NGAWI | JATIMSATUNEWS.COM – Rangkaian kegiatan peringatan HSN di MWC NU Widodaren yang kedua diisi dengan Ziarah Muasis.
Sebagai penghormatan atas para pendahulu yang telah memberikan kontribusi besar terhadap organisasi.
Kegiatan menziarahi makam pendiri dan penggerak NU di kecamatan Widodaren ini berlangsung khidmah pada Minggu pagi (19/10/2025) sampai selesai dan terlaksana di 6 titik lokasi.
Di mana setiap Banom dan lembaga yang berada di MWC NU Widodaren, mengenakan DC seragam kebesaran, sebagai salah satu wujud rasa syukur terhadap perjuangan muasis selama hidupnya.
"Kegiatan ini diniyatkan tabarukkan, mengenang sejarah beliau dalam menggerakan NU dari masa ke masa sampai saat ini kita bisa kenal NU, selanjutnya kita dapat mengambil suri tauladan beliau para muasis NU, sebagai bentuk sambung tali silaturrohim dengan keluarga dan dzuriyahnya. Selanjutnya dengan adanya kegiatan ziarah muasis hari ini, kami berharap jamiyah dan jamaah NU Widodaren bisa istiqomah berkhidmat. Kami atas nama MWCNU Widodaren mengucapkan beribu-ribu terima kasih atas kebersamaan, kekompakan, kerjasama dari tingkat MWC, banom, dan lembaga. Niatan yang baik, semoga menjadikan amal yang baik. Amiiiin!" tutur Ketua Tanfidziyah MWC NU Widodaren Kyai Daud Sunaryo, yang merupakan tokoh nomor satu di NU Widodaren.
Menurut data napak tilas sejarah ziarah muasis di kecamatan Widodaren adalah dimulai pasca pandemi Covid, yaitu tahun 2021.
Hingga tiba-tiba munculah ide untuk menyambung tali silaturrahmi kepada para pendahulu NU dan keluarganya, sebagai bentuk takdzim dan kegiatan mencari keberkahan.
"Dahulu HSN 2020 dengan tagline Santri Sehat Indonesia Kuat, mengambil aksi pembersihan lingkungan ibadah di wilayah kecamatan. Sampai akhirnya setelah covid tahun 2021 muncul ide untuk melakukan ziarah muasis NU di kecamatan Widodaren.
"Sehingga akhirnya kami warga NU saget bersama-sama mengajak para jamaah, untuk menjaga silaturahmi dengan para pendahulu serta keluarganya.
"Di mana ditambahi sejak saat itu PJ ziarah muassis dari banom muslimat NU Dan lembaga Lazisnu. Baru setelahnya, Banom dan Lembaga NU di Widodaren mulai tumbuh satu per satu dan kini– kebersamaan ini sangat terasa erat dan hangat," tutur Dina Anwary selaku ketua Muslimat NU PAC Widodaren.
"Kegiatan ini bagi kami dan keluarga adalah kebungahan yang luar biasa. Selanjutnya kami memohon maaf bila dalam penyambutan terhadap peziarah ada kekurangan. Dalam kesempatan ini saya merasakan kenikmatan atau sifat dari Nahdatul Ulama yang memperbanyak ziarah kubur, yang mengingatkan kepada kematian sesuai dengan dawuhnya Kanjeng Nabi Muhammad SAW," jelas Gus Ulul yang merupakan pengasuh Ponpes Syarifatul Ulum dusun Katerban, desa Sekaralas.
"Kegiatan ini bagi saya pribadi memiliki makna yang sangat luar biasa dan perlu diapresiasi. Sehingga kegiatan ziarah muasis NU Widodaren ini sangat perlu dilestarikan dan dipertahankan. Di mana kegiatan ini berlangsung setiap momen HSN, sebagai bentuk hormat kita kepada para pendahulu. Sebagai bentuk wasilah kita terhadap guru-guru kita, dan tentunya mengambil berkah dari para Masyayikh terdahulu. Dengan adanya kegiatan ini mengingatkan kita kepada pentingnya silaturahmi, pentingnya menjaga marwah para ulama, para kyai, dan para Masyayikh, dan yang terakhir tentunya sebagai bentuk rasa cinta kita terhadap para guru-guru kita!" seru Aris Setiyawan selaku ketua LTN NU Widodaren.
Pewarta: Qony
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Apa yang Anda pikirkan?