![]() |
Pihak Arema FC meminta maaf kepada Persik Kediri usai insiden pelemparan batu ke bus Persik selepas laga di Stadion Kanjuruhan, Malang (11/5)./Instagram @aremafcofficial |
MALANG | JATIMSATUNEWS.COM - Arema FC melalui beberapa jajarannya meminta maaf kepada Persik Kediri atas tragedi pelemparan batu ke bus tim Persik.
Pelemparan batu ini terjadi usai pertandingan Arema FC vs Persik Kediri di Stadion Kanjuruhan, Malang pada Minggu, 11 Mei 2025 pada sore WIB.
Akibat insiden tersebut, ada yang mengalami luka yakni pelatih Persik Divaldo Alves dan asisten pelatih Antonio Claudio.
Panitia Pelaksana (Panpel) Arema FC sekaligus Ketua Komite Pengorganisasi Lokal (LOC), Erwin Hardiyono bersama Petugas Keamanan Arema FC, Bram Hady Sulthon menyampaikan keprihatinan dan permintaan maaf atas insiden tersebut.
"Kami sangat menyesalkan dan meminta maaf sebesar-besarnya kepada tim Persik Kediri atas kejadian yang tidak terpuji ini," ujar Erwin Hardiyono dalam keterangan persnya yang dikutip dari laman resmi Arema FC.
Menurut rilis tersebut, insiden pelemparan terjadi di luar area Stadion Kanjuruhan, tepatnya di ruas jalan yang dilalui bus Persik Kediri menuju Kota Malang.
"Beruntung, kejadian tersebut tidak menyebabkan kerugian berupa cedera atau luka berarti pada pemain maupun official tim Persik," imbuh rilis tersebut.
Bram Hady Sulthon juga menambahkan, pihak panpel dan Presidium Aremania Utas sebenarnya telah melakukan antisipasi dengan turut melakukan pengawalan terhadap bus tim tamu, dan bekerja sama dengan pihak kepolisian.
Namun, oknum suporter yang tidak bertanggung jawab dianggapnya telah melakukan tindakan pelemparan di jalan.
"Kami sudah berupaya semaksimal mungkin untuk mencegah hal ini terjadi dengan melakukan pengawalan. Namun, ada oknum yang melakukan tindakan tidak bertanggung jawab di luar kendali kami," beber Bram.
Menyikapi kejadian ini, Panpel Arema FC bersama Presidium Aremania Utas dan pihak kepolisian akan terus melakukan evaluasi.
Langkah ini diambil untuk mengidentifikasi potensi kerawanan dan meningkatkan langkah-langkah pencegahan pada laga-laga mendatang.
Erwin Hardiono juga menegaskan, pihaknya akan menyosialisasikan secara lebih intensif mengenai perlunya menjunjung tinggi sportivitas dan fair play selama memberikan dukungan, terlepas dari apa pun hasil pertandingan. Ini berlaku di dalam maupun di luar stadion.
Saat ini, pihak keamanan tengah fokus melakukan pengejaran terhadap pelaku pelemparan.
Panpel Arema FC turut menduga bahwa tindakan tersebut dilakukan oleh oknum yang sengaja ingin memperkeruh suasana dan mencederai kondusivitas yang selama ini terjaga dengan baik.
![]() |
Batu yang dilemparkan ke bus Persik Kediri setelah meninggalkan Stadion Kanjuruhan Malang pada Minggu (11/5)./Instagram @nusantara.ballers |
Kemudian, melalui tayangan video yang diunggah akun Instagram resmi Arema FC pihak Persik juga telah menerima permintaan maaf dari Arema.
"Saya dari perwakilan Persik sangat menyayangkan apa yang terjadi saat bus kami mau perjalanan pulang," ungkap salah seorang perwakilan Persik.
"Pelaku harus ditangkap dan dimintai keterangan mengenai motif di balik tindakan melempar batu ke bus kami," imbuhnya.
Ia mendukung langkah Arema FC untuk meminta bantuan pihak kepolisian dalam mencari pelaku insiden pelemparan bus.
"Kami hanya bisa mendukung, mendoakan, dan memberikan semangat kepada teman-teman Aremania yang sedang berusaha membangun kembali setelah Tragedi Kanjuruhan. Ini adalah awal yang berat bagi mereka," lanjutnya.
Persik kini menunggu informasi lebih lanjut dari Arema FC dan berharap insiden serupa tidak terulang di masa mendatang. "Saya yakin teman-teman Arema FC masih memiliki semangat dan harapan. Dan, kami dari Persik berterima kasih atas perhatian yang diberikan," tandasnya.
Insiden ini pun menuai kecaman dari warganet. Mereka geram karena menganggap pihak Arema FC tidak bisa mencegah kerusuhan usai Tragedi Kanjuruhan pada 1 Oktober 2022.
Tragedi itu memakan korban jiwa 135 nyawa yang kemudian mengundang perhatian khusus dari segala penjuru dunia termasuk FIFA.
Stadion Kanjuruhan pun kemudian direnovasi guna memperbaiki kekurangan terutama dalam aspek fasilitas keamanan dan keselamatan di stadion.
Biaya renovasi Stadion Kanjuruhan pun tidak sedikit karena harus menggunakan dana pemerintah senilai Rp 365 miliar.
Pertandingan Derbi Jawa Timur antara Arema FC vs Persik Kediri pada pekan ke-32 BRI Liga 1 2024/25 merupakan laga pertama digelar kembali di Stadion Kanjuruhan.
Tetapi, hasil pertandingan 0-3 untuk kemenangan Persik tampak menjadi pemicu tragedi pelemparan batu tersebut.
Ini membuat warganet marah karena menilai suporter Arema tidak dewasa dalam menyikapi hasil pertandingan olahraga khususnya sepak bola yang sudah pasti menang, imbang, dan kalah.
Mereka juga menyuarakan di kolom komentar unggahan akun Instagram Arema agar klub berjuluk Singo Edan ini mendapat hukuman. Ada yang mengharapkan Arema dibekukan, ada yang menyarankan Arema didegradasi ke Liga 4.
Mereka pun tidak menginginkan hukumannya hanya berupa denda uang seperti yang biasa dilakukan Komite Disiplin PSSI terhadap pelanggaran di sepak bola nasional.
Arema FC pun masih akan memiliki pertandingan kandang pada pekan terakhir yakni pekan ke-34 dengan menjamu Semen Padang pada Minggu, 25 Mei 2025 pukul 15.30 WIB. ***
Penulis: YAN
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Apa yang Anda pikirkan?