NGAWI | JATIMSATUNEWS.COM – Kyai Muhammad Khomsun Ya'la Suherman barusaja mengisi acara rutinan lapanan PAC Fatayat NU kecamatan Widodaren di dusun Bulung, desa Widodaren, kecamatan Widodaren, tepatnya di serambi masjid Darul Muttaqin pada Sabtu pagi (11/09/2025).
"Mugi khidmah kulo lan panjenengan sedoyo teng NU niku saestu; khidmat engkang tulus, khidmat ingkang leres-leres khidmat teng gene NU. Seng khidmah ora mergo sopo-sopo, ORA mergo opo-opo, ora mergo golek opo-opo, kejaba golek ridhane Gusti Allah. Monggo kita sedaya noto ati, noto lisan, noto pikiran kita sedoyo anggene khidmah niku namung golek ridhane Gusti Allah!" ajak Kyai Khomsun ketua MWC NU kecamatan Ngrambe selaku narasumber.
Dalam acara Mauidhoh Hasanah tersebut, kyai Khomsun menyebut fenomena zaman akhir, di mana orang-orang yang menjauh dari ulama dan fuqaha. Sehingga akan menimbulkan ketidakstabilan dalam memaknai kehidupan dan menyalahi iman.
"Al Khoziny iku ambruk ora kok mergo diambrukne karo kyaine. Ora kok di-setting iku ben ambruk. Yo ORA! Neng nyatane nak Pengeran iku ngersakne ambruk niku, dilalah ora kena opo-opo pondoke ambruk. Salahe sinten niku kira-kira?" tanya kyai Khomsun pada jama'ah, untuk mengasah penalaran.
"Niku nak dilihat pondoknya njih pun standart. Ning melebu rahasiane Pengeran, merga pengen Pondok Al Khoziny niku karo Pengeran dimunculke maneh. Sakderenge pondok Al Khoziny niku ambruk ndak yo njngan ngerti nak neng kunu ana pondok?"
Di mana hikmah dari ambruknya pondok pesantren Al Khoziny di Buduran Sidoarjo dimasukkan dalam rahasia Allah SWT, yang bertujuan untuk memunculkan atau memviralkan kembali pondok yang didirikan pada tahun 1927 dan telah melahirkan tokoh-tokoh muasis NU, diantaranya; KH. Hasyim Asy'ari, KH. Abdul Wahab Casbullah, KH. As'ad Syamsul Arifin, hingga KH. Dimyati Banten.
Tak hanya itu saja, ketua MWC NU kecamatan Ngrambe itu menyebutkan terkait akibat menjauhi ulama dan fuqaha, terlebih-lebih sampai mencaci maki ulama atau fuqaha, yang diambil dari salah satu hadits Nabi Muhammad SAW.
Orang yang menjauh dari ulama dan fuqaha akan mendapatkan 3 musibah, diantaranya adalah;
1. Diangkatnya barokah dari hidupnya
2. Diberikan pemimpin yang dzalim
3. Meninggal dunia tanpa iman
Sehingga sebisa mungkin sebagai muslim beriman, tidak menjauh dari ulama dan fuqaha yang merupakan pewaris para Nabi dan memiliki kedekatan khusus dengan Allah SWT.
Dihadiri oleh pejabat kepala desa Widodaren Woko Suprianto, penasehat Fatayat NU Widodaren Suyati, Banom dan Lembaga NU, dan masyarakat sekitar. Di mana ketua PAC Fatayat NU Widodaren berhalangan hadir, dan diwakilkan oleh Anis Muyazah dalam sambutannya.
"Mohon izin menyampaikan dan mewakili ketua Fatayat terkait HSN dari PC Ngawi yang meminta agar dari setiap Ancab mengirimkan peserta kirab sebanyak 16 orang, paduan suara sebanyak 3 orang, dan 2 orang penunggu stand bazar," jelas istri dari ketua LTN NU Aris Setiyawan tersebut.
"Alhamdulillah matursuwun engkang katah kagem sahabat-sahabati sedoyo, engkang sampun kerso rawuh teng rutinan Fatayat NU ANCAB Widodaren bertempat di Bulung. Sampun Ngelonggararaken wekdale kagem silaturahim. Mugi-mugi sedoyo pikantuk ridho sangking Allah SWT, lajeng dipun catat minangka lan barokah. Aamiin!" seru Fatonah Zahro selalu ketua ranting Fatayat desa Widodaren.
Acara dimulai dari pukul 09:00-12:00 WIB dengan pengamanan dari Pagar Nusa, Banser, GarFa, dan Karang Taruna setempat. Turut memeriahkan acara Hadrah Al Madina dari dusun Mbulak Ombo desa Widodaren yang dipimpin oleh ibu lurah Widodaren. Susunan acara meliputi; pembukaan, pembacaan tahlil oleh Mari Yuliana, pembacaan ayat suci Al-Qur'an oleh Listiawati, Menyanyikan lagu Indonesia Raya, Shubanul Wathan, Mars dan Hymne Fatayat, Pembacaan Asmaul Husna, Sambutan-sambutan, istirahat, Mauidhoh Hasanah, doa dan penutup.
Pewarta: Qony
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Apa yang Anda pikirkan?