Banner Iklan

Hampir Tutup, Kini Bangkit: Kisah Kafe Mbah Buyut House dan Pemiliknya

Admin JSN
01 Desember 2025 | 08.46 WIB Last Updated 2025-12-01T01:46:37Z

 

Tampak depan Kafe Mbah Buyut House
(Sumber: dokumentasi pribadi)

FEATURE | JATIMSATUNEWS.COM - Berbulan-bulan kafe ini dibiarkan menatap sunyi. Pengunjung jarang datang, kursi-kursinya lebih sering kosong, dan pemiliknya berkali-kali dilanda keinginan menyerah. Di saat teman-teman seusianya sibuk berkuliah, ia justru masih berada di tempat yang sama, menjaga usaha yang tidak maju, tetapi juga tidak mundur. Namun, setiap kali niat menutup kafe itu muncul, ia selalu teringat nasihat ayahnya, “Lihat dulu besok. Kalau besok datang, lihat lagi besoknya. Terus begitu.”

Kegigihan untuk terus menunggu “besok” itulah yang perlahan menghidupkan kembali kursi-kursi yang lama tak terisi. Ketekunan itu pula yang membuatnya mengurungkan keputusan untuk menutup usaha ini selamanya.

Dua tahun setelah masa-masa kelam itu, saya duduk di sudut kafe yang ia bangun sejak usia 18 tahun. Dino Junior Pradana, kini berusia 21 tahun, menggenggam kedua tangannya di atas meja, seolah menyimpan kisah-kisah yang siap diceritakan kapan saja. Ia adalah pemilik Kafe Mbah Buyut House yang berdiri di sudut Desa Kalen, Kecamatan Dlanggu, Mojokerto.

Sejak sekolah dasar, Dino sudah dibiasakan mandiri dengan menjaga warung orang tuanya. Ia juga sempat belajar perkopian pada tahun 2020, tepat di masa pandemi. Ilmu itu ia rasa sayang jika hanya menjadi pengetahuan pribadi. Dari situlah keberanian dan kemandiriannya tumbuh.

Kafe ini berdiri sejak Oktober 2022, yang kala itu belum layak disebut kafe, melainkan kedai kopi sederhana.

Namun perjalanan usaha tak pernah lurus. Pertengahan 2023 menjadi titik terendah. Dino sempat ingin menutup kafe itu selamanya karena kalah saing dengan kompetitor lain. Berbulan-bulan sepi pengunjung membuatnya goyah. Meski begitu, tekad bertahannya jauh lebih kuat. Ia tidak ingin menyerah begitu saja. Perlahan, pengunjung mulai kembali datang.

Pada Desember 2023, ia memutuskan melakukan renovasi besar-besaran—mengubah konsep, tata ruang, dan berbagai aspek lainnya. Sepekan setelah dibuka kembali pada Februari 2024, seorang kreator konten bernama Mas Soleh mengunggah video tentang kafe ini. Video itu viral di media sosial, menjangkau banyak orang, dan seakan memberi Kafe Mbah Buyut House kesempatan kedua.

Suasana Kafe Mbah Buyut House ketika pengunjung mulai ramai kembali.
(Sumber: dokumentasi pribadi)

“Realitas di luar ekspektasi, kami belum siap seratus persen. Tapi takdirnya, siap tidak siap ya harus siap,” tutur Dino sambil tersenyum. Salah satu strategi yang ia perkuat ialah penggunaan media sosial, agar lebih banyak orang mengenal kafe ini.

Kemampuan beradaptasi menjadi kunci. Selain belajar perkopian, Dino mempelajari segmen pasar. Baginya, kunci usaha adalah membuat pengunjung mau kembali lagi, bukan hanya datang sekali. Karena itu, ia menguatkan menu makanan dibandingkan minuman. “Kami ingin orang ke sini pasti makan,” ujarnya.

Tantangan lain adalah menyusun menu yang berkualitas dengan harga tetap terjangkau. Prinsip itu ia jalankan agar pembeli tidak ragu kembali lagi. Dan benar saja—saya pun menjadi salah satu pelanggan yang kembali untuk mencoba menu lain.

Ketika ditanya hikmah dari perjalanan ini, Dino menjawab bahwa pelajaran terbesar baginya adalah kedewasaan. Berinteraksi dengan staf yang memiliki karakter berbeda membuatnya belajar mengayomi, membimbing, dan merangkul mereka.

Seiring berkembangnya usaha, keyakinannya ikut tumbuh. Ia belajar tetap rendah hati, tidak terlena oleh hasil, dan terus bersyukur.

Untuk anak muda masa kini, Dino menyampaikan pesan agar tidak terlena oleh masa muda. “Tindakan kita sekarang akan berimbas pada masa depan. Kalau tidak mulai sekarang, kapan lagi? Hidup kita ya kita sendiri yang menentukan,” katanya. Prinsip itu pulalah yang membuatnya teguh dan tidak mencari jalan pintas.

Ia sempat merasa tertinggal karena teman-temannya mulai berkuliah sementara ia sibuk menjaga bisnisnya tetap hidup. Padahal tanpa ia sadari, ia justru memulai lebih dahulu. Ia jatuh dan bangun lebih cepat, dan itu membuatnya selangkah lebih matang, bukan tertinggal.

---

Anny Tsaniyah
Mahasiswa Universitas Negeri Surabaya

Komentar
komentar yang tampil sepenuhnya tanggung jawab komentator seperti yang diatur UU ITE
  • Hampir Tutup, Kini Bangkit: Kisah Kafe Mbah Buyut House dan Pemiliknya

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Apa yang Anda pikirkan?

Trending Now