Nguling, Desa Pertama Dinilai Lomba Kampung Pancasila Kabupaten Pasuruan, Ketua TP PKK dan rombongan diajak naik odong odong
PASURUAN | JATIMSATUNEWS.COM: Pemerintah Kabupaten Pasuruan resmi memulai rangkaian Lomba Kampung Pancasila 2025 pada Senin (25/8/2025). Desa Nguling, Kecamatan Nguling, menjadi desa pertama yang dikunjungi tim penilai, sekaligus menjadi pembuka jalannya kompetisi antar desa se-Kabupaten Pasuruan.
Penilaian hari pertama dipimpin langsung oleh Ketua Tim Penggerak PKK Kabupaten Pasuruan, drg. Merita Rusdi Sutejo atau akrab disapa Mela Rusdi, istri bupati H. Rusdi Sutejo bersama jajaran pengurus PKK. Turut hadir pula unsur penilai dari Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Bakesbangpol), TNI, Polri, serta Forum Pembauran Kebangsaan (FPK).
Rombongan disambut oleh Forkopim Kecamatan Nguling, Kepala Desa Nguling Edi Suyitno, serta perangkat desa di Balai Desa Nguling. Acara diawali dengan pemaparan berbagai program dan kegiatan bernilai Pancasila yang telah dilaksanakan warga.
Kades Edi Suyitno menekankan bahwa Kampung Pancasila RW 8 menjadi wujud nyata kerukunan masyarakat.
“Di sini ada warga keturunan Arab, Tionghoa, Madura, dan Jawa yang hidup berdampingan. Mereka memanfaatkan lahan pekarangan untuk kebutuhan sehari-hari, saling mendukung kegiatan desa, tanpa pernah ada konflik,” ujar Edi.
Usai pemaparan, tim penilai diajak berkeliling desa untuk melihat langsung aktivitas masyarakat. Uniknya, rombongan menuju lokasi penilaian menggunakan odong-odong, alih-alih dokar khas Nguling yang kini sudah jarang ditemui.
RW 8 dipilih untuk dinilai, warga setempat memiliki pos kamling aktif, Kawasan Rumah Pangan Lestari (KRPL), Asman Toga, hingga Pusat Jajanan Serba Ada (Pujasera) yang menjadi tempat rekreasi sekaligus penggerak ekonomi.
Ketua TP PKK Desa Nguling, Eka Setyaningsih, menuturkan bahwa desa sudah mempersiapkan diri.
"Kita tidak ada persiapan khusus karna lomba kampung pancasila ini waktunya sangat mendadak apalagi di desa kami juga ada banyak perlombaan. Kami menampilkan apa adanya yang ada di desa kami. Lingkungan yang bersih setiap hari karna sudah ada program pengambilan sampah setiap hari. KRPL memang sudah ada dari dulu & UKM memang tersedia di pujasera," ujarnya
Ketua TP PKK Kabupaten Pasuruan, Mela Rusdi, menekankan pentingnya menjadikan Kampung Pancasila sebagai wajah kampung yang benar-benar hidup.
“Kampung Pancasila tidak hanya dinilai dari aspek fisik, tetapi bagaimana nilai-nilai Pancasila berdenyut dalam interaksi sosial masyarakat. Warga harus mampu menjaga kerukunan, toleransi, gotong royong, serta memberdayakan kearifan lokal,” tegasnya.
Ia menambahkan, keberadaan Kampung Pancasila sangat strategis untuk memupuk solidaritas, mempererat persatuan, serta menciptakan masyarakat rukun, damai, dan harmonis dalam bingkai Bhinneka Tunggal Ika.
Salah satu juri dari FPK Kabupaten Pasuruan yang juga kader JPM (Jejaring Pancamandala, BPIP ( Badan Pembina Ideologi Pancasila) Indonesia Ahmad Bayhaqi Kadmi (Gus Bay), mengaku terkesan dengan Desa Nguling.
“Yang membuat saya cukup terkesan adalah kehadiran etnis tionghoa dan Arab di Pujasera. Tempatnya luas, nyaman, dan mampu mempersatukan warga dari berbagai etnis. Terimakasih sudah berkenan menghadirkan mereka. Ini menunjukkan keragaman bisa menyatu dalam harmoni,” tuturnya.
Kepala Bakesbangpol Kabupaten Pasuruan, Nurul Huda, menegaskan bahwa Kampung Pancasila harus benar-benar hidup dalam keseharian warganya.
“Kampung Pancasila harus menjadi wajah kampung yang hidup, bukan sekadar hiasan. Ada nilai, sejarah, dan budaya lokal yang menjadi ciri khasnya,” ujarnya.
Menyampaikan beberapa kriteria yang dinilai untuk lomba kampung Pancasila
- Unsur Dekoratif & Budaya Lokal – keberadaan gapura tematik, hiasan bambu, serta sentuhan budaya khas yang menjadi daya tarik kampung.
- Keamanan & Ketertiban – adanya pos kamling, kentongan, kode sandi, serta keterlibatan aktif Bhabinkamtibmas, Polisi RW, dan masyarakat dalam menjaga keamanan.
- Pendekatan Sosial Budaya – sinergi antara kepala desa, perangkat, dan masyarakat untuk menciptakan perubahan perilaku positif yang berimbas pada lingkungan lebih baik, terinspirasi dari konsep Kampung Tangguh Semeru.
- Ikon Simbolik – setiap kampung wajib memiliki gapura tematik berbentuk kerucut simetris, sebagai simbol energi positif dan identitas kampung.
- Ketahanan Pangan & Pemberdayaan Keluarga – PKK melalui Pokja 3 menilai pemanfaatan lahan pekarangan, urban farming, hingga inovasi pemberdayaan ekonomi keluarga.
- Kehidupan Sosial & Kerukunan Warga – praktik nyata toleransi antar etnis dan agama, gotong royong, serta kerukunan dalam kehidupan sehari-hari.
Dalam setiap sesi, 12 desa akan dikunjungi, dengan alokasi satu hari untuk masing-masing desa. Penilaian dilakukan oleh tim gabungan dari Kesbangpol, Polres, Kodim, PKK, FPK, serta perwakilan dari daerah lain.
Hadiah berupa uang tunai, sertifikat, dan piagam akan diberikan kepada desa terbaik. Juara utama ditentukan dari akumulasi nilai Kesbangpol dan PKK, dengan penilaian PKK difokuskan pada aspek ketahanan pangan dan keluarga.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Apa yang Anda pikirkan?