![]() |
Mengubah Sampah Jadi Berkah Studi Banding Pengurus Ranting GP Ansor Bugul Kidul ke Omah Maggot Rejoso Belajar Inovasi Budidaya Maggot BSF untuk Lingkungan dan Ekonomi Berkelanjutan. |
PASURUAN | JATIMSATUNEWS.COM
Pasuruan, 20 September 2025 – Pengurus Ranting Gerakan Pemuda Ansor Bugul Kidul, Kota Pasuruan, mengadakan kegiatan studi banding ke Omah Maggot Rejoso, sebuah usaha budidaya maggot Black Soldier Fly (BSF) di Dusun Kedungbendo RT.02/RW.03, Desa Rejoso Lor, Kecamatan Rejoso, Kabupaten Pasuruan.
Dipimpin oleh Ketua Pengurus Ranting, Ainul Yaqin, bersama jajaran pengurus lainnya, kegiatan ini bertujuan mempelajari inovasi pengelolaan sampah organik yang dijalankan oleh Mbak Nanik Rahmawati, pemilik Omah Maggot Rejoso.
Di sudut Desa Rejoso Lor, Mbak Nanik telah mengubah pandangan masyarakat terhadap sampah organik melalui usaha budidaya maggot BSF. Dalam wawancara yang dilakukan selama kegiatan studi banding, beliau berbagi kisah inspiratif tentang perjalanan usahanya. Berawal dari keprihatinan terhadap tumpukan sampah rumah tangga di lingkungan sekitar, Mbak Nanik memanfaatkan sampah organik sebagai pakan utama bagi larva BSF, yang lebih dikenal sebagai maggot.
“Sampah yang biasanya jadi masalah, kini menjadi bahan baku yang bernilai,” ujarnya.Menurut Mbak Nanik,
budidaya maggot BSF memiliki manfaat ganda. Pertama, usaha ini mampu mengurangi volume sampah organik secara signifikan, membantu menjaga kebersihan lingkungan.
Kedua, maggot yang dihasilkan menjadi pakan alternatif yang murah dan kaya nutrisi untuk peternakan ikan dan unggas.
“Siklus hidup maggot yang singkat membuat panen bisa dilakukan secara berkelanjutan, sehingga usaha ini sangat potensial secara ekonomi,” jelasnya.
Selain dampak lingkungan dan ekonomi, usaha ini juga membawa perubahan sosial yang positif. Warga sekitar, yang awalnya asing dengan konsep maggot, kini mulai teredukasi. Beberapa di antaranya bahkan turut serta dalam proses pengelolaan sampah organik, menciptakan kesadaran kolektif bahwa sampah dapat bernilai jika dikelola dengan baik.
“Melihat warga mulai paham dan ikut terlibat adalah kebahagiaan tersendiri,” tambah Mbak Nanik.Dalam penutup wawancaranya, Mbak Nanik menyampaikan pesan yang menggugah.
“Budidaya maggot bukan sekadar peluang usaha, tetapi juga bagian dari solusi lingkungan. Saya berharap semakin banyak masyarakat yang tergerak untuk memanfaatkan teknologi sederhana ini, sehingga sampah organik tidak lagi jadi masalah, melainkan berkah yang bermanfaat,” tuturnya dengan penuh semangat.
Kegiatan studi banding ini memberikan wawasan berharga bagi Pengurus Ranting Gerakan Pemuda Ansor Bugul Kidul. Ainul Yaqin menyatakan bahwa pengalaman ini akan menjadi inspirasi untuk mendorong inisiatif serupa di wilayahnya.
“Kami belajar banyak dari Mbak Nanik. Ini adalah contoh nyata bagaimana inovasi sederhana bisa membawa dampak besar bagi lingkungan dan masyarakat,” ungkapnya.
Melalui kegiatan ini, Omah Maggot Rejoso menjadi teladan bahwa solusi lingkungan dapat berjalan seiring dengan peluang ekonomi dan pemberdayaan masyarakat.
Diharapkan, kolaborasi seperti ini akan terus menginspirasi generasi pemuda Ansor lainnya untuk berkontribusi pada lingkungan yang lebih baik.(PR)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Apa yang Anda pikirkan?