FEATURE | JATIMSATUNEWS.COM - Sebuah kisah inspiratif
datang dari Gusti Fattahillah Putra Merdeka. Perjalanannya bermula dari
lingkungan penuh tantangan di Kenjeran, Surabaya, hingga kini mencapai posisi
strategis di BUMN terbesar di Indonesia.
Pria yang akrab disapa Fattah itu, dulu tinggal di
Kenjeran Surabaya. Kawasan tersebut sering dikaitkan dengan permukiman kumuh dan
keterbatasan sarana prasarana, membuat kondisi sosial ekonomi dan kualitas SDM
yang rentan. Demi menyelamatkan masa depan sang putra, orang tua Fattah
mengambil pengorbanan besar untuk pindah ke Driyorejo, Gresik.
Titik balik Fattah dimulai ketika ia berhasil masuk di Universitas
Diponegoro Semarang dengan Program Studi Teknik Industri pada tahun 2019. Di sana ia menghadapi tantangan
finansial yang memaksanya menelan air es gratis dari warung burjo dan memilih
lauk dengan harga paling murah.
Keterbatasan justru mengubahnya menjadi cambuk motivasi, ia mencari
penghasilan tambahan sebagai praktisi laboratorium, terlibat dalam proyek Pertamina,
hingga sukses meraih Medali Perunggu PIMNAS tahun 2021. Pencapaian akademis ini mengantarkannya meraih beasiswa bergengsi
dari BCA dan BRI, hingga lulus cumlaude dalam waktu 3,7 tahun.
Prestasi gemilang Fattah memberinya "Golden Ticket" untuk mengikuti seleksi BRILiaN Future Leader Program (BFLP). Program Management Trainee BRI ini terkenal sangat selektif dan kompetitif, di mana proses pendidikan selama dua tahun menguras ketahanan mental dan intelektualnya. Fattah memilih jalur pengabdian ini karena yakin BRI sebagai BUMN strategis adalah wadah terbaik untuk memberikan dampak nyata dalam membangun negeri. “BRI kan bank terbesar di Indonesia, yang pastinya berpengaruh besar bagi perekonomian Indonesia dan saya ingin menjadi bagian dari itu,” ujarnya (17/11/2025).
Di usia yang baru menginjak 23 tahun, ia berhasil diangkat sebagai Junior Manager di Menara BRILian II Jakarta. Ia kini memegang peran penting sebagai Product Owner, yang menggenggam kendali atas aplikasi untuk para agen dan nasabah usaha mikro, dengan nilai transaksi harian mencapai lebih dari Rp 1,2 triliun. Pencapaian ini adalah kontribusi nyata seorang pemuda dari Kenjeran dalam membangun fondasi perekonomian Indonesia.
Perubahan drastis terasa nyata dari meja makannya, jika dahulu ia memikirkan lauk termurah, kini ia bisa menikmati hidangan mewah. Posisinya menjadikan Fattah role model yang sangat menginspirasi banyak mahasiswa akhir dan fresh graduate, yang sering menghubunginya untuk menanyakan kiat sukses dan detail program BFLP BRI.
Kisah pria yang lahir tepat pada 17 Agustus ini adalah narasi abadi tentang daya juang yang harus dipegang teguh generasi muda. Nama “Merdeka” yang ia sandang kini bukan sekadar pemberian orang tua, melainkan sebuah kebebasan untuk berkarya dan mengabdi untuk negeri.
---
Mahasiswa Universitas Negeri Surabaya


Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Apa yang Anda pikirkan?