Empati Tak Sekadar Donasi, Tapi juga Sikap di Tengah Duka
SIDOARJO | JATIMSATUNEWS.COM: Di tengah suasana duka yang masih menyimpan Pondok Pesantren Al Khoziny, Buduran, Sidoarjo, sejumlah pihak mengemukakan pentingnya empati dan etika sosial saat berinteraksi di lokasi bencana.
Tim psikolog sekaligus relawan konselor psikososial perempuan Afiyah Latifah ditemani Rima Rachmaniyah menyaksikan hal tidak pantas yang terjadi di lokasi tragedi, yakni perilaku sebagian pengunjung b er-selfie di tengah keluarga korban.
"Ada yang datang rombongan, berpakaian mencolok, lalu berfoto-foto dengan latar keluarga korban. Memberikan bantuan memang baik, tapi tetap harus menghormati perasaan mereka,” ujarnya dengan nada prihatin, usai melakukan pendampingan psikologis kepada keluarga korban, Senin (6/10/2025).
Menurut Afi, empati sejati bukan sekedar memberi donasi atau bantuan logistik, melainkan bagaimana seseorang menjaga sikap, bahasa tubuh, dan penampilan agar tidak melukai perasaan orang yang sedang berduka.
“Memberi kontribusi ada etikanya. Foto memang diperlukan untuk laporan, tapi jangan sampai membuat penerima bantuan merasa direndahkan,” tambahnya.
Ia menuturkan, dirinya bersama sejumlah relawan datang untuk melakukan konseling trauma bagi keluarga korban yang masih menunggu proses identifikasi jenazah.
“Kami membantu menyiapkan mental keluarga akan segala kemungkinan, termasuk apakah nanti mereka siap melihat jenazah anaknya atau tidak,” jelas pemilik rumah terapi Almas ini.
Dalam pendampingannya, Afi mengaku banyak belajar dari ketegaran para wali santri yang kehilangan anak-anak mereka.
“Mereka orang sederhana — pedagang, buruh, penjual sate — tapi punya keikhlasan luar biasa. Saya yang belajar psikologi justru merasa malu, karena dari mereka saya belajar langsung arti ridho dan tawakal,” ungkapnya dengan mata berkaca.
Sementara itu, Tim SAR Gabungan resmi menutup operasi pencarian pada Selasa (7/10/2025) setelah seluruh bangunan berhasil dibersihkan.
“Pada hari ke-9, kami telah mengumpulkan total 67 korban meninggal dunia , termasuk 8 bagian tubuh (body part) . Total keseluruhan korban yang terevakuasi sebanyak 171 orang , terdiri dari 67 meninggal dunia dan 104 selamat ,” terang Laksamana Pertama TNI Yudhi Bramantyo , SAR Mission Coordinator (SMC) di Posko Tanggap Darurat.
Bramantyo menambahkan, penyisiran terakhir dilakukan pada Selasa pagi untuk memastikan tidak ada korban tertinggal di antara puing-puing bangunan. “Area yang ditanamkan kini sudah rata dengan tanah,” tegasnya.
Afi menilai, momen duka seperti ini seharusnya menjadi ruang untuk menumbuhkan solidaritas dan kepekaan sosial, bukan sekadar ajang pencitraan.
"Allah tidak tidur. Kebaikan itu direkam tanpa harus direkam kamera. Empati itu cukup dirasakan, tidak dipertontonkan," tutupnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Apa yang Anda pikirkan?