Banner Iklan

Senator Cantik Lia Istifhama: Presiden Prabowo Pemimpin Simpatik, Libur 18 Agustus Bukti Kekuatan Hubungan Interpersonal

Anis Hidayatie
03 Agustus 2025 | 06.06 WIB Last Updated 2025-08-02T23:08:03Z


Senator Cantik Lia Istifhama: Presiden Prabowo Pemimpin Simpatik, Libur 18 Agustus Bukti Kekuatan Hubungan Interpersonal

SURABAYA | JATIMSATUNEWS.COM: Pemerintah secara resmi menetapkan tanggal 18 Agustus 2025 sebagai hari libur nasional, memperpanjang momen refleksi dan perayaan kemerdekaan Indonesia yang ke-80. Keputusan ini tertuang dalam Surat Keputusan Bersama (SKB) Tiga Menteri yang diteken oleh Menteri Agama, Menteri Ketenagakerjaan, dan Menteri PAN-RB.

Penetapan ini diumumkan langsung oleh Wakil Menteri Sekretaris Negara, Juri Ardiantoro, pada Jumat (1/8) di Kompleks Istana Kepresidenan. “18 Agustus diliburkan,” ujarnya singkat namun bermakna.

Langkah ini pun disambut antusias oleh berbagai kalangan, termasuk anggota DPD RI asal Jawa Timur, Dr. Lia Istifhama. Dikenal sebagai senator cantik yang vokal menyuarakan kepentingan rakyat, Lia memberikan apresiasi mendalam terhadap keputusan Presiden Prabowo Subianto yang dianggapnya sebagai bentuk kepemimpinan yang simpatik dan penuh empati.

“Harus diakui, Bapak Prabowo adalah Presiden yang memiliki kekuatan membangun hubungan interpersonal. Beliau sosok pemimpin simpatik, sosok negarawan yang menjadikan momentum kepemimpinannya sebagai momentum memberikan kado bagi rakyat,” ujar Ning Lia, sapaan akrabnya.

Menurut Lia, penetapan tanggal 18 Agustus sebagai hari libur bukan semata-mata soal teknis administratif, namun lebih dari itu: sebuah kebijakan yang mewakili suara hati rakyat, meski tidak diungkapkan secara eksplisit.

“Momentum Agustusan itu menyita energi masyarakat. Mulai dari lomba-lomba, persiapan upacara, hingga malam tirakatan. Pada 16 malam, masyarakat biasanya berkumpul di lingkungan masing-masing untuk menggelar acara syukuran. Lalu 17 pagi upacara pengibaran, dan sore harinya penurunan bendera. Otomatis, masyarakat membutuhkan satu hari untuk merefresh tenaga,” jelas Lia.

Dengan sudut pandang yang tajam namun membumi, senator asal Surabaya ini menilai bahwa kebijakan tersebut mencerminkan sensitivitas Presiden terhadap psikologis sosial masyarakat. Libur 18 Agustus memberi ruang jeda yang bermanfaat sebelum kembali ke rutinitas kerja, terutama karena di banyak kantor, man power belum sepenuhnya siap bekerja maksimal sehari setelah puncak perayaan kemerdekaan.

“Dengan tambahan libur ini, masyarakat bisa mengatur ulang ritme, menyempurnakan perayaan jika ada agenda yang tertunda, atau sekadar beristirahat. Ini keputusan yang aspiratif dan penuh empati,” pungkas Lia.

Pernyataan senator Lia Istifhama ini menegaskan bahwa kepemimpinan bukan hanya soal kebijakan makro, tetapi juga menyentuh sisi mikro kehidupan rakyat. Dalam konteks ini, Presiden Prabowo dinilai berhasil membangun kedekatan emosional dengan rakyatnya, menjadikan kekuasaan sebagai medium pelayanan, bukan sekadar simbol otoritas.

Libur nasional 18 Agustus 2025 pun tak hanya menjadi tanggal merah di kalender, melainkan juga catatan penting tentang bagaimana kebijakan bisa lahir dari nurani yang mendengarkan rakyat.


Komentar
komentar yang tampil sepenuhnya tanggung jawab komentator seperti yang diatur UU ITE
  • Senator Cantik Lia Istifhama: Presiden Prabowo Pemimpin Simpatik, Libur 18 Agustus Bukti Kekuatan Hubungan Interpersonal

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Apa yang Anda pikirkan?

Trending Now