Banner Iklan

Grebek Suro Kampung Tretes Serta Pameran Pecut Cemeti Menampilkan Atraksi Budaya Meriah dan Memukau

20 Juli 2025 | 13.54 WIB Last Updated 2025-07-20T13:20:11Z

Meriahnya Grebek Suro 2025 di Kampung Tretes Rayakan warisan budaya Jawa di kaki Gunung Arjuno dengan pameran Pecut Cemeti, tarian Jaranan dan Bantengan, serta alunan gamelan yang memukau. Bersama-sama wujudkan semangat gotong royong dan abadikan momen photo bersama dengan lintas Tokoh Budayawan./Dok,SM,JSN.


PASURUAN | JATIMSATUNEWS.COM

Tradisi dan budaya lokal kembali menggema di kaki Gunung Arjuno. Tepat pada Minggu, 20 Juli 2025, suasana meriah menyelimuti kawasan Gang Sono, Kelurahan Tretes, Kecamatan Prigen, Kabupaten Pasuruan, dalam gelaran akbar Grebek Suro Kampung Tretes. Kegiatan ini diinisiasi oleh Sanggar Seni dan Budaya Lembu Sono sebagai bentuk pelestarian budaya Jawa Timur melalui Pameran Pecut Cemeti, pertunjukan seni, dan atraksi tradisional yang menggugah semangat kebangsaan dan spiritualitas masyarakat.

Acara dibuka dengan sambutan dari Mbak Nurul atau dengan sapaan Nurul Uyung, selaku tuan rumah sekaligus pendiri Sanggar Seni dan Budaya Lembu Sono Tretes. Dalam sambutannya, beliau menyampaikan rasa syukur dan terima kasih kepada semua pihak yang telah hadir, terutama kepada Mas Eries Yuliusman, seorang ketua sesepuh spiritual sekaligus budayawan juga  Ketua Matra (Masyarakat Adat Nusantara) Wilayah Kabupaten Pasuruan yang menjadi tamu kehormatan dalam kegiatan budaya ini. Mbak Nurul menekankan pentingnya menjaga nilai-nilai tradisi dan spiritualitas dalam kehidupan masyarakat modern, terutama melalui seni dan budaya lokal.

Sambutan kedua disampaikan oleh Bapak Rosid, Ketua RW Gang Sono, yang menyampaikan harapannya agar generasi muda terutama para pemuda dan pemudi dapat terus menggali potensi dan kreativitas mereka melalui kegiatan sanggar seni. Ia menyatakan bahwa Grebek Suro dan pameran Pecut Cemeti merupakan momentum penting untuk membangun ruang ekspresi budaya di tengah masyarakat.

Salah satu momen paling sakral dalam kegiatan ini adalah penyerahan simbolik Pecut Cemeti, yang dilakukan oleh Ketua RW kepada Sesepuh Adat Bapak Suwarno, mewakili pihak laki-laki, dan Mbak Nurul selaku tuan rumah, mewakili pihak perempuan. Penyerahan ini bukan sekadar simbol seremonial, melainkan bentuk penghormatan terhadap warisan budaya serta sebagai tanda dilanjutkannya estafet pelestarian budaya dari generasi ke generasi. Kegiatan ini turut disaksikan oleh tokoh budayawan, perwakilan dari Polsek Prigen, serta elemen masyarakat yang hadir.



Acara kemudian dilanjutkan dengan pertunjukan seni budaya kolaboratif dari para pemuda Sanggar Seni dan Budaya Lembu Sono yang tampil bersama kelompok Bantengan Maung Bodas dari Sanggar Seni Bantengan. Kolaborasi ini menjadi sajian pembuka yang kuat, menggetarkan suasana dengan hentakan musik tradisional dan atraksi penuh energi.

Setelahnya, doa bersama dipimpin oleh Bapak Suwarno, sebagai bentuk permohonan kepada Tuhan agar seluruh rangkaian acara berjalan lancar, membawa manfaat, dan memberikan hiburan sekaligus edukasi bagi masyarakat.

Pertunjukan berlanjut dengan atraksi memukau dari kelompok Jaranan "Budo Taruna Jati" asal Malang, yang tampil dengan gaya khas dan iringan musik yang menghentak. Suguhan ini membuat para penonton yang berasal dari berbagai usia anak-anak, remaja, hingga orang dewasa terpukau dan antusias mengikuti jalannya pertunjukan. Banyak warga yang tampak puas dengan penampilan atraktif tersebut, menandakan tingginya apresiasi masyarakat terhadap kesenian tradisional.



Tidak hanya itu, Sanggar Seni Singonogorejo yang dipimpin oleh Bapak Ahmad Anwar juga turut memeriahkan acara dengan penampilan Gamelan Jawa, menghadirkan suasana sakral dan khas daerah. Gamelan tersebut kemudian mengiringi penampilan dari Bantengan Lembu Putra Arjuna, yang menambah semarak dan kekayaan budaya dalam rangkaian Grebek Suro ini. Iringan gamelan khas Prigen memberikan kesan magis yang kuat bagi para penonton.

Kegiatan budaya ini berjalan dengan tertib dan aman berkat dukungan dari berbagai elemen relawan dan pengamanan, antara lain: ILKP (Info Lantas dan Kriminal Pasuruan), FPRB (Forum Pengurangan Risiko Bencana), Limas, Babinsa, Bhabinkamtibmas, serta Pemuda Pancasila. Kehadiran mereka menunjukkan komitmen bersama untuk menjaga kelangsungan kegiatan budaya yang sehat, aman, dan penuh makna.

Grebek Suro Kampung Tretes 2025 tidak hanya menjadi ajang hiburan semata, tetapi juga menjadi ruang edukasi budaya, penguatan spiritualitas, dan sarana pemberdayaan pemuda lokal. Acara ini membuktikan bahwa seni dan tradisi tetap memiliki tempat istimewa di tengah masyarakat, bahkan di era modern yang serba digital. Semangat gotong royong, penghormatan terhadap leluhur, dan kecintaan terhadap budaya lokal menjadi napas utama yang menghidupkan kegiatan ini.(SM)


Komentar
komentar yang tampil sepenuhnya tanggung jawab komentator seperti yang diatur UU ITE
  • Grebek Suro Kampung Tretes Serta Pameran Pecut Cemeti Menampilkan Atraksi Budaya Meriah dan Memukau

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Apa yang Anda pikirkan?

Trending Now