Kegiatan ini diikuti oleh siswa-siswi SMP dan SMA kelas Cooking, di bawah koordinasi Hendra Susanto, S.Pd., M.Kes., Ph.D., selaku ketua tim pengabdian.
Melalui kegiatan ini, tim UM menghadirkan pendekatan yang unik mengenai pembuatan tempe bermotif batik, hasil perpaduan antara inovasi pangan dan seni budaya Nusantara. Motif batik ditampilkan pada lapisan atas dan pembungkus tempe menggunakan pola visual yang melambangkan filosofi kearifan lokal, seperti Mega Mendung dan Parang Rusak, yang merepresentasikan ketekunan dan semangat pantang menyerah.
“Kami ingin agar anak-anak Indonesia di luar negeri tidak hanya mengenal tempe sebagai makanan, tetapi juga memahami makna filosofis dan estetikanya. Batik pada tempe menjadi simbol harmonisasi antara pangan, seni, dan identitas bangsa,” jelas Dr. Hendra Susanto.
Tempe bermotif batik ini dibuat menggunakan biji-bijian lokal Jeddah seperti kacang arab, kedelai almond, hingga biji-bijian campuran khas Timur Tengah. Kegiatan ini juga memperkenalkan prinsip pemanfaatan sumber daya lokal berkelanjutan yang sejalan dengan SDG 12 (Responsible Consumption and Production). Proses fermentasi diperkenalkan secara ilmiah untuk menanamkan pemahaman bioteknologi sederhana kepada siswa yang sejalan dengan SDG 4 (Quality Education) yang menekankan pendidikan bermakna dan kontekstual.
Para peserta menunjukkan antusiasme tinggi saat mengikuti tahapan learning by doing, mulai dari perendaman, inokulasi ragi, pencetakan bermotif, fermentasi, hingga pengemasan ramah lingkungan. Kegiatan ini tidak hanya mengajarkan keterampilan kuliner, tetapi juga menumbuhkan kreativitas dan literasi budaya, sesuai semangat SDG 8 (Decent Work and Economic Growth) dan SDG 9 (Industry, Innovation, and Infrastructure).
Selain menjadi ajang edukasi, kegiatan ini juga berperan sebagai diplomasi kuliner dan budaya Indonesia di luar negeri. Kepala Sekolah Indonesia Jeddah menyampaikan apresiasi atas kegiatan tersebut, menilai bahwa inovasi ini memperkuat hubungan emosional siswa dengan tanah air.
“Siswa belajar bahwa tempe tidak sekadar makanan, tetapi warisan budaya yang bisa terus berevolusi dengan cara yang kreatif dan kontekstual. Ini adalah pembelajaran lintas budaya yang sangat berharga,” ujar Mahrani Kepala Sekolah SIJ.
Kegiatan pengabdian ini juga memperkuat kerja sama internasional dalam bidang pendidikan dan budaya antara Universitas Negeri Malang dan Sekolah Indonesia Jeddah yang relevan dengan IKU 3 Dosen berkegiatan di luar kampus. Melalui inovasi Tempe Nusantara Bermotif Batik, UM menegaskan komitmennya untuk mengintegrasikan ilmu, budaya, dan kearifan lokal dalam setiap langkah pemberdayaan masyarakat di tingkat global.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Apa yang Anda pikirkan?