Banner Iklan

Kisah Siswa MTs Al-Ma’arif Singosari Borong 2 Medali di Malaysia, ASEAN Students Championship 2025

Anis Hidayatie
15 Oktober 2025 | 08.25 WIB Last Updated 2025-10-15T08:56:36Z

Wafia Izzah As-Shofa, Zahwa Qoneeta Alisya Cindarbumi, dan Raysha Arsen Javas Nararya sukses menorehkan prestasi gemilang di kancah internasional

JATIMSATUNEWS.COM | MALANG: Tiga siswa MTs Al-Ma’arif 01 Singosari, Kabupaten Malang sukses menorehkan prestasi gemilang di kancah internasional. Wafia Izzah As-Shofa, Zahwa Qoneeta Alisya Cindarbumi, dan Raysha Arsen Javas Nararya — tiga pelajar muda yang berangkat dengan semangat belajar, mental juang tinggi, dan pulang membawa dua medali kebanggaan bagi Indonesia. Menjadi inspirasi terus berprestasi.

Dalam ajang ASEAN Students Championship 2025 yang berlangsung di Universiti Malaysia Terengganu (UMT), Malaysia dan Singapura, pada 28 September hingga 4 Oktober 2025, ketiganya berhasil memborong dua medali perunggu (Bronze Medal) di kategori Mathematical Olympiad dan English Proficiency Test.

Wafia: Dari Pondok ke Panggung ASEAN

Salah satu sosok yang mencuri perhatian adalah Wafia Izzah As-Shofa, putri dari KH. Moh. Nizam As-Shofa dan Hj. Zuddiah Nur Ainiyah. Siswi asal Pondok Pesantren An-Naslihah, Sidoagung, Sidoarjo, ini mengaku sempat ragu mengikuti ajang internasional tersebut.

 “Awalnya saya takut dan kurang percaya diri. Tapi setelah dijalani, ternyata seru dan sangat memotivasi. Banyak pelajaran yang saya dapat, terutama tentang bagaimana memperbaiki diri dan mempertahankan yang sudah baik,” ujar Wafia dengan senyum lembut.

Didorong oleh kedua orang tuanya dan lingkungan pondok yang suportif, Wafia akhirnya berani berkompetisi hingga ke luar negeri.

 “Alhamdulillah, semua mendukung. Rasa kangen sama keluarga tertutupi oleh senangnya bisa belajar dan berkenalan dengan teman-teman dari berbagai negara seperti Thailand, Kamboja, dan Malaysia,” tambahnya.

Di ajang tersebut, Wafia mengikuti kompetisi Matematika, English Speech, dan Workshop Budaya ASEAN, serta tampil memperkenalkan budaya Indonesia di hadapan peserta internasional.

Zahwa: Berani Melangkah, Tak Hanya untuk Menang

Sementara itu, Zahwa Qoneeta Alisya Cindarbumi, putri dari H. Sholahul Am Noto Buwono dan dr. Rokhima Riza, M.Biomed, mengaku motivasinya bukan semata untuk menang, melainkan untuk mendapatkan pengalaman berharga.

 “Saya lebih memilih berkelana dan mencari pengalaman daripada sekadar mengejar kemenangan,” ungkapnya.

Namun, tak disangka, perjuangannya membuahkan hasil.

 “Saya sempat kaget dan tremor waktu lomba. Tapi saya berusaha tenang, karena kalau nervous bisa bikin lupa. Soal bahasa Inggris lumayan sulit, tapi saya tetap berusaha. Kuncinya adalah tenang dan percaya diri,” tuturnya.

Bagi Zahwa, pengalaman bertemu teman dari berbagai negara menjadi hal paling berkesan.

 “Saya punya sahabat baru dari Malaysia, namanya Aliya dan Aira. Waktu mereka berkunjung ke Indonesia, kami sudah bertemu, jadi rasanya seperti reuni,” katanya.

Zahwa juga mengaku pengalaman ini membuatnya lebih mandiri.

 “Ini pertama kalinya saya ke luar negeri tanpa keluarga. Rasanya campur aduk, tapi menyenangkan. Sekarang jadi lebih percaya diri kalau harus tampil di mana pun,” imbuhnya.

Raysha: Belajar dari Grogi Hingga Menang

Berbeda dengan dua rekannya, Raysha Arsen Javas Nararya, putra dari Bayu Pamungkas dan Ninik Lestari asal Randugung, Malang, justru mengaku tak menyangka bisa menyabet medali.

 “Saya ikut lomba untuk cari pengalaman baru. Waktu ngerjain soal Matematika agak grogi dan nggak yakin hasilnya benar. Tapi Alhamdulillah bisa menang,” ujarnya polos.

Raysha mengatakan, yang paling berkesan adalah atmosfer kompetisi yang penuh semangat dan pertemuan dengan teman-teman dari berbagai sekolah di ASEAN.

“Bisa tinggal bareng peserta dari Malaysia, Thailand, dan Indonesia lainnya itu pengalaman yang luar biasa. Rasanya seperti belajar di dunia yang lebih luas,” katanya.

Menurut Rokhim, salah satu pembina yang mendampingi, keberhasilan siswa tidak lepas dari persiapan matang sebelum keberangkatan.

 “Anak-anak sudah disiapkan sejak awal, baik dari sisi akademik, performa, maupun mental. Mereka latihan soal secara rutin, ikut zoom dengan panitia pusat, dan melakukan simulasi performa hingga siap tampil di luar negeri,” jelasnya.

Ia menambahkan, sinergi antara guru pembimbing, madrasah, dan panitia nasional sangat membantu.

 “Semua sistematis. Dari tahap persiapan pertama, upload perkembangan, sampai evaluasi akhir. Jadi anak-anak benar-benar terbina dengan baik,” imbuhnya.

Kepala MTs Al-Ma’arif 01 Singosari, Dwi Retno Palupi, M.Pd, menyampaikan rasa bangganya atas pencapaian ini.

 “Prestasi ini menunjukkan bahwa madrasah mampu berdaya saing di tingkat global. Anak-anak kami tidak hanya berilmu, tapi juga berani tampil dan membawa semangat Indonesia di panggung internasional,” ujarnya.

Selain mengikuti lomba, tim MTs Al-Ma’arif juga menandatangani MoU dengan beberapa sekolah di Malaysia, seperti SMK Padang Negara (Terengganu), SMK Sultan Ahmad (Kuala Terengganu), SMK Chung Hwa Wei Sin (Terengganu), dan SM Sains Kepala Batas (Penang), serta MAN 13 Jakarta di Indonesia.

Kerja sama ini diharapkan menjadi jembatan untuk memperluas kolaborasi dan pertukaran budaya antar lembaga pendidikan di kawasan ASEAN.


Komentar
komentar yang tampil sepenuhnya tanggung jawab komentator seperti yang diatur UU ITE
  • Kisah Siswa MTs Al-Ma’arif Singosari Borong 2 Medali di Malaysia, ASEAN Students Championship 2025

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Apa yang Anda pikirkan?

Trending Now