Banner Iklan

Santri Darus Salam Diasah Menjadi Jurnalis Tangguh Era Digital

Admin JSN
08 Juni 2025 | 13.45 WIB Last Updated 2025-06-08T06:45:40Z


SAMPANG | JATIMSATUNEWS.COM - Pondok Pesantren Darus Salam Torjun kembali melahirkan terobosan baru dalam dunia pendidikan berbasis pesantren. Melalui kegiatan pelatihan jurnalistik yang berlangsung selama dua hari, bertempat di Aula Pondok Pesantren Darussalam, Torjun, Sampang, Madura. Minggu, (8/6/2025).

Ratusan santri mendapatkan bekal keterampilan menulis, berpikir kritis, dan mengenal etika media secara langsung dari para profesional di bidang jurnalistik. 

Kegiatan ini membuktikan bahwa pesantren bukan hanya tempat belajar kitab kuning, tetapi juga arena pengembangan kapasitas santri untuk menjawab tantangan zaman.

Kegiatan pelatihan yang digelar pada awal Juni ini membuka ruang baru bagi santri untuk memahami peran strategis mereka dalam menyebarkan informasi yang kredibel dan mencerahkan masyarakat. Kehadiran para jurnalis nasional yang membimbing pelatihan semakin memperkaya pengalaman para peserta. Dengan pendekatan yang interaktif dan praktis, para pemateri memberikan wawasan yang membumi dan aplikatif.

Selain teknik jurnalistik, pelatihan ini juga memperkenalkan konsep literasi digital dan pentingnya menjaga etika dalam setiap penyampaian informasi. Para santri diajak untuk tidak hanya menulis, tetapi juga berpikir sebelum menyebarkan berita. Mereka dilatih untuk menjadi pelita informasi di tengah gelombang kabar simpang siur yang kerap mengiringi laju teknologi komunikasi masa kini.

Semangat Ulama Jadi Fondasi Gerakan Literasi
Pengasuh Pondok Pesantren Darus Salam memberikan pandangan mendalam tentang pentingnya peran santri dalam mempertahankan nilai perjuangan para ulama terdahulu. Melalui kisah para pendahulu, pesantren ini mengajarkan bahwa dunia tulis menulis adalah bagian dari dakwah yang tak kalah penting dibanding berdiri di atas mimbar. 
Dakwah melalui tulisan memiliki kekuatan menjangkau ruang yang lebih luas dan lintas generasi.

Salah satu tokoh yang disebut sebagai inspirasi dalam kegiatan ini adalah sosok KH Abdul Majid, seorang ulama inovatif yang mengajarkan kitab kuning menggunakan bahasa daerah agar lebih mudah dipahami masyarakat. Metode ini kemudian diteruskan oleh murid-muridnya meski harus menghadapi tantangan berat di masa-masa sulit. Kisah ini menjadi pengingat bahwa keberanian menyampaikan ilmu dalam bentuk baru adalah bagian dari ijtihad zaman.

Nilai-nilai perjuangan inilah yang kemudian menjadi roh dari kegiatan pelatihan jurnalistik di pesantren. Para peserta diajak untuk menumbuhkan semangat keberanian dalam menulis, kejujuran dalam menyampaikan fakta, dan ketekunan dalam menggali kebenaran. Dengan demikian, santri tidak hanya berperan sebagai penjaga nilai tradisional, tetapi juga pelopor dalam menyampaikan pesan dengan cara-cara yang segar dan relevan.

Literasi Digital Jadi Tameng Umat dari Disinformasi
Wakil Bupati Sampang yang hadir membuka kegiatan menyampaikan pentingnya literasi media di era digital. Informasi yang berseliweran dengan cepat dapat menjadi bumerang jika masyarakat tidak dibekali kemampuan menyaring dan memverifikasi kebenaran. Peran santri dalam hal ini menjadi sangat vital untuk menjaga stabilitas sosial dan membentengi umat dari informasi yang menyesatkan.

Pesantren sebagai lembaga pendidikan yang terhormat dan dipercaya masyarakat memiliki posisi strategis dalam mencetak generasi cerdas yang mampu menjadi penyaring informasi. Santri yang terlatih menulis dan berpikir kritis akan menjadi agen perubahan yang mampu mempengaruhi opini publik secara sehat dan konstruktif. Hal ini membuka peluang bagi pesantren untuk terus relevan di tengah arus perubahan global.
Melalui pelatihan ini, para santri bukan hanya diajarkan tentang struktur berita dan teknik menulis, tetapi juga nilai-nilai tanggung jawab moral yang melekat dalam setiap informasi yang disebarkan. 

Informasi bukan sekadar data yang dipublikasikan, melainkan amanah yang harus dijaga keakuratannya dan disampaikan dengan keadilan serta kebijaksanaan.

Kepercayaan Diri Santri Jadi Modal Dakwah Modern
Salah satu pemateri dari kalangan pesantren menekankan pentingnya rasa percaya diri bagi santri di era digital. Rasa minder dan inferior terhadap perkembangan zaman menjadi penghambat utama kemajuan di lingkungan pesantren. Padahal, sejarah telah membuktikan bahwa banyak tokoh besar lahir dari pesantren yang sederhana, tetapi memiliki komitmen kuat terhadap ilmu dan masyarakat.

Santri tidak boleh merasa kalah sebelum berperang. Dunia digital adalah ruang dakwah yang membutuhkan keberanian dan kecerdasan. Oleh karena itu, pesantren mendorong para santri untuk terus belajar, mengasah kemampuan, dan tidak ragu berkiprah di ruang publik. Kepatuhan terhadap guru tetap menjadi fondasi utama, namun penguasaan media dan teknologi adalah kunci untuk memperluas dampak dakwah.

Pendidikan pesantren yang selama ini dianggap tradisional telah mengalami transformasi signifikan. Pelatihan ini membuktikan bahwa pesantren mampu mengadaptasi diri tanpa kehilangan identitas. Inilah wajah baru santri, yang tetap bersarung tetapi akrab dengan kata kunci, struktur berita, dan prinsip SEO dalam setiap tulisannya.

Dukungan Profesional Media Menguatkan Kapasitas Santri
Pelatihan ini turut menghadirkan jurnalis dari media-media nasional yang telah berpengalaman menulis di media daring dan cetak. Para pemateri memberikan pengantar mengenai dasar-dasar jurnalistik, teknik reportase, hingga pentingnya menjaga integritas dalam proses peliputan. Kehadiran mereka membuka wawasan baru tentang bagaimana dunia media bekerja secara profesional.

Materi yang diberikan meliputi teknik menyusun lead yang kuat, menyusun angle yang menarik, serta cara menyesuaikan tulisan dengan karakter pembaca digital. Para peserta juga mendapatkan bimbingan langsung dalam praktik menulis berita dan mendapatkan umpan balik secara konstruktif. Proses ini mendorong para santri untuk aktif dan percaya pada potensi diri.

Dukungan dari profesional media juga menjadi bentuk pengakuan bahwa pesantren memiliki sumber daya manusia yang potensial untuk menjadi kontributor dalam dunia pers dan informasi. Sinergi ini diharapkan terus berlanjut melalui kerja sama yang lebih luas antara pesantren dan dunia media, agar semakin banyak suara-suara kebenaran yang lahir dari pesantren dan mewarnai ruang publik. Bn

Komentar
komentar yang tampil sepenuhnya tanggung jawab komentator seperti yang diatur UU ITE
  • Santri Darus Salam Diasah Menjadi Jurnalis Tangguh Era Digital

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Apa yang Anda pikirkan?

Trending Now