![]() |
| Gambar. Kegiatan Summer Course di Universitas Brawijaya Fakultas Teknologi Pertanian |
ARTIKEL | JATIMSATUNEWS.COM - Siapa sangka, ilmu fisika yang selama ini identik dengan hitungan rumit, atom, dan instrumentasi canggih, ternyata memiliki peran besar dalam dunia pertanian modern? Inilah pengalaman baru yang saya rasakan sebagai mahasiswa Fisika UPN “Veteran” Jawa Timur setelah mengikuti National Summer Course yang diselenggarakan Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Brawijaya (FTP UB).
Selama tiga bulan, saya mengikuti seluruh rangkaian kegiatan secara daring. Program ini mengangkat tema besar “Innovative Agricultural Technologies for Future Food Security, Green Industry and Environment Sustainability.” Materi yang diberikan meliputi teknologi pangan masa depan, agroindustri, biosistem dan bioproses, kecerdasan buatan untuk pertanian presisi, hingga Internet of Things (IoT) dan konektivitas sistem pertanian berkelanjutan.
Pada awal kegiatan, peserta diperkenalkan dengan para pemateri serta jadwal lengkap program. Kelas berlangsung dari Senin hingga Jumat setiap pagi dengan topik yang sangat beragam, mulai dari teknologi proses pangan, sistem pascapanen, pengolahan limbah, manajemen sumber daya alam, hingga monitoring kesehatan tanaman berbasis teknologi.
Selain penyampaian materi, peserta juga diberikan tugas individu maupun kelompok dengan tenggat waktu tertentu. Program ini ditutup dengan International Seminar Participation (ICIBS) sebagai wadah mahasiswa untuk tampil dalam forum akademik berskala internasional.
Pada 23 Juni 2025 Saya mengikuti kelas teknologi bakery dan pangan fungsional, serta mikrobiologi pangan sehingga memahami bagaimana pangan dikembangkan melalui kajian ilmiah. Pada 24 Juni 2025 Saya terlibat dalam praktik pengolahan tepung porang menjadi jelly drink dan mie, sekaligus mempelajari potensi porang sebagai komoditas unggulan Indonesia. Pada 25 Juni 2025 saya melakukan Pelatihan pembuatan roti fungsional berbahan tambahan tepung ubi yang membuka wawasan saya tentang tren pangan sehat. Dan pada hari terakhir belajar penerapan AI dan IoT dalam pertanian presisi yang memperlihatkan teknologi sensor dan data sebagai masa depan sektor pertanian.
Dari rangkaian tersebut, saya mulai melihat hubungan kuat antara ilmu fisika dan teknologi pertanian. Misalnya, pemanfaatan sensor optik dan fotonik untuk mendeteksi kondisi tanaman, pemodelan cuaca berbasis dinamika fluida, serta penggunaan teknologi energi terbarukan seperti panel surya dan turbin angin untuk mendukung industri pertanian hijau. Bahkan pengeringan berbasis energi surya memanfaatkan konsep perpindahan panas konduksi, konveksi, dan radiasi yang telah saya pelajari di perkuliahan fisika.
Melalui Summer Course ini, saya menyadari bahwa fisika bukan sekadar teori dalam ruang kelas. Ilmu ini menjadi fondasi dalam merancang instrumen pertanian pintar, mengembangkan model prediksi pertumbuhan tanaman, hingga mengolah data AI demi meningkatkan ketahanan pangan dunia.
Program ini bukan hanya pengalaman akademik, melainkan titik balik yang memperluas cara pandang saya: fisika dan pertanian ternyata saling mendukung dalam menjawab tantangan besar masa depan pangan berkelanjutan untuk dunia yang terus berkembang.
Penulis : Auliatus Zahra



Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Apa yang Anda pikirkan?