.png)
PAMEKASAN|JATIMSATUNEWS.COM — Mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) UIN Madura posko 4 di Desa Tentenan Barat menggelar program edukatif bertajuk Gemari (Gerakan Menanam dan Literasi) yang melibatkan anak-anak desa serta didukung oleh aparat desa setempat.
Kegiatan ini dilaksanakan di Balai Tentenan Barat. Program GEMARI ini disetujui oleh Sahrul Romadhon, M.Pd selaku Dosen Pembimbing Lapangan (DPL) pada tanggal 8 Juli 2025 dan mulai dilaksanakan secara resmi pada tanggal 20 Juli 2025.
Program ini bertujuan untuk memberikan pengetahuan terhadap materi sesuai jenjang pendidikan. Sekaligus mengenalkan anak-anak pada jenis-jenis tanaman obat keluarga (TOGA) yang mudah dibudidayakan, sekaligus menumbuhkan minat baca dan kemampuan literasi sejak dini.
Anak-anak diajak untuk menanam dan merawat berbagai jenis tanaman toga seperti jahe, kunyit, daun salam, serai, panasilin, dan lidah buaya sembari mendapatkan penjelasan mengenai manfaatnya bagi kesehatan.
Syaifurrahman Nabawi, salah satu mahasiswa UIN Madura, menyampaikan bahwa program yang termasuk dalam Proker Gemari (Gerakan Menanam dan Literasi) ini sangat positif dan berkelanjutan.
“Anak-anak dapat mengenal berbagai jenis tanaman toga, memahami cara menanam, serta mengetahui manfaatnya. Ini sangat baik untuk meningkatkan kesadaran mereka terhadap pentingnya pengobatan alami dan kesehatan,” ujarnya.
Hal senada juga diungkapkan oleh Bapak Amiruddin, salah satu aparat desa yang turut memantau kegiatan.
“Program ini sangat bermanfaat. Anak-anak jadi tahu fungsi tanaman herbal dan bisa membantu masyarakat desa memanfaatkan tanaman toga tersebut. Kami sangat mendukung kegiatan seperti ini karena memberi dampak langsung bagi lingkungan dan generasi muda,” katanya.
Pelaksanaan program dimulai sejak minggu pertama KKN dan direncanakan berlangsung secara rutin setiap hari Minggu hingga akhir masa pengabdian.
Dalam setiap pertemuan, kegiatan dibagi menjadi empat Minggu: minggu pertama dan kedua adalah les literasi di Rumah Belajar, yang mencakup kegiatan menghitung, bahasa inggris, hingga membaca. Sedangkan untuk ketiga dan keempat difokuskan untuk tanaman toga.
Respon masyarakat terhadap program ini sangat positif. Banyak orang tua dan tokoh masyarakat yang tidak hanya memberikan dukungan moral, tetapi juga ikut serta dalam proses penanaman dan merawat tanaman bersama anak-anak.
Les literasi yang dilaksanakan pun menjadi sarana interaktif antara mahasiswa dan anak-anak, menciptakan suasana belajar yang menyenangkan dan penuh keakraban.
Dengan semangat kolaboratif antara mahasiswa, anak-anak, dan masyarakat desa, program Tanaman Toga dan Les Literasi diharapkan dapat menjadi warisan berharga yang terus tumbuh dan berkembang, bahkan setelah program KKN berakhir.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Apa yang Anda pikirkan?