Kepala SMPN 1 Gondanglegi Malang, Muh Sholeh Mawardi ( kacamata ) foto bersama peserta dan pemateri.
MALANG | JATIMSATUNEWS.COM: Pagi sebelum bel pelajaran berbunyi di SMPN 1 Gondanglegi, Rabu (15/10/2025), seluruh guru dan tenaga pendidik berkumpul di ruang lab IPA. Kepala SMPN 1 Gondanglegi mengajak mengikuti Workshop “Menulis Siswa Istimewa”, bagian dari Pelatihan Penulisan Artikel dan Diklat Kerohanian Islam yang digelar sekolah.
Pelatihan menghadirkan Anis Hidayatie seorang guru, jurnalis, sekaligus Peraih juara 2 guru Teladan Literasi Jawa Timur. Menyampaikan materi singkat tentang kepenulisan. Anis langsung mengajak peserta menulis kisah nyata tentang siswa yang paling berkesan.
"Anda pasti punya kesan terhadap salah satu siswa — seseorang yang paling mengganggu atau paling membahagiakan. Tulislah bagaimana Anda mengatasinya. Misalnya, siswa yang dulu suka terlambat lalu jadi rajin karena pendekatan Anda, atau siswa berprestasi yang Anda dampingi hingga juara," ungkap Anis, berhasil memantik semangat menulis para guru dengan contoh cerita singkat yang menembus dalam materi power poin menggunakan LCD.
Tanpa banyak teori, para guru langsung menulis. Hanya dalam waktu kurang dari satu jam, ruang lab berubah menjadi tempat refleksi penuh inspirasi.
Masing-masing menuliskan kisah mereka bersama siswa dengan rasa bangga dan empati.
“Saya sudah punya gambaran, saya akan menulis tentang Wahyu. Guru-guru lain silakan menulis kisahnya masing-masing,” ujar Kepala SMPN 1 Gondanglegi Malang, Muh Sholeh Mawardi, M.Pd, yang juga serta membersamai guru mengikuti pelatihan dari awal hingga akhir.
Menurut KS Sholeh Mawardi, pelatihan ini menjadi bentuk nyata komitmen sekolah dalam mengembangkan budaya literasi guru.
“Menulis itu penting bagi guru.Dulu saya hanya menulis untuk jurnal ilmiah, tapi dari pelatihan ini saya sekarang ingin menulis lagi, bisa jadi sarana refleksi dan ekspresi,” jelasnya.
“Saya sendiri punya pengalaman, dulu pernah juara lomba karya tulis ilmiah dan mendapat hadiah sepeda motor. Karena itu, saya ingin guru-guru di sini juga merasakan manfaat dan kebahagiaan dari menulis.”
Lebih lanjut, KS Sholeh menargetkan agar hasil tulisan para guru nantinya dibukukan menjadi antologi ber-ISBN. Buku tersebut akan menjadi koleksi perpustakaan sekolah, bukti bahwa guru SMPN 1 Gondanglegi tidak hanya mengajar di kelas, tetapi juga menginspirasi melalui tulisan.
Salah satu peserta, Muhammad Yahya, guru Pendidikan Agama Islam, mengaku sangat terkesan dengan pelatihan ini.
“Dari pelatihan singkat tadi, saya sudah tahu apa yang akan saya tulis. menulis Ternyata itu tidak sulit malah membahagiakan,” dia bersemangat.
Workshop “Menulis Siswa Istimewa” menjadi stimulan semangat literasi di SMPN 1 Gondanglegi Malang. Dukungan kepala sekolah yang visioner dan narasumber yang inspiratif, para guru SMPN 1 Gondanglegi siap menulis kisah mereka sendiri — tentang dedikasi, cinta, dan perjuangan di dunia pendidikan.
Foto bersama mengakhiri workshop, beberapa peserta mengajak bincang sejenak dengan pemateri, mendiskusikan hasil tulisan mereka yang telah diketik di handphone sebelum masuk ke kelas, melanjutkan mengajar siswa sesuai jam pelajaran masing-masing.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Apa yang Anda pikirkan?