Secara faktual memang benar-benar berbeda antara anak yang lahir dari orang tua kaya dan anak yang lahir dari orang tua miskin. Hal tersebut sangat berpengaruh pada masa depan anak itu sendiri.
Tentang Privilege atau Keistimewaan
Anak yang lahir dari orang tua yang kaya tentunya memiliki keistimewaan atau privilege yang tentu berbeda dengan keistimewaan dari anak-anak yang lahir dari orang tua yang miskin.
Adalah keniscayaan bahwa setiap anak tidak bisa memilih dari orang tua mana mereka dilahirkan. Hal ini pula yang melatar belakangi saya sebagai perwakilan dari anak yang lahir dari orang tua yang miskin untuk menulis artikel ini.
Bila hidup manusia adalah sebuah games, maka setiap anak yang lahir di dunia akan memiliki petualangan atau game-nya masing-masing. Di mana keistimewaan setiap anak yang lahir di dunia adalah sama, semisal memiliki 3 nyawa dalam satu kali games.
Selanjutnya 3 nyawa dalam satu games itu akan dihabiskan untuk meraih yang namanya masa depan atau bisnis dalam balutan passion untuk survive terhadap hidup yang selalu perlu untuk diperjuangkan.
Setiap anak yang lahir di dunia akan memiliki 3 nyawa untuk melakukan satu jenis game atau perjalanan hidupnya. Namun hal berbeda terjadi ketika seorang anak dari orang tua yang kaya memiliki keistimewaan atau dekeng atau sandaran berupa orang tua yang kaya tadi.
Privilege Anak dari Orang Tua Kaya
Anak yang lahir dari orang tua kaya adalah;
1. Anak dari orang tua kaya punya banyak game
Orang tua kaya tentu saja akan menyediakan matras atau kasur yang empuk bagi anaknya ketika anaknya gagal dalam suatu game, meskipun akhirnya anak orang kaya tersebut akan kehilangan 3 nyawanya lagi dan lagi. Sebagai orang tua kaya akan menyediakan game baru bagi anaknya tersebut.
2. Anak dari orang tua kaya bisa bekerja sesuai keinginan atau passionnya jika mau dan orang tuanya demokratis
Namun sayangnya tidak semua orang tua kaya itu demokratis dan mau mendengarkan apa yang disukai atau passion anaknya. Beberapa dari mereka ingin anaknya sukses dengan melalui jalan yang sama dengan orang tuanya. Ya intinya anak dari orang tua kaya memiliki banyak games yang disediakan oleh orang tuanya, kalau tidak mau dikatakan sebagai banyak uang untuk membeli yang diinginkan anak.
3. Anak dari orang tua kaya tidak bisa dikatakan memulai usaha dari nol
Maaf-maaf ini adalah privilege dari anak orang miskin untuk mengatakan hal yang demikian. Karena tersedianya jurang pembeda dengan anak yang terlahir dari orang tua yang miskin itu tadi. Anak yang lahir dari orang tua kaya memiliki banyak uang untuk memulai usaha, sedangkan anak yang lahir dari orang tua yang miskin harus bekerja mencari uang jika ingin memulai usahanya.
Anak yang terlahir dari orang tua miskin;
1. Mereka benar-benar memulai game dari nol
2. Ketika memiliki impian, bahkan anak dari orang tua miskin memang memiliki cita-cita sekalipun itu adalah terbebani oleh sebuah alasan untuk tetap bertahan hidup
3. Anak orang miskin terkadang harus mengorbankan gamenya, yaitu nyawanya hilang. Hingga ataupun game over yang penting tulus. Berbuat baik memang bukan soal kaya atau miskin, bukan?
Hal ini karena ketika nyawanya telah hilang, anak yang terlahir dari orang tua yang miskin ini akhirnya harus tidak bekerja dengan passionnya dan bahkan mau melakukan pekerjaan yang tidak sesuai dengan minatnya. Karena yang penting adalah berpenghasilan, membantu orang tua untuk menghidupi adik-adiknya. Hingga bahkan setelah menikah nanti, anak dari orang miskin ini akan menjadi generasi sandwich, yaitu menghidupi beberapa anggota keluarganya.
Privilege Anak dari Orang Tua Miskin
Kalau begitu apa sih istimewanya anak yang lahir dari orang tua miskin?
1. Anak yang lahir dari orang tua miskin memiliki hati yang lapang, tangan yang kuat, dan segala yang ditempa sedemikian hebat oleh kehidupan.
2. Anak yang lahir dari orang tua yang miskin boleh memberikan komentar bahwa anak yang lahir dari orang tua yang kaya tidak memulai usahanya dari nol.
3. Anak yang lahir dari orang tua miskin sudah bisa membayangkan dirinya akan menjadi generasi sandwich atau penopang keluarga bahkan saat sudah memiliki keluarga kecil sendiri dan mereka tetap berharap semua akan baik-baik saja dan berdamai dengan hidup.
Sampai di sini harusnya kan sudah paham bahwa analogi tentang anak yang lahir dari keluarga kaya dan anak yang lahir dari keluarga miskin adalah sama sekali berbeda, meski pada perjalanan game-nya atau hidupnya mereka memiliki 3 nyawa yang ingin ditampilkan sama.
Namun jika itu dipukul rata menjadi sebuah game, sungguh anak yang lahir dari keluarga kaya raya akan disediakan game baru yang bisa dibeli oleh orang tuanya. Maka anak yang lahir dari orang tua kaya tentu saja berbeda dengan anak yang lahir dari orang tua yang miskin.
Sebenarnya anak yang terlahir dari orang tua yang kaya itu tidak salah dan orang tuanya pun tidak bisa dipersalahkan. Hal ini karena memang kewajiban orang tua adalah menyediakan fasilitas untuk anaknya, kalau tidak apa gunanya kekayaannya, bukan?
Maka adalah hak istimewa dari anak-anak orang miskin– mereka boleh mengomentari kalau anak-anak orang kaya memang tidak akan memulai game-nya dari nol– karena mereka memiliki bakat alami terlahir kaya, yang tidak seperti anak-anak orang miskin, bukan?
Nah kiranya bagi anak-anak yang terlahir miskin seperti aku yang juga memiliki orang tua yang miskin, tentu saja tidak perlu capek-capek mengomentari kehidupan anak-anak dari keluarga atau orang tua yang kaya. Hal ini karena, perbuatan itu sama sekali tidak membantu untuk menjadi kaya atau hanya buang-buang waktu saja.
Kiranya kita yang lahir dari keluarga kaya, maka gunakanlah kekayaan secara bijak dan menunjang game yang kita mainkan atau ingin berganti game? Baiklah silakan berganti game, karena orang tua toh bisa membeli berapapun game yang kita minta.
Namun bagi anak-anak yang lahir dari keluarga miskin, janganlah berkecil hati. Hal ini karena sesungguhnya setiap manusia– harusnya sih memiliki kesempatan yang sama– kalau ingin hidup sehat, berguna, dan tidak menyesal.
Adalah sebuah pepatah Jawa kuno yang dapat kita teladani:
"Wong telaten kui panen", yaitu orang yang bersungguh-sungguh maka dia akan mendapatkan.
Atau dalam pepatah Arabnya adalah:
"Man Jadda Wajada", artinya siapa yang bersungguh-sungguh pasti akan mendapatkannya.
Semoga apapun kita dan terlahir dari orang tua yang kita tidak bisa pilih ini, tetap berkesadaran untuk tetap saling menghormati dan kerelaannya dalam saling membangun negeri Indonesia tercinta. Orang kaya dan miskin tetap harus taat membayar pajak. Hingga terciptanya Damai Indonesiaku.
Qoni
Semoga tetap semangat dan tidak lelah berjuang bagi anak-anak yang lahir dari orang tua miskin khususnya
BalasHapus