Banner Iklan

Keseruan Magang Lintas Prodi di DISBUDPARPORA Kabupaten Ponorogo

Admin JSN
26 November 2025 | 09.22 WIB Last Updated 2025-11-26T02:29:04Z

 

Dokumentasi Ketika Kunjungan Wisata Desa Klepu Ponorogo 

FEATURE | JATIMSATUNEWS.COM - Magang selalu menjadi tahap penting bagi setiap mahasiswa untuk mengenal dunia kerja yang sesungguhnya. Begitu pula bagi saya, Valencia Eka Armanda Putri mahasiswa prodi S1 Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia yang mendapat kesempatan magang di Dinas Kebudayaan, Pariwisata, Pemuda, dan Olahraga (DISBUDPARPORA) Kabupaten Ponorogo.

Saat pertama kali menerima surat penempatan, saya membayangkan akan berhadapan dengan tumpukan dokumen, laporan, dan kegiatan administratif yang monoton. Namun, ternyata magang ini justru membuka mata saya tentang betapa kayanya potensi wisata dan budaya yang dimiliki Ponorogo.

Pada minggu pertama, saya mulai beradaptasi dengan lingkungan kantor dan mengenal tugas-tugas dasar di bidang administrasi pariwisata. Saya membantu staf dalam pendataan dan pengarsipan informasi wisata di setiap kecamatan, termasuk mencatat jumlah kunjungan wisatawan, potensi unggulan desa, serta rencana pengembangan objek wisata baru.

Kegiatan ini membuat saya sadar bahwa sektor pariwisata tidak hanya soal tempat yang indah, tetapi juga tentang bagaimana data dan perencanaan menjadi dasar kemajuan suatu daerah. Setiap berkas dan laporan yang saya baca terasa seperti membuka lembaran kisah baru. Ada desa yang terkenal dengan wisata alamnya, ada pula yang unggul di bidang kesenian dan budaya lokal. Melalui proses ini, saya mengenal banyak nama tempat yang sebelumnya asing di telinga saya. Dari sanalah muncul rasa ingin tahu yang besar untuk melihat secara langsung bagaimana keindahan dan potensi itu diwujudkan di lapangan.

Kesempatan itu akhirnya datang ketika saya diajak untuk mengikuti kegiatan monitoring dan evaluasi objek wisata di berbagai wilayah Ponorogo. Saya begitu antusias karena akhirnya bisa melihat lebih mendalam tentang manajemen wisata di Ponorogo. Tempat pertama yang saya kunjungi adalah Telaga Ngebel, ikon wisata alam Ponorogo yang terkenal dengan suasananya yang sejuk dan panorama danau yang memukau.

Di sana, saya belajar bagaimana masyarakat dan pemerintah bekerja sama menjaga kebersihan, keamanan, dan kenyamanan pengunjung. Setelah itu, kami melanjutkan perjalanan ke Desa Wisata Klepu. Desa ini meninggalkan kesan yang sangat mendalam bagi saya. Masyarakatnya ramah, suasananya tenang, dan kebersamaannya terasa begitu kuat. Saya berbincang dengan beberapa warga setempat yang menjelaskan bagaimana mereka berusaha mengembangkan desa wisata berbasis kearifan lokal. Dari situ saya belajar bahwa wisata bukan hanya tentang keindahan alam, tetapi juga tentang cerita dan semangat masyarakat di baliknya.

Selain itu, saya juga berkesempatan mengunjungi pembangunan Monumen Ponorogo, proyek baru yang akan menjadi simbol identitas daerah. Melihat proses pembangunannya membuat saya menyadari bahwa pariwisata juga terus bergerak maju mengikuti zaman. Monumen ini tidak hanya akan menjadi daya tarik wisata, tetapi juga bentuk penghormatan terhadap sejarah dan kebanggaan masyarakat Ponorogo. Dari semua kegiatan lapangan tersebut, bagian paling berkesan bagi saya adalah mengetahui lebih jauh tentang wisata-wisata di tiap desa Ponorogo.

Setiap desa memiliki daya tarik tersendiri, ada yang menawarkan pesona alam, menonjolkan budaya dan tradisi, bahkan ada yang mulai mengembangkan wisata edukasi. Melalui perjalanan ini saya belajar melihat Ponorogo dari sudut pandang yang berbeda bukan hanya tempat tinggal, tetapi tanah yang kaya akan cerita dan potensi luar biasa.

Tidak hanya kegiatan lapangan, saya juga terlibat dalam monitoring acara rutin “Malam Bulan Purnama” di Alun-Alun Ponorogo. Acara ini diadakan setiap bulan dan menampilkan berbagai kesenian daerah seperti Reog Ponorogo, tari tradisional, dan musik gamelan. Saat itu, saya benar-benar merasakan kebanggaan menjadi bagian dari masyarakat yang masih menjaga dan melestarikan budayanya. Langit malam yang diterangi bulan purnama menjadi saksi betapa kuatnya semangat budaya hidup di hati warga Ponorogo.

Dari pengalaman tersebut, saya belajar bahwa budaya dan pariwisata adalah dua sisi yang tidak bisa dipisahkan. Keduanya saling melengkapi dan memperkuat citra daerah. Melalui kegiatan pariwisata, budaya bisa terus dilestarikan dan melalui budaya, pariwisata mendapatkan jiwanya.

Saya merasa beruntung bisa melihat secara langsung bagaimana sinergi itu diwujudkan dalam kegiatan nyata. Selain keterampilan administratif dan pengalaman lapangan, tetapi juga mengajarkan saya banyak hal tentang kerja sama, tanggung jawab, dan komunikasi. Saya belajar bagaimana menyampaikan ide dengan sopan, bekerja dalam tim, dan beradaptasi dengan berbagai situasi di lapangan. Semua pelajaran itu membuat saya tumbuh lebih dewasa dan siap menghadapi dunia kerja yang sebenarnya.

Bagi saya, magang di DISBUDPARPORA Ponorogo bukan sekadar kewajiban akademik, tetapi perjalanan berharga untuk mengenal daerah sendiri. Saya menemukan bahwa setiap desa di Ponorogo menyimpan kisah dan pesona yang luar biasa. Melalui pengalaman ini saya belajar mencintai daerah saya dengan cara yang baru bukan hanya lewat kata dan tulisan, tetapi juga lewat perjalanan, interaksi, dan pemahaman mendalam tentang tanah kelahiran saya sendiri.

---

Valencia Eka Armanda Putri
Mahasiswi Universitas Negeri Surabaya


Komentar
komentar yang tampil sepenuhnya tanggung jawab komentator seperti yang diatur UU ITE
  • Keseruan Magang Lintas Prodi di DISBUDPARPORA Kabupaten Ponorogo

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Apa yang Anda pikirkan?

Trending Now