Meningkatkan Nilai Tambah Minyak Jelantah Menjadi Lilin Aromaterapi: Program Kerja Waste to Wax KKN-T SDGs Kelompok 56 UPN “Veteran” Jawa Timur
SURABAYA| JATIMSATUNEWS.COM: Inovasi Kelompok 56 KKN-T SDGs UPN “Veteran” Jawa Timur : Pemanfaatan Minyak Jelantah Menjadi Produk Ramah Lingkungan dan Ekonomis
Surabaya, 18 Juli 2025 — Kelompok 56 Mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) Tematik Bela Negara SDGs Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur kembali menggelar program kerja yang berdampak nyata di tengah masyarakat. Mengusung tema lingkungan, kegiatan bertajuk “Waste to Wax” ini berhasil menarik perhatian warga RW 03 Kelurahan Gubeng, Kecamatan Gubeng, Kota Surabaya, melalui ide inovatif berupa pemanfaatan minyak jelantah rumah tangga menjadi lilin aromaterapi. Selain menyasar isu limbah rumah tangga, program ini juga memberikan nilai tambah melalui pelatihan keterampilan kreatif yang dapat dikembangkan menjadi potensi usaha mikro. Kegiatan ini menjadi salah satu bentuk pengabdian mahasiswa dalam mendukung pembangunan berkelanjutan, khususnya dalam aspek lingkungan hidup dan pemberdayaan ekonomi lokal.
Acara resmi dibuka pukul 19.00 oleh dua MC dan Pembukaan dimulai dengan mengajak seluruh peserta berdiri dan menyanyikan lagu Indonesia Raya dan Mars Bela Negara. Suasana nasionalisme terasa hangat di tengah kegiatan yang berfokus pada isu lingkungan ini. Rangkaian acara berlanjut dengan sambutan dari perwakilan RW 03 yang menyampaikan apresiasi atas gagasan kreatif mahasiswa KKN dalam mengolah limbah minyak jelantah menjadi produk yang memiliki nilai ekonomi dan manfaat praktis. Sambutan dilanjutkan oleh Ketua PKK RW 3 yang mendorong ibu-ibu rumah tangga agar terus berinovasi dalam memanfaatkan sumber daya yang ada di rumah. Kemudian, sambutan terakhir disampaikan oleh Ketua KKN Kelompok 56 yang menjelaskan bahwa kegiatan ini merupakan salah satu bentuk kontribusi nyata mahasiswa kepada masyarakat dalam mempromosikan gaya hidup berkelanjutan.
Setelah sesi sambutan, acara dilanjutkan dengan pemaparan mengenai latar belakang dan tujuan program Waste to Wax yang disampaikan oleh perwakilan mahasiswa. Mereka menjelaskan bahwa minyak jelantah sering kali menjadi limbah rumah tangga yang dibuang sembarangan, padahal jika dikelola dengan baik dapat dijadikan bahan dasar produk yang bernilai, seperti lilin aromaterapi. Lilin hasil daur ulang ini tidak hanya bermanfaat sebagai penerang atau pewangi ruangan, tetapi juga memiliki potensi sebagai produk usaha mikro dengan permintaan pasar yang stabil. Paparan tersebut memperkenalkan peserta pada konsep ekonomi sirkular yang ramah lingkungan dan memberdayakan.
Sesi praktik langsung dimulai pukul 19.16 Wib, di mana peserta dibagi menjadi tiga kelompok dan didampingi oleh tim mahasiswa. Setiap kelompok diberikan bahan-bahan yang telah disiapkan seperti. minyak jelantah yang telah direndam arang selama semalam, soy wax, asam stearat, mica powder, essential oil, dan wadah beserta label kemasan. Peserta diajak untuk mengikuti proses pembuatan lilin secara bertahap, dimulai dari pencampuran bahan, pemanasan, hingga menuang cairan ke dalam wadah. Aktivitas ini berlangsung meriah dan interaktif, karena sebagian besar peserta baru pertama kali mencoba membuat lilin aromaterapi dari bahan bekas yang tidak terpikirkan sebelumnya. Selain keterampilan teknis, sesi ini juga menanamkan kesadaran pentingnya mengolah limbah rumah tangga secara kreatif untuk menambah nilai guna dan mengurangi pencemaran lingkungan.
Acara diakhiri dengan penutupan resmi pada pukul 20.15 WIB yang disampaikan oleh MC. Seluruh peserta dan panitia kemudian berfoto bersama untuk mengabadikan momen kolaboratif ini. Suasana hangat dan penuh kekeluargaan terasa di penghujung acara, menjadi penanda keberhasilan kegiatan dalam menyatukan semangat mahasiswa dan masyarakat dalam menciptakan perubahan positif. Kegiatan Waste to Wax ini diharapkan dapat menjadi contoh sederhana bagaimana masyarakat dapat memulai gaya hidup berkelanjutan dari hal-hal kecil yang ada di sekitar, seperti mengolah limbah dapur menjadi produk bermanfaat. Mahasiswa KKN Kelompok 56 optimis bahwa kegiatan ini dapat menjadi pemicu tumbuhnya ide-ide inovatif lainnya yang berbasis pada prinsip keberlanjutan dan pemberdayaan komunitas lokal.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Apa yang Anda pikirkan?