Sekda Kabupaten Pasuruan Yudha Tri Widya Sasongko Buka Workshop Suplemen Anemia untuk Cegah Stunting
PASURUAN | JATIMSATUNEWS.COM: 11 September 2025 – Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) bekerja sama dengan Pemerintah Kabupaten Pasuruan menggelar Workshop Suplemen Anemia Guna Pencegahan Stunting, Kamis (11/9/2025).
Menjadi salah satu langkah nyata dalam mendukung program percepatan penurunan angka stunting di Indonesia, khususnya di Jawa Timur.
Acara yang dipusatkan di gedung Bupati Pasuruan ruang Empu Sendok dihadiri peserta mulai dari akademisi, tenaga kesehatan, hingga pemerintah daerah. Sekda Yudha Tri Sasongko membuka acara secara resmi, memberikan sambutan menekankan komitmen pemerintah daerah dalam upaya pencegahan stunting.
Turut hadir, Kepala Bappelitbangda Kabupaten Pasuruan, Bakti Jati Permana dan sekretaris Kokok. Melaporkan dan menyampaikan paparan terkait kondisi gizi masyarakat Pasuruan.
Selanjutnya, Sekretaris Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM) UMM, Mochammad Wachid, STP., MSc., PhD. memberikan sambutan mengenai pentingnya sinergi antara kampus dan pemerintah daerah dalam mengembangkan inovasi berbasis riset untuk mendukung ketahanan pangan dan kesehatan keluarga.
Pada kesempatan itu juga dilakukan penandatanganan MoA antara Dinas Kesehatan Kabupaten Pasuruan dan UMM, disertai penyerahan sertifikat secara simbolis.
Prof. Elfi menunjukkan produk kepada sekda YudhaSetelah sesi pembukaan, kegiatan dilanjutkan dengan panel yang dimoderatori oleh Dr. Sukarsono, M.Si.. Dua pemateri utama yang hadir adalah dr. Ramadi Satryo Wicaksono, Sp.PD. yang menyampaikan materi pertama, serta Prof. Dr. Ir. Elfi Anis Saati, MP. yang membawakan materi kedua.
Materi yang disajikan menyoroti persoalan gizi utama di Indonesia, khususnya tingginya angka anemia dan stunting pada balita. Data menunjukkan prevalensi stunting balita di Indonesia masih berada di kisaran 19,8%–21,6%, sementara target nasional 2024 adalah turun hingga 14%, yang hingga kini belum tercapai.
Salah satu isu penting yang diangkat adalah konsumsi pangan keluarga yang masih belum seimbang. Tingginya konsumsi beras di Indonesia, yakni 124 kg per kapita per tahun, jauh di atas Jepang yang hanya 50–60 kg, menjadi salah satu faktor ketidakseimbangan gizi. Selain itu, masih banyak keluarga yang memilih pangan murah namun rendah kualitas gizi.
Sebagai solusi, para pakar menekankan pentingnya pangan alternatif dan fungsional, termasuk pemanfaatan bahan alami seperti bunga, rempah, dan tanaman lokal yang kaya antioksidan serta berpotensi tinggi mencegah anemia. Hasil riset UMM misalnya, mengembangkan produk suplemen berbasis bunga mawar yang terbukti mengandung zat besi (Fe) tinggi serta berperan sebagai antioksidan alami.
Workshop ini diharapkan menjadi catatan penting untuk meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pola makan sehat dan memperkuat kolaborasi lintas sektor dalam menekan angka stunting.
“Mari jadikan makanan sebagai obat, bukan obat sebagai makanan. Dengan pangan sehat, aman, halal, dan ramah lingkungan, kita bisa membangun generasi yang kuat dan berkualitas,” demikian pesan Prof. Elfi Anis Saati yang menjadi salah satu narsum forum tersebut.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Apa yang Anda pikirkan?