei 2025 | 07.26 WIB Last Updated 2025-05-26T03:32:03Z

 

Foto: Ilfi Nur Diana

MALANG | JATIMSATUNEWS.COM - Salah satu faktor penting dalam kemajuan organisasi ialah sisi leadership. Dalam suatu organisasi, baik formal atau non formal, pemimpin yang berada di puncak struktural memegang peran strategis dalam menentukan arah dan keseimbangan organisasi. Arah yang menuju pada masa depan yang lebih baik, dan keseimbangan organisasi yang bermuara pada pengokohan kekuatan internal.

Dalam mengkaji bagaimana sosok pemipin yang ideal di lintas organisasi, buku "Kepemimpinan Islami" besutan Ilfi Nur Diana dapat menjadi salah satu rujukan kaum akademis. Pasalnya, buku yang terbit tahun 2023 itu secara komprehensif menjabarkan beberapa titik sentral yang harus dipahami oleh seorang pemimpin, termasuk para calon pemimpin.

Secara urutan pembahasan, buku terbitan UIN Maliki Press itu terdiri dari tujuh bab, diantaranya ialah definisi pemimpin, pandangan klasik tentang kepemimpinan, evolusi teori kepemimpinan, paradigma baru teori kepemimpinan, kepemimpinan dalam islam, hal yang membahayakan dari seorang pemimpin, dan diakhiri denga puncak kepemimpinan.

Melalui tujuh bab di atas, penulis tampaknya ingin memberikan pemahaman pada pembaca tentang urgensi studi kepemimpinan yang mengalami perkembangan dari masa ke masa. Tidak hanya itu, pengalaman Ilfi Nur Diana dalam memimpin beberapa organisasi juga masuk dalam pembahasan buku sebagai ajang refleksi atas beragam lintasan teori para ahli di zamannya masing-masing.

Harapannya, melalui buku "Kepemimpinan Islami" ini, akan lahir sosok pemimpin yang ideal dalam menjalankan roda kepemimpinan di suatu organisasi. Mengingat organisasi secara sederhana adalah sekumpulan orang yang bersatu dalam sistem yang sama dan memiliki tujuan yang sama. Sehingga, pemimpin juga harus mengetahui bagaimana cara pengelolaan kerja dan kinerja para anggota dalam menjalankan tugas dan mencapai tujuan bersama.

Lebih jauh lagi, di setiap organisasi ada istilah "kinerja" yang menjadi salah satu objek evaluasi dari para pimpinan. Mengingat kinerja para anggota sangat mempengaruhi bagaimana kualitas pergerakan suatu organisasi. Oleh karenanya, mengelola dan mengawasi kinerja juga membutuhkan ilmu sebagai sandaran dalam mengawal dinamika kinerja para anggota dalamm suatu organisasi.

Untuk memahami kinerja secara lebih jauh, Ilfi Nur Diana juga menerbitkan buku berjudul "Manajemen Kinerja Islami". Di dalamnya, sosok yang dinobatkan sebagai perempuan inspiratif 2024 itu menjelaskan secara terperinci tentang dinamika kinerja dari sudut pandang islam. Hal itu terbukti dari adanya ayat-ayat al-Qur'an dan hadist nabi sebagai sandaran argumentasi sampai menguncup pada sebuah kesimpulan.

Buku yang terdiri dari sepuluh bab itu membahas tentang konsep, ruang lingkup, umpan balik, kompensasi, nilai, sampai pada pengukuran kinerja berbasis keislaman. Pastinya, semua pembahasan tersebut adalah bagian dari bekal seorang organisatoris dalam menanggapi dan mengelola kinerja berbasis islami.

Melalui buku "Manajemen Kinerja Islami", Ilfi Nur Diana ingin menunjukkan bagaimana peran ajaran islam sudah memberikan petunjuk tentang batas ideal yang seharusnya dikawal oleh seorang pemimpin dalam mengelola dan mengawasi kinerja seluruh anggota. Sehingga, muncul kesadaran bahwa Islam mendukung penuh terhadap penguatan kualitas kinerja anggota yang ramah dan profesional.

Selain menjabat Wakil Rektor II di UIN Malang, Ilfi Nur Diana juga bergelut dalam dunia pesantren. Sosoknya yang akrab dengan santri dan pengelolaan pesantren membuatnya mengerti betul bagaimana dinamika pesantren. Mulai dari sisi pembelajaran, tradisi, hingga kepemimpinan sebagai puncak organisasi. Sehingga, tak heran jika dua bukunya tentang kepemimpinan dan manajemen kinerja berbasis islam.

Terakhir, sebagai sosok santri yang memiliki ketulusan jiwa pemimpin, hal itu semakin terlihat dari prinsip yang dipegang teguh Ilfi Nur Diana: “Pemimpin itu menggerakkan, bukan memerintahkan. Pemimpin harus punya gagasan luas, bukan sekedar menjalankan rutinitas. Pemimpin itu harus dapat mengimplementasikan gagasan, bukan sekedar merencanakan. Pemimpin itu harus dapat memanage resiko dan memitigasi, bukan takut dan lari”.

 


Komentar
komentar yang tampil sepenuhnya tanggung jawab komentator seperti yang diatur UU ITE
  • Ilfi Nur Diana: Sosok Santri yang Pakar Manajemen

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Apa yang Anda pikirkan?

Trending Now