Banner Iklan

Pendekatan Holistik Laktasi: Padukan Hypnobreastfeeding dan Manajemen Teknis demi Kesejahteraan Ibu-Bayi

Anis Hidayatie
23 November 2025 | 17.39 WIB Last Updated 2025-11-23T10:39:45Z

Pendekatan Holistik Laktasi: Padukan Hypnobreastfeeding dan Manajemen Teknis demi Kesejahteraan Ibu-Bayi

ARTIKEL| JATIMSATUNEWS.COM:; Pernahkah Bunda merasa payudara lembek dan langsung panik karena mengira ASI sudah habis? Atau merasa ASI tidak keluar saat sedang stres? Ternyata, semua itu adalah respon biologis tubuh yang bisa dijelaskan secara ilmiah dalam Webinar kesehatan tentang Manajemen Laktasi Berbasis Hypnobreastfeeding : Pendekatan Holistik untuk Kesejahteraan Bayi dengan membedah "mesin" produksi ASI dalam tubuh wanita. 

Pemahaman tentang fisiologi ini disebut sebagai langkah awal agar ibu tidak mudah terjebak mitos "ASI Seret". Keberhasilan menyusui tidak hanya bergantung pada produksi susu semata, melainkan perpaduan antara kesiapan mental ibu, dukungan lingkungan, dan teknik yang tepat. 

Menjawab tantangan rendahnya yang mencakup ASI eksklusif, sebuah pendekatan holistik yang dimulai melalui kolaborasi tiga pakar kesehatan. Pemateri ketiga ini membedah tuntas strategi laktasi dari hulu ke hilir, antara lain Manajemen Laktasi, terapi psikologis Hypnobreastfeeding, serta teknik Perlekatan (Latch-on) yang benar.
Fenomena dan Tantangan Global: Mengapa ASI Itu Penting?

Membuka sesi pembahasan, Bdn. Fatmawati, SST., M.Keb menyoroti fenomena global mengenai pengenalan pemberian ASI. Mengacu pada data terkini, cakupan ASI eksklusif global berada di kisaran 44% (2020), angka yang masih perlu didorong untuk mencapai target WHO tahun 2025 yakni di atas 50%.

Menurut Fatmawati, rendahnya angka ini sering kali disebabkan oleh "lingkaran setan" kegagalan menyusui: dimulai dari kurangnya persiapan saat hamil, timbulnya rasa nyeri (puting lecet), hingga persepsi bahwa "ASI kurang" yang berakhir pada pemberian susu formula dini.

“Manajemen laktasi adalah upaya sistematis. Ini bukan instan saat bayi lahir, tapi dimulai sejak antenatal (kehamilan), Inisiasi Menyusu Dini (IMD), hingga dukungan keluarga (support system) selama 6 bulan pertama hingga 2 tahun,” jelas Fatmawati dalam materi Manajemen Laktasinya.

Ia menekankan bahwa ASI bukan sekedar nutrisi, melainkan imunisasi pertama bagi bayi yang berdampak pada kesehatan jangka panjang dan ekonomi keluarga.
Dua Hormon Penentu: Prolaktin dan Oksitosin

Bdn. Fatmawati, SST., M.Keb menjelaskan bahwa pabrik ASI dalam tubuh ibu dikendalikan oleh dua hormon utama yang bekerja dengan prinsip Supply and Demand (Permintaan dan Penawaran).


Hormon Prolaktin (Sang Produsen): Hormon ini berfungsi memproduksi ASI di dalam kelenjar payudara (alveoli). “Prolaktin bekerja berdasarkan hisapan bayi. Semakin sering payudara dikosongkan, semakin tinggi sinyal ke otak untuk memproduksi hormon ini.

 Jadi prinsipnya, kosongkan gudang agar pabrik mengirim stok baru. Jangan ditimbun," jelas Fatmawati. Ia juga menambahkan bahwa kadar Prolaktin alami meningkat di malam hari, sehingga menyusui di malam hari sangat penting untuk menjaga stok ASI.

Hormon Oksitosin (Sang Pengantar): Jika Prolaktin membuat ASI, maka Oksitosin bertugas mengalirkannya keluar (Let-down Reflex). Tanpa Oksitosin, ASI yang sudah diproduksi akan tertahan di dalam payudara dan tidak bisa dihisap bayi.



Hypnobreastfeeding: Kunci Ketenangan Batin Ibu
Jika Fatmawati membahas sistem, maka Umi Susilowati, SST., M.Kes., CIIBH., CT NNLP masuk ke ranah psikologis melalui metode Hypnobreastfeeding. Umi menjelaskan fenomena mind-body connection, di mana pikiran ibu memegang kendali utama atas hormon produksi ASI (Prolaktin dan Oksitosin).

"Pikiran manusia tidak bisa membedakan mana imajinasi dan realita. Saat ibu stres atau cemas, tubuh bereaksi dengan menghambat aliran ASI. Sebaliknya, saat ibu rileks dan membayangkan memeluk bayi dengan cinta, ASI akan mengalir deras," papar Umi.

Dalam pendekatannya, Umi mengajarkan teknik relaksasi untuk mencapai gelombang otak alpha/theta. Ia mengajak para ibu menanamkan afirmasi positif, seperti:
"Setiap kali saya memeluk bayi, saya merasa tenang."

"ASI saya mengalir lancar dan cukup untuk kebutuhan bayi saya."

Metode ini bertujuan menghapus trauma atau ketakutan ibu, mengubah momen menyusui menjadi momen bonding yang membahagiakan.

Teknik Perlekatan: Pencegahan Trauma Fisik

Melengkapi dua aspek sebelumnya, Gadis hadir sebagai pemateri yang fokus pada aspek teknis, yakni Perlekatan (Latch-on). Sering kali, ibu sudah memiliki pola pikir positif dan manajemen waktu yang baik, namun gagal karena rasa sakit fisik akibat posisi menyusui yang salah.

Gadis menjelaskan bahwa kunci utama kelancaran ASI secara fisik adalah pengosongan payudara yang efektif. “Perlekatan yang benar memastikan bayi memerah payudara dengan gusi, bukan sekadar menghisap puting. Jika perlekatan benar, lecet tidak akan terjadi, bayi kenyang lebih cepat, dan sinyal ke otak untuk memproduksi ASI kembali akan lebih kuat,” ungkap Gadis.

Sinergi Holistik untuk Generasi Sehat
Kolaborasi materi ketiga ini menawarkan solusi paket lengkap bagi para ibu menyusui. Manajemen laktasi memberikan peta jalan (roadmap), Hypnobreastfeeding memberikan bahan bakar mental, dan teknik perlekatan menjadi kendaraan teknis agar proses berjalan mulus.


Diharapkan dengan pemahaman holistik ini, para ibu tidak hanya sekedar “memberi susu”, tetapi mampu menikmati proses menyusui dengan sejahtera, tenang, dan bebas drama, demi terciptanya generasi emas yang sehat dan cerdas.

Pelaksanaan : 23 November 2025

Komentar
komentar yang tampil sepenuhnya tanggung jawab komentator seperti yang diatur UU ITE
  • Pendekatan Holistik Laktasi: Padukan Hypnobreastfeeding dan Manajemen Teknis demi Kesejahteraan Ibu-Bayi

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Apa yang Anda pikirkan?

Trending Now