.png)
FEATURE | JATIMSATUNEWS.COM - Hari wisuda selalu menghadirkan suasana berbeda. Gedung kampus dipenuhi toga hitam, rangkaian bunga, dan senyum para sarjana baru. Pada Sabtu (30/8/2025), Adam Al Halwi berdiri dengan bangga sebagai wisudawan terbaik Program Studi Pendidikan Kimia, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Negeri Surabaya, dengan IPK 3,92.
Perjalanan Adam tidak dimulai dari ruang kelas, melainkan jauh sebelumnya. Ia tumbuh dalam keluarga yang menanamkan adab dan ibadah sejak kecil. “Kebiasaan salat dhuha, mengaji setelah salat subuh dan maghrib, itu semua sudah saya bawa sejak kecil sampai dewasa,” tuturnya.
Masa kuliah bukan perjalanan yang ringan. Adam harus beradaptasi dengan banyak lingkungan dan orang baru. Ia memilih tinggal di asrama masjid kampus karena sejak awal ia berharap bisa menjadi imam masjid. Rutinitasnya dimulai sebelum fajar: salat tahajud, mengaji setelah subuh, piket membersihkan masjid, lalu murojaah lima juz setiap hari.
Meski hidupnya penuh aktivitas ibadah, Adam tetap menjalani kuliah dengan disiplin. Ia tidak menargetkan nilai sempurna, namun fokus menjalankan kewajiban sebagai mahasiswa. Baginya, kewajiban bukan sekadar mengerjakan tugas, tetapi juga menjaga adab—mulai dari bertanya kepada dosen saat pembelajaran, menyalakan proyektor ketika diperlukan, merapikan kursi dosen, hingga membersihkan papan tulis. Hal-hal sederhana yang ia yakini membawa keberkahan.
Adam juga menjadi tutor sebaya menjelang ujian. Bersama teman-temannya, ia membahas soal ujian tahun lalu lewat Google Meet. Meski sederhana, kegiatan itu membantu banyak mahasiswa memahami materi yang masih membingungkan.
Di luar akademik, Adam aktif berkompetisi dan berorganisasi. Sebagian besar kegiatan yang ia ikuti berkaitan dengan Al-Qur’an. Ia pernah meraih juara harapan 1 Musabaqah Hifdzil Qur’an 5 Juz pada Jumat (3/9/2022) dan menjadi juara Musabaqah Hifdzil Qur’an 10 Juz pada Jumat (10/11/2024) dalam ajang yang diselenggarakan Asosiasi MIPA LPTK Indonesia (AMLI) secara daring.
Ia juga dipercaya menjadi delegasi kampus untuk mengikuti Musabaqah Tilawatil Qur’an Mahasiswa Nasional Kemdikbudristek di Universitas Brawijaya Malang. “Meskipun tidak menang, pengalaman itu luar biasa. Berada di peringkat 30 dari 60 peserta sudah cukup baik bagi saya,” ujarnya.
Prestasi Adam tidak berhenti di bidang keagamaan. Ia juga mencatatkan pencapaian ilmiah: juara 3 lomba esai dalam kegiatan Indonesia Solar Boat Challenge Universitas Indonesia (25/11/2022) dan juara 2 Scientific Paper oleh AMLI (23/12/2023).
Namun, di balik perjalanan panjang itu, Pendidikan Kimia sebenarnya bukan impian awalnya. Ia ingin menjadi dokter. Gagal pada SNMPTN dan UTBK menjadi titik terendah dalam hidupnya. Untuk bangkit, Adam kembali bersilaturahmi dengan guru-gurunya di pondok—mencari kekuatan dari tempat ia dibesarkan.
Ia akhirnya mendaftar kuliah melalui jalur mandiri dan diterima di dua universitas: Universitas Negeri Surabaya (Unesa) dan Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS). “Saya memilih Unesa. Kalau di ITS, saya diterima di Teknik Transportasi Laut, dan itu kurang sesuai dengan saya,” jelasnya.
Perjalanan menuju tempat yang indah tidak selalu lurus. Kadang penuh belokan dan rintangan, namun justru di situlah seseorang ditempa. Kini, gelar wisudawan terbaik telah ada di genggamannya. Kebaikan kecil yang ia jaga sepanjang hidup—adab, ibadah, dan ketekunan—menjadi kunci keberhasilan.
“Motivasi saya cuma satu, yaitu membahagiakan kedua orang tua. Kalau orang tua senang, insyaAllah urusan kita dimudahkan,” ujar Adam.
Prestasi, baginya, tidak dibangun oleh ambisi besar, melainkan tumbuh dari langkah-langkah kecil yang konsisten. Dari kebiasaan baik yang dijaga, dari adab yang diprioritaskan, dan dari usaha yang dilakukan tanpa pamrih—semua menjadi batu pijakan menuju pencapaian hari ini.
---Mahasiswa Universitas Negeri Surabaya
.jpeg)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Apa yang Anda pikirkan?