Upacara merupakan rangkaian keempat dari peringatan HSN tingkat Ancab yang dilaksanakan di kecamatan Widodaren
NGAWI, JATIMSATUNEWS.COM
Upacara peringatan Hari Santri Nasional (HSN) 2025 di MWC NU Widodaren telah berlangsung di Gedung Bersama MWC NU RT 05 RW 02, Dusun Widodaren Kidul, Desa Widodaren, Kecamatan Widodaren, Kabupaten Ngawi, Jawa Timur.
Kegiatan dilaksanakan secara bersama oleh tiga lembaga pendidikan formal di sekitar Kantor gedung MWC NU, yakni MI Ar-Rahman, SMP Islamiyah, dan SMK PGRI 3 Walikukun pada Rabu pagi (22/10/2025).
Upacara merupakan rangkaian keempat dari peringatan HSN tingkat Ancab yang dilaksanakan di kecamatan Widodaren, sekaligus peristiwa penting yang membangkitkan kesadaran santri untuk berpartisipasi aktif dalam membangun negeri. Pelaksanaan upacara kali ini diamanahkan kepada Banom Pergunu.
Susunan acara mengikuti kelaziman HSN, dimulai dengan pengibaran bendera Merah Putih, mengheningkan cipta, pembacaan teks Pancasila hingga pembukaan UUD 1945, berlanjut Ikrar Santri, sebagai pembeda dengan upacara pada umumnya, termasuk menyanyikan lagu Syubbanul Wathan, pembacaan sholawat, lagu HSN, sebelum doa penutup.
Memberi sambutan sebagai pembina upacara adalah Nur Iskandar, menekankan pentingnya citra santri yang tidak hanya pandai mengaji, tetapi juga mampu berkontribusi dalam kemajuan peradaban dan pemerintahan.
“Upacara ini bukan sekadar peringatan, tetapi penguatan. Selamat Hari Santri Nasional! Santri yang siaga jiwa dan raga siap mengawal Indonesia. Siapa kita?” ucap Iskandar, membakar semangat seluruh peserta upacara.
Nur Iskandar, yang juga menjabat Ketua Panitia HSN di MWC NU Widodaren sekaligus pembina upacara pengganti KH. Daud yang berhalangan hadir, menegaskan pentingnya penguatan sumber daya manusia dan ekonomi umat.
“Banyak isu yang mencoba memframing pesantren dan kiai, namun justru memperkuat kebersamaan santri. Visi kami adalah memajukan ekonomi umat secara berkelanjutan agar berkontribusi besar bagi bangsa,” tandasnya.
Sebagai pemimpin upacara adalah Muhammad Fauzan dari GP MDS RA Ansor. Kelompok paduan suara tampil harmonis meski menurut keterangan hanya berlatih selama enam hari menjelang upacara.
“Senang bisa ikut andil dalam kegiatan HSN di Widodaren ini!” ungkap Hartini, warga Dusun Bulung, Desa Widodaren.
Salah satu peserta upacara, Faris Ardian Permana, siswa kelas 6 MI Ar-Rahman, mengaku bahagia bisa ikut upacara.
“Saya senang bisa ikut upacara di sini, tadi juga diajak foto dan dapat nasi bungkus,” ujarnya polos.
Kehadiran Muhammad Rusdi, tokoh sepuh berusia 80-an dari unsur Muhtasyar MWC NU Widodaren, menambah istimewa acara.
“Alhamdulillah, santri selalu mendukung NKRI dan kesatuan bangsa. Santri telah berkontribusi sejak sebelum kemerdekaan hingga kini,” tutur Rusdi penuh semangat.
Terkait upacara HSN sebelum gedung jadi, pernah dilaksanakan di Yayasan Syekh Salaubina Tugu Sidolaju.
Sementara itu, Mundirin, Ketua LAZISNU yang pernah nyantri di Ponpes Al Muayyad Solo, menilai upacara HSN kali ini menjadi momentum penguatan jati diri santri.
“Santri harus terus mengikuti zaman dengan tetap menjaga iman dan jati diri kesatriannya,” tuturnya.
Senada, Yasin Ashari, Ketua Pergunu Widodaren, juga menyampaikan rasa bangga.
“Upacara HSN tahun ini lebih meriah karena melibatkan tiga sekolah sekitar gedung NU. Santri bukan hanya yang mondok, tapi siapa saja yang belajar kepada kiai dan mengamalkan ilmunya,” jelasnya.
Yasin menambahkan, Pergunu bertanggung jawab pada aspek teknis upacara, sementara konsumsi ditangani oleh Ibu-Ibu Muslimat.
Tamu undangan yang hadir antara lain Sekretaris Kecamatan Widodaren Sony Muhnawi, S.Sos, perwakilan unsur Forkopimcam, Koramil Wanimurnomo, Banom dan lembaga NU.
“Acara ini sangat bagus. Santri memang berkontribusi besar untuk negara. Citra santri itu luar biasa,” ujar Wanimurnomo, perwakilan Koramil Widodaren.
Pewarta: Qony



Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Apa yang Anda pikirkan?