Banner Iklan

Kesenjangan Kompetensi Hambat Pekerja Disabilitas Masuk Industri

Muh. Rahmani Hafidzi
10 Desember 2025 | 18.12 WIB Last Updated 2025-12-11T07:12:38Z

May Lia Elfina, Psikolog Universitas Muhammadiyah Malang

MALANG | JATIMSATUNEWS.COM — Psikolog dan dosen Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Malang (UMM), May Lia Elfina, yang dikenal aktif berkolaborasi dengan Lingkar Sosial Indonesia dalam pendampingan penyandang disabilitas, mengungkapkan masih adanya kesenjangan besar antara semangat individu berkebutuhan khusus (IBK) untuk bekerja dan terbatasnya akses pelatihan yang mereka butuhkan. Hal ini disampaikan dalam wawancara di Fakultas Psikologi UMM, Rabu (10/12/2025).

Menurut May Lia, hasil penelitiannya menunjukkan bahwa banyak penyandang disabilitas memiliki career self-efficacy yang baik, artinya mereka meyakini kemampuan diri dan prospek kariernya, namun keyakinan itu belum diimbangi dengan kesempatan pengembangan kompetensi yang memadai.

“Mereka punya keinginan kuat untuk berkembang. Banyak klien saya yang selalu bertanya ingin ikut kegiatan atau pelatihan. Namun keterbatasan dana membuat mereka tidak bisa mengakses training yang dibutuhkan,” jelasnya.  

Ia menambahkan, sejumlah perusahaan sebenarnya membuka peluang kerja bagi penyandang disabilitas, namun kualifikasi kompetensi yang dibutuhkan sering kali tidak dapat dipenuhi karena minimnya pendidikan vokasional.

“Perusahaan ingin merekrut, tetapi sourcenya tidak ada,” tegasnya.  

Selama bekerja bersama Lingkar Sosial Indonesia dan komunitas disabilitas lainnya, May Lia melihat perlunya penguatan ekosistem pemberdayaan, mulai dari akademisi, praktisi, pemerintah, pelaku industri, hingga organisasi penyandang disabilitas. Menurutnya, OPDs (Organization People with Disabilities) memiliki peran penting menjaga keberlanjutan pendampingan.

Ia juga menilai bahwa pemerintah perlu hadir lebih kuat, tidak hanya dalam bentuk bantuan material, tetapi juga membuka akses terhadap program riset, pengabdian, dan ruang kolaborasi lintas sektor. 

“Kita tidak bisa bergerak mudah ketika pemerintah kurang proaktif. Akses dari pemerintah dapat menjadi katalisator untuk mempelajari dan memberdayakan IBK secara lebih luas,” ujarnya.  


Komentar
komentar yang tampil sepenuhnya tanggung jawab komentator seperti yang diatur UU ITE
  • Kesenjangan Kompetensi Hambat Pekerja Disabilitas Masuk Industri

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Apa yang Anda pikirkan?

Trending Now