Kegiatan yang diikuti 60 peserta dari 22 lembaga pesantren dan madrasah ini menjadi agenda penting dalam menghidupkan kembali budaya literasi di kalangan santri Kota Malang.
Acara dibuka dengan pembacaan ayat suci Al-Qur'an oleh ustadz Minhaju Dikri Anik , dilanjutkan menyanyikan Indonesia Raya dipimpin Tri Susanti Indriani dan dipandu oleh Anis Hidayatie .
Memberikan Perayaan ambutan pertama, Kepala MAN 2 Kota Malang, Dr. H. Samsudin, M.Pd. , menyampaikan apresiasi atas terselenggaranya lomba tersebut.
“Kegiatan ini merupakan kesempatan emas bagi para santri untuk berkreasi. Santri tidak hanya dituntut fasih dalam ilmu agama, tetapi juga harus mampu menulis dan berkarya. Literasi adalah jalan menuju peradaban,” ungkapnya.
Sementara itu, Kepala Kemenag Kota Malang, Gus H. Achmad Shampton, S.HI., M.Ag. , dalam pelatihannya memberi pemberitaan salah satu stasiun televisi nasional, Trans7, yang sempat menampilkan narasi negatif tentang dunia pesantren. Ia menegaskan bahwa santri harus melawan pemberitaan seperti itu dengan karya, bukan dengan kemarahan.
“Menulis adalah budaya para ulama kita. Dahulu mereka menyampaikan pesan dakwah dan ilmu melalui tulisan, yang kemudian menjadi buku-buku besar yang kita warisi sampai hari ini,” ujar Gus Shampton.
“Kegiatan positif seperti lomba menulis ini harus terus diberitakan dan di-branding dengan baik, agar masyarakat luas memiliki pilihan berita yang positif tentang pesantren. Jangan biarkan pihak lain menulis cerita kita secara keliru — tulislah kisahmu sendiri dengan pena dan kejujuran,” tegasnya disambut tepuk tangan peserta.
Gus Shampton juga menambahkan bahwa tulisan memiliki kekuatan yang melampaui waktu.
“Suatu saat kita akan meninggalkan dunia ini, tetapi tulisan kita akan tetap hidup dan dikenang. Oleh karena itu, khasanah menulis harus terus dipertahankan,” pesannya.
Ia pun menutup pidatonya dengan mengutip pesan Imam Al-Ghazali,
“Kalau kamu bukan anak raja dan bukan anak ulama besar, maka jadilah penulis.”
Gus Shampton (tengah) dengan buku karya guru MAN 2 Enny Wahyuni (hijab merah) berjudul Senja Pagi.
Melalui kegiatan ini, Kemenag Kota Malang berharap semangat literasi dapat menjadi perlawanan terhadap sifat pemberitaan yang tidak adil tentang pesantren. Dunia pesantren diharapkan semakin produktif menulis dan menyebarkan narasi kebaikan.
“Tulisan adalah bentuk dakwah yang halus namun kuat. Dari pena santri, lahirlah peradaban yang mencerahkan,” pungkas Gus Shampton.
Kegiatan ini juga dimeriahkan dengan penyerahan buku ber-ISBN karya Enny Wahyuni, M.Pd. , guru Bahasa Indonesia MAN 2 Kota Malang, kepada Kepala Madrasah sebagai simbol penguatan budaya literasi di lingkungan pendidikan.
Momen berikutnya diisi oleh Gus Bayhaqi Kadmi Ketua Dewan Juri, yang membedah karya para peserta cukup detail. Dalam penilaian Gus Bayhaqi menekankan pentingnya orisinalitas, sudut pandang cerita (angle), dan gaya bahasa yang hidup
"Penulis yang hebat lahir dari pembaca yang baik. Banyak naskah yang sudah menunjukkan kekuatan cerita dan kedalaman rasa. Dari 60 naskah yang masuk, beberapa di antaranya sangat kuat, menyentuh, dan jujur dari hati seorang santri," ungkapnya.
Ia menambahkan, tulisan yang baik bukan hanya indah, tetapi juga menggugah dan membawa pembaca pada nilai-nilai kemanusiaan.
Acara puncak berlangsung meriah saat pengumuman dan penyerahan hadiah kepada enam pemenang terbaik , disertai pemutaran video profil karya mereka. Para pemenang menerima trofi, sertifikat, hadiah tunai, dan kaos sponsor dari panitia.
| Peringkat | Nama Pemenang | Asal | 
| Juara 1 | M. Rafli | Ma'had Darul Hadits | 
| Juara 2 | Nur Wijaya Maulana Ishaq | PP Nurul Ulum Malang | 
| Juara 3 | A. Hussein Fatah | Ma'had Al-Qalam MAN 2 Malang | 
| Harapan 1 | Khaylila Al-Khumairah | MA Hamid Rusydi | 
| Harapan 2 | Dewi Aisar | PPSS Nurul Huda Mergosono | 
| Harapan 3 | Salwa Aulia Latifah Akbar | MA Muhammadiyah 2 Malang | 
Para pemenang menerima piala, sertifikat, dan uang pelatihan , serta sesi foto bersama.
Pemenang 1 kisahnya akan menjadi judul buku. Pemenang 2 dan 3 namanya akan tertera di sampul depan buku yang direncanakan Ber ISBN.
Turut menghadirkan sejumlah tokoh pendidikan dan perwakilan pesantren di Kota Malang, memberikan dukungan atas inisiatif Kemenag dan MAN 2 Kota Malang dalam mengembangkan budaya literasi santri.
Doa oleh Miftachul Ula, BISS., M.Ag. , serta foto bersama seluruh peserta dan panitia mengakhiri acara, sebagai simbol kebersamaan dan semangat berkarya.
.png) 








 

 
 
 
 
 
 
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Apa yang Anda pikirkan?