Banner Iklan

Ribuan Jamaah di Haul Mergosono ke-12 di PPS Nurul Huda Kota Malang, Kisah Kyai Masduqi Mahfudz yang Tak Pernah Mau Terima Gaji Dosen di Hada

Anis Hidayatie
05 Oktober 2025 | 21.41 WIB Last Updated 2025-10-05T15:22:16Z

 

Ribuan Jamaah di Haul Mergosono ke-12 di PPS Nurul Huda Kota Malang, Gus Ali Sampaikan Kyai Masduqi Tak Pernah Mau Terima Gaji Dosen.

MALANG | JATIMSATUNEWS.COM: Ahad 5 Oktober 2025 — Hikmat dan syahdu membalut hangat kebersamaan terpancar di kawasan Pondok Pesantren Salafiyah Syafi'iyah (PPSS) Nurul Huda Mergosono, Kota Malang . Ribuan jamaah majelis taklim, santri, dan alumni menghadiri Haul Mergosono ke-12 .

Sebuah acara yang digelar untuk mengenang jasa dan keteladanan Almaghfurlah pasangan KH Achmad Masduqi Mahfudz (Abah) dan Nyai Hj. Chasinah Chamzawi (Umi) yang dikaruniai 9 buah hati, yaitu:

  1. Mushoddaqul Umam

  2. Muhammad Luthfillah

  3. dr. Muhammad Shobachun Niam

  4. Taqiyyuddin Alawi

  5. Roudhotul Hasanah

  6. Muhammad Isyroqun Najach

  7. Badiatus Shidqoh

  8. Fauchatul Fithriyyah

  9. Achmad Shampton

Haul tahunan yang menjadi tradisi sejak Abah wafat, digelar oleh putra putri Abah dan umik. Haul yang juga diperuntukkan mendoakan Nyai Hj. Qibtiyah Zaini , serta KH Mustofa Rodhi .

Rangkaian kegiatan dimulai sejak 27/9/2025 dengan kegiatan Pengobatan Gratis 27/09/2025, esoknya Lomba MQK 28/09, lalu Khotmil Quran 04/10, Sholawat Nariyah di hari yang sama juga Tahlil Akbar, puncaknya Ahad 05/10/ haul dan temu Alumni/ 05/10.


Ketua PCNU Kota Malang, Gus Isyroqunnajah Ahmad
, salah satu putra KH Masduqi Mahfudz , menyampaikan rasa terima kasih dan apresiasi atas kehadiran jamaah dari berbagai daerah tersebut antara lain dari Rembang, Jepara, Pasuruan, dan sekitarnya.

“Alhamdulillah saya atas nama pribadi dan keluarga mengucapkan terima kasih atas atensi para santri, alumni, dan saudara-saudara yang datang dari berbagai daerah. Kehadiran panjenengan semua adalah bentuk cinta kepada almarhum dan almarhumah. Misalnya Gus Ali Masyhuri meskipun ada agenda di Surabaya, komitmen untuk hadir di haul ini tetap dipegang karena hubungan ini bukan hanya nasab, tapi juga ruhani,” tutur Gus Is.

Gus Is diantara para Gus

Menurutnya haul bukan sekedar mengenang , melainkan juga mewarisi nilai-nilai keilmuan dan keteladanan guru . Dalam penerapannya, keberkahan majelis seperti ini tidak hanya untuk mereka yang telah wafat, tetapi juga untuk semua yang hadir.

“Ketika kita hadir di majelis seperti ini, sejatinya bukan hanya yang wafat yang mendapat manfaat, tapi juga kita yang hadir. Kita berkumpul dengan orang-orang saleh dan berharap termasuk dalam golongan yang Allah rangkai dalam surga yang sama dengan guru dan orang tua kita,” jelasnya sambil mengutip ayat:

“Walladzina amanu wattaba'athum dzurriyatuhum bi imanin alhaqna bihim dzurriyatahum.”


Kepala kemenag kota Malang Gus Shampton yang merupakan bungsu dari Abah yai Masduqi menyampaikan bahwa anak turun harus meneladani dan melanjutkan perjuangan.

“Haul adalah sarana untuk meneladani perjuangan orang tua dan menjaga hasrat nilai-nilai kebaikan , untuk mengenang jasa-jasa Abah agar kita bisa meneladaninya dan memberi manfaat bagi anak cucu.Fungsinya agar anak turun mau meneladani dan melanjutkan perjuangan beliau dalam dakwah dan pendidikan,” ujarnya.


Gus Shampton juga menegaskan bahwa makna haul sesungguhnya bukan hanya untuk mengenang masa lalu, tetapi juga untuk menumbuhkan semangat baru dalam melanjutkan visi dan misi pesantren yang telah ditanamkan para masyayikh Nurul Huda.

Hadir pula KH A Said Asrori, Katib Am PBNU dalam ceramahnya menyampaikan luar biasanya sosok Kyai Masduqi Mahfudz.

"Kita berharap saget nyontoh beliau sebagai Uswah ahli Sunnah Wal Jamaah. Rois Suriah NU Jawa Timur 2 periode ini memegang prinsip-prinsip Islam ahli Sunnah Wal Jamaah tawasut mata Adul Lan lintu lindungi sehingga kita walaupun memerintah sikap sehari-hari beliau itu sangat sederhana."

“Sampai gaji sebagai dosen pengajar tidak pernah diambil, saking hati-hatinya,” lanjut KH Said

Menyampaikan pula pandangan luas tentang kondisi dunia Islam saat ini. Ia mengingatkan jamaah agar tidak terpengaruh oleh isu-isu global yang memecah belah umat, serta menekankan pentingnya keteguhan dan kesabaran dalam menghadapi ujian zaman.

“Umat Islam diuji sebagaimana Nabi Musa diuji dengan Firaun. Maka tugas kita adalah tetap sabar, menjaga iman, dan mendidik anak-anak agar kuat dalam aqidah dan akhlak. Pondok pesantren harus tetap menjadi benteng peradaban Islam,” tegas Kyai Said dalam tausiahnya.

Dalam kesempatan itu, Kyai Said juga menyinggung berbagai isu seputar peran PBNU dalam konteks kebijakan nasional dan internasional, menegaskan bahwa perjuangan ulama harus tetap berpijak pada nilai keikhlasan, kemandirian, dan pembelaan terhadap umat.

Acara ditutup dengan doa bersama yang dipimpin oleh Habib Husein dari Probolinggo dan KH Dahlan Thamrin , diikuti oleh seluruh jamaah dengan khusyuk. Ribuan santri laki-laki yang dipisahkan oleh tempat dengan jamaah perempuan tampak larut dalam keharuan.


Salah satu santri sekaligus muballighah,
Durrotul Bariyyah  (hijab ungu), menyampaikan kesan untuk haul kali ini,

“Acara ini selalu kami nantikan karena memberi kesempatan mengenang kembali Abah dan Umi dengan segala kebaikannya. Setiap kali haul, suasananya selalu meneduhkan hati dan menguatkan semangat kami untuk melanjutkan perjuangan beliau,” tuturnya.


Menurutnya Haul Mergosono ke-12 bukan sekedar agenda tahunan, melainkan
akumulasi cinta dan kesinambungan ilmu antara guru, santri, dan dzurriyah . Melalui haul ini, keluarga besar PPSS Nurul Huda meneguhkan komitmen untuk terus menjaga nilai-nilai perjuangan Abah dan Umi, agar pesantren tetap menjadi pusat dakwah, pendidikan, dan keteladanan umat.

Sama halnya dengan pesan para kiai, “Barang siapa yang mencintai gurunya, maka ia akan dikumpulkan bersama gurunya di surga.”


Komentar
komentar yang tampil sepenuhnya tanggung jawab komentator seperti yang diatur UU ITE
  • Ribuan Jamaah di Haul Mergosono ke-12 di PPS Nurul Huda Kota Malang, Kisah Kyai Masduqi Mahfudz yang Tak Pernah Mau Terima Gaji Dosen di Hada

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Apa yang Anda pikirkan?

Trending Now