Petani Milenial Batu Didorong Beralih ke Organik, Siap Inisiasi Agrowisata Edukatif
BATU MALANG| JATIMSATUNEWS.COM: Upaya memperkuat keberlanjutan pertanian di Kota Batu mendapat dorongan baru melalui pelatihan input organik yang digelar di Gedung PLUT Kota Batu pada 16-18 November 2025. Kegiatan pengabdian masyarakat yang dipimpin oleh Dosen para pelaku pengabdian dari Universitas Brawijaya: Edriana Pangestuti dari Fakultas Ilmu Administrasi, Siti Asmaul Mustaniroh dan Elya Mufidah dari Fakultas Teknologi Pertanian, Zaki Alif Ramadhani dari Fakultas Ilmu Administrasi, serta Kharisma Sri Rahayu dari Fakultas Teknologi Pertanian Vokasi. Pelatihan berfokus pada pembuatan kompos, biofermentor, dan pestisida nabati sebagai langkah awal mengurangi ketergantungan petani terhadap pupuk kimia sekaligus membuka peluang pengembangan agrowisata edukatif di daerah ini.
Acara diawali dengan pemetaan masalah di tingkat lapangan, yang menunjukkan masih kuatnya ketergantungan pada input sintetis, minimnya pemahaman prinsip budidaya organik, serta keterampilan produksi input organik yang belum merata di kalangan petani milenial. Dalam sesi sosialisasi, narasumber Wiwin Sumiya Dwi Yamika dari Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya, menekankan pentingnya tanah sehat, peran mikroorganisme, dan pengurangan input sintetis demi menjaga produktivitas jangka panjang. Peserta kemudian mengikuti praktik langsung mulai dari pemilihan bahan lokal seperti jerami, limbah sayur, dan kotoran ternak, pengendalian kadar udara, hingga tahapan fermentasi. Pada sesi pengendalian hama, bahan-bahan alami seperti daun pepaya, serai, dan bawang putih diperkenalkan sebagai alternatif pestisida nabati yang tidak merusak keseimbangan ekosistem.
Minat generasi muda tampak dominan dalam kegiatan ini. Dari 48 peserta yang hadir, sekitar tujuh puluh persen berusia 20 hingga 35 tahun dengan komoditas utama apel dan sayuran. Antusiasme terlihat dari partisipasi aktif sepanjang sesi, termasuk diskusi teknis mengenai efektivitas pupuk organik untuk berbagai komoditas dan lamanya proses fermentasi. Di sisi lain, preferensi konsumen terhadap pangan sehat dan ramah lingkungan terus meningkat. Perubahan lanskap ini menuntut strategi budidaya yang efisien, hemat biaya input, serta berorientasi pada keinginan. Penguasaan teknik pembuatan kompos, biofermentor, dan pestisida nabati bukan saja menjaga kesuburan tanah dan menekan biaya produksi, tetapi juga memperkuat diferensiasi produk dan memberi tambah nilai wisata. Dengan semakin banyaknya petani muda yang memahami praktik organik, Kota Batu berpeluang mengembangkan paket agrowisata edukatif yang mengajak wisatawan belajar langsung dari kebun mulai dari laboratorium kompos sederhana hingga tur praktik pengelolaan lahan ramah lingkungan.
Para pelaku menekankan bahwa pertanian organik memang menuntut ketekunan dan konsistensi yang lebih tinggi dibandingkan pertanian konvensional. Proses fermentasi yang tepat, perawatan tanaman berbasis bahan nabati, serta pemantauan kesehatan tanah menjadi prasyarat agar praktik ini berkelanjutan. Oleh karena itu, pelatihan ini diposisikan sebagai langkah awal yang akan ditindaklanjuti dengan pendampingan, jejaring antarpetani, dan rancang bangun model wisata edukatif yang dapat direplikasi. Dengan kapasitas teknis yang meningkat, optimisme tumbuh bahwa petani milenial mampu menjadi penggerak adopsi organik sekaligus duta edukasi bagi wisatawan.
Kegiatan pengabdian ini mendapat dukungan pendanaan dari DRPM Universitas Brawijaya melalui Skema Hibah Doktor Mengabdi Pengembangan Kemitraan DRPM UB Tahun 2025. Tim menyampaikan penghargaan kepada komunitas Petani Milenial Kota Batu yang berkontribusi aktif sehingga pelaksanaannya berjalan lancar dan memberikan dampak nyata. Dengan fondasi yang telah dibangun, Kota Batu diharapkan kian siap memperkuat ketahanan pangan lokal, menjaga kelestarian lingkungan, dan menegughkan diri sebagai destinasi agrowisata edukatif yang berkelanjutan.
Tagline:
#BatuOrganik #PetaniMilenial #AgrowisataEdukasi #PertanianBerkelanjutan #PanganSehatPanganLestari #UBMengabdi #BatuGreenDestination #DariKomposKeKomoditas #Biofermentor #PestisidaNabati #PetaniMudaBerdaya #WisataEdukasi #KetahananPangan #ZeroWasteFarming #CircularAgriculture #PelatihanInputOrganik #Kompos #Fermentasi #SoilHealth #GoodAgriculturalPractices #BelajarDariLahan #MajuBersamaPetani #KotaBatu #Agenda2030 #SDG2TanpaKelaparan #SDG4PendidikanBermutu #SDG8PekerjaanLayak #SDG11KotaBerkelanjutan #SDG12ProduksiBertanggungJawab #SDG13AksiIklim #SDG15EkosistemDarat #SDG17Kemitraan #jawatimur





Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Apa yang Anda pikirkan?