Penelitian tersebut telah dilakukan oleh Dr. Caecilia Tridjata S,. M.Sn. bersama timnya dari Program Pendidikan Seni Rupa Universitas Negeri Jakarta. Penelitian ini bertujuan untuk menciptakan karya keramik dengan membangun estetika yang lebih beragam melalui bentuk teko. Teko yang merupakan benda fungsional telah ada selama berabad-abad dan menjadi objek menarik untuk dilakukan eksplorasi desain.
Berbeda dengan bentuk konvensional yang sering ditemui, eksplorasi ini berfokus pada pengembangan bentuk-bentuk baru yang tidak hanya memenuhi fungsi dasar menuang air atau teh, tetapi juga memberikan nilai artistik dan kebaruan. Pengembangan bentuk teko ini membuktikan bahwa batas antara benda pakai sehari-hari dan karya seni rupa dapat diatasi melalui pendekatan eksperimentasi yang kreatif.
Menariknya, penelitian yang dilakukan memanfaatkan abu limbah organik, yaitu sisa pembakaran kayu tungku di Kebumen. Hal tersebut menjadi elemen paling penting dalam eksplorasi material menggunakan glasir abu dari Kebumen. Glasir merupakan lapisan kaca yang melapisi permukaan keramik, menentukan warna, tekstur, dan kekuatannya.
Dalam kriya keramik, penggunaan abu organik (seperti abu kayu, abu sekam, atau abu tulang) sebagai bahan baku glasir sudah lama dikenal, karena menghasilkan efek warna dan tekstur alami yang khas. Kebumen, dengan kekayaan sumber daya alamnya, menjadi sumber bagi abu yang dieksperimenkan.
![]() |
| Gambar 1. Hasil Penelitian Eksplorasi kriya keramik melalui pengembangan bentuk teko |
Pemanfaatan abu lokal, misalnya abu hasil pembakaran atau kayu tertentu dari daerah tersebut, memiliki beberapa keunggulan seperti karakteristik unik menghasilkan warna, crazing, atau tekstur yang tidak dapat ditiru oleh glasir kimia biasa. Kearifan Lokal ,endukung keberlanjutan dan memanfaatkan limbah lokal menjadi bahan bernilai tinggi (upcycling).
Identitas Karya memberikan identitas geografis yang kuat pada karya keramik tersebut. Karya kriya keramik yang dihasilkan dari perpaduan eksplorasi bentuk teko dan eksperimentasi glasir abu Kebumen ini bukan sekadar benda, melainkan sebuah narasi. Bentuk teko yang modern atau non-konvensional dikawinkan dengan tekstur dan warna glasir alam yang bersahaja dari Kebumen.





Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Apa yang Anda pikirkan?