Senator Cantik DPD RI Lia Istifhama Apresiasi Keberhasilan Transformasi Haji 2025 Bukti Dedikasi Petugas dan Sinergi Kemenag-PPIH
JAKARTA| JATIMSATUNEWS.COM: Transformasi besar dalam penyelenggaraan ibadah haji tahun 2025 menuai apresiasi luas dari berbagai kalangan. Salah satunya datang dari Senator cantik DPD RI, Lia Istifhama, yang turut memuji keberhasilan pemerintah, khususnya Kementerian Agama (Kemenag) dan Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH), dalam menghadapi tantangan besar di tahun ini.
Dengan tingkat kepuasan jemaah mencapai 84,56 persen dalam kategori baik — angka tertinggi dalam beberapa tahun terakhir — pelaksanaan haji 2025 dianggap sukses meski harus menyesuaikan dengan transformasi kebijakan layanan haji dari non-syarikah ke sistem syarikah yang diberlakukan pemerintah Arab Saudi.
“Ini adalah bukti nyata pengabdian luar biasa para petugas haji kita. Mereka sudah mendedikasikan waktu, tenaga, pikiran, dan hati demi kesuksesan operasional haji 2025. Saya sampaikan apresiasi setinggi-tingginya,” ujar Lia Istifhama, yang akrab disapa Ning Lia, dalam keterangannya, Rabu (9/7).
Menurut Ning Lia, kunci sukses terletak pada solidnya penerapan prinsip pelayanan
“Kompak, Responsif, Profesional” oleh seluruh petugas haji. Ia menilai semboyan ini bukan sekadar jargon, melainkan benar-benar dijalankan secara nyata di lapangan.
“Tahun 2025 ini adalah masa transisi layanan yang tidak mudah. Sistem syarikah menuntut adaptasi cepat dari para petugas kita di lapangan. Alhamdulillah, mereka membuktikan mampu menjalankan tugas dengan baik,” tegasnya.
Meski menyampaikan apresiasi, Senator asal Jawa Timur ini juga menekankan pentingnya evaluasi berkelanjutan. Salah satu catatan penting yang disorotnya adalah masih adanya kendala dalam proses digitalisasi, terutama terkait biometrik dan aplikasi Nusuk.
“Proses biometrik masih menghadapi berbagai kendala, terutama di daerah-daerah yang perangkat pendukungnya terbatas. Selain itu, banyak jemaah, khususnya lansia, mengalami kesulitan menggunakan aplikasi Nusuk. Ini jadi PR bersama untuk kita carikan solusi,” ungkap Ning Lia.
Selain itu, ia juga menyoroti masalah pembagian kafilah dan syarikah yang belum merata di sejumlah lokasi. Ketidakseimbangan ini dinilai mengganggu efektivitas layanan bimbingan ibadah, terutama bagi jemaah yang memerlukan pendampingan intensif.
“Banyak laporan jemaah lansia yang mengalami kesulitan dalam menjalankan rukun haji karena kurangnya pemahaman teknis. Ini menunjukkan pentingnya memperkuat manasik, pendampingan, dan pembekalan jauh-jauh hari sebelum berangkat,” imbuhnya.
Sebagai anggota DPD RI yang aktif menyuarakan aspirasi umat, Ning Lia mendorong agar evaluasi penyelenggaraan haji tidak berhenti sebagai formalitas semata, melainkan menjadi momentum strategis untuk meningkatkan kualitas pelayanan di masa depan.
Ia menekankan pentingnya koordinasi lintas sektor, pengembangan layanan berbasis digital yang inklusif, serta penguatan pembinaan spiritual dan teknis bagi para jemaah, khususnya kelompok rentan seperti lansia.
“Kita semua berharap agar operasional haji tahun depan bisa lebih baik lagi. Evaluasi ini bukan hanya agenda formalitas, tetapi kesempatan berharga untuk mendengarkan suara jemaah, menata ulang strategi, dan menghadirkan pelayanan haji yang lebih paripurna,” pungkasnya.
Dengan semangat kebersamaan dan pembenahan berkelanjutan, Lia Istifhama optimis Indonesia mampu menjaga reputasi sebagai salah satu negara penyelenggara ibadah haji terbaik di dunia. ANS
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Apa yang Anda pikirkan?