Banner Iklan

Polemik Rasisme di Liga 1, Suporter Surabaya Dukung Saudara Setanah Air di Papua

Admin JSN
04 Mei 2025 | 14.39 WIB Last Updated 2025-05-04T09:53:47Z
Pemain Timnas Indonesia yang memperkuat tim Malut United di Liga 1, Yakob Sayuri dan Yance Sayuri mendapat rasisme./Instagram @appi.official

SURABAYA | JATIMSATUNEWS.COM - Polemik rasisme terjadi di sepak bola tanah air, tepatnya di kompetisi BRI Liga 1 2024/25.

Kejadian ini meletus usai pertandingan Malut United vs Persib Bandung pada Jumat, 2 Mei 2025 yang berakhir dengan skor 1-0 untuk kemenangan Malut.

Gol tunggal Malut United dicetak Wahyu Prasetyo pada menit ke-65 di Stadion Gelora Kie Raha, Ternate.

Usai pertandingan, dua pemain Malut United asal Papua, Yakob Sayuri dan Yance Sayuri mendapat komentar rasis di media sosial. Terutama di akun Instagram keduanya.

Beberapa akun warganet kemudian mendapat sorotan dari Yakob dan Yance. Apalagi, diantaranya juga menyasar ke anak dan keluarga mereka.

Dua pemain Timnas Indonesia ini tentu tidak terima, terutama ketika sudah menyasar ke keluarga mereka.

"Boleh memaki saya, boleh rasis ke saya, tapi tolong jangan bawa-bawa anak saya," ujar Yance Sayuri.

"Kami bangga menjadi orang Timur," tulis Yakob Sayuri.

Kedua pemain kembar ini kemudian melalui Asosiasi Pesepakbola Profesional Indonesia (APPI) melakukan somasi kepada akun-akun warganet yang melakukan rasis kepada mereka dan keluarganya.

"Kepada saudara pemilik akun Instagram @pikz97_ (Taopik Rohman), @anggarama88 (Rama Ramadan), @rio.ramdani_, @hadifikri04 (Fikri Hadi Nugraha), @gcattur, @kadekagung45 (Kadek Agung Wardana), perihal somasi/teguran terbuka bagi pemilik akun tersebut," bunyi isi surat somasi APPI pada 3 Mei 2025.

"Kami memberi kesempatan waktu 1x24 jam (satu hari) kalender sejak unggahan somasi/teguran terbuka ini kepada para pemilik akun Instagram tersebut untuk bertemu dan meminta maaf secara langsung kepada kami," tulis somasi Sayuri bersaudara.

Menurut somasi tersebut, apabila dalam jangka waktu yang ditetapkan tidak ada tanggapan yang positif dan permintaan maaf secara langsung, maka akan dilakukan upaya hukum secara pidana dengan membuat laporan ke pihak kepolisian.

Perlu diketahui, hukuman pidana untuk tindakan rasis di Indonesia diatur dalam Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2008 tentang Penghapusan Diskriminasi Ras dan Etnis.

Melalui Pasal 16 UU No. 40 Tahun 2008, tercantum bahwa setiap orang yang sengaja menunjukan kebencian atau rasa benci kepada orang lain berdasarkan diskriminasi ras dan etnis, akan dipidana penjara paling lama 5 tahun dan/atau denda paling banyak Rp 500 juta.

Kemudian, penyebaran kebencian melalui media elektronik juga dapat dijerat dengan Pasal 28 ayat (2) UU ITE (UU 1/2024) dengan hukuman penjara maksimal 6 tahun dan/atau denda maksimal Rp 1 miliar

Keseriusan dalam penanganan diskriminasi ras dan etnis ini karena rasisme merupakan tindakan yang bertentangan dengan UUD 1945, khususnya Pasal 27 ayat (1), Pasal 28B ayat (1), Pasal 28D ayat (1), dan Pasal 28I ayat (1) dan ayat (2).

Capo Angky turut mengawal proses penyelesaian kasus rasis yang menimpa Yakob dan Yance Sayuri./Instagram @capo_angky

Merujuk unggahan dari suporter Persipura Jayapura, Capo Angky, salah satu dari pelaku rasisme yakni @hadifikri04 telah meminta maaf secara terbuka melalui akun media sosial.

Dia juga meminta maaf langsung ketika dikunjungi suporter sepak bola nasional yang menemukan tempat tinggalnya.

"Saya meminta maaf kepada Yakob Sayuri dan Yance Sayuri. Saya berjanji tidak akan mengulanginya lagi, baik kepada Yakob dan Yance serta pemain lain," ujarnya dalam video yang dibagikan @capo_angky.

Capo Angky pun berharap para pelaku segera meminta maaf kepada Yakob dan Yance jika tidak ingin menghadapi perkara hukum.

Bahkan, ia menegaskan akan memberlakukan tindakan tegas atas konsekuensi dari keengganan para pelaku untuk beriktikad baik atas kesalahan fatalnya tersebut.

"1x24 jam tidak ada klarifikasi dari kalian, maka kami akan pakai cara kami sebagai anak Papua, yaitu jangan ada atribut kalian di atas tanah Papua," seru Capo Angky sembari menyematkan tagar #AnakPapuaJalanSweeping dan #KamiBukanMonyet.

Seruan meminta iktikad baik dari Capo Angky pun dibagikan banyak suporter dari berbagai daerah. Seperti dari Jakarta, Palembang, Bali, Surabaya, hingga Bandung.

Ya, suporter dari Bandung pun geram dengan ulah suporter Persib Bandung yang diantaranya menjadi oknum dalam kejadian diskriminasi ini.

Mereka berharap kasus ini selesai dan memastikan bahwa suporter Bandung bersama saudara setanah air di Papua dan belahan Indonesia lainnya.

Mereka juga menyayangkan bahwa segelintir orang berbuat jahat tetapi dampaknya justru besar secara general.

Banyak dukungan juga diberikan oleh suporter dari Surabaya, apalagi Capo Angky juga dekat dengan rekan-rekan suporter dari Persebaya Surabaya.

"Kami bersama saudara Papua," tulis Bonek Independent Wani.

Akun IG Arek Liar Suroboyo juga membagikan ulang unggahan tentang "Stop Rasisme" yang dipublikasikan @official.meme.liga.

Banyak pihak tentu berharap kasus rasis dan fasis di sepak bola nasional tidak lagi terjadi di masa depan karena sepak bola pada hakikatnya menyatukan perbedaan.

Persaingan secara kompetitif hanya ada di atas lapangan selama 90 menit. Setelahnya, semua kembali bersatu sebagai sesama insan sepak bola biasa.

"Sepak bola untuk merayakan keberagaman," pesan Yakob dan Yance Sayuri melalui APPI Online. ***

Penulis: YAN


Komentar
komentar yang tampil sepenuhnya tanggung jawab komentator seperti yang diatur UU ITE
  • Polemik Rasisme di Liga 1, Suporter Surabaya Dukung Saudara Setanah Air di Papua

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Apa yang Anda pikirkan?

Trending Now