.png)
Berawal dari keinginan sederhana untuk membantu sesama, komunitas ini kini telah menjadi ruang inspirasi dan perubahan sosial di tengah kota metropolitan yang sibuk ini.
Anggota komunitas, yang mayoritas adalah pelajar dan mahasiswa, secara rutin menciptakan ruang belajar di lingkungan yang membutuhkan, membawa buku, alat tulis, serta metode pembelajaran yang menyenangkan dan mudah dipahami.
Komunitas ini biasa melakukan pembelajaran di daerah pesisir Pantai Kenjeran, dimana disana banyak anak yang tertinggal secara akademis.
Di tengah hiruk-pikuk pendidikan formal yang seringkali penuh tekanan, komunitas ini hadir sebagai oase bagi anak-anak yang berjuang dengan keterbatasan fasilitas dan motivasi. Mereka tidak hanya mengajarkan pelajaran di kelas, tetapi juga menanamkan rasa percaya diri dan harapan dalam setiap sesi belajar.
Seperti yang diceritakan oleh salah satu ex-anggota komunitas, Nabilla “Kami ingin anak-anak tahu bahwa belajar itu menyenangkan dan mereka memiliki masa depan yang cerah jika mau berusaha.” Sikap empati dan ketulusan inilah yang membuat pendekatan pelajar mengajar begitu efektif dan memberi dampak positif yang terasa langsung.
Bukan hanya soal pengetahuan akademik, komunitas ini juga berusaha membuka wawasan sosial dan karakter melalui berbagai kegiatan. Misalnya, mereka menggelar diskusi tentang nilai-nilai kerjasama, gotong royong, dan tanggung jawab—hal-hal yang seringkali luput dari kurikulum resmi tapi sangat penting untuk kehidupan sehari-hari.
Kegiatan selain belajar ini mampu menciptakan ikatan emosional yang kuat antara pengajar dan murid, menjadikan ruang belajar bukan hanya tempat menimba ilmu tapi juga tempat bertumbuh dan bersemangat.
Salah satu kekuatan komunitas ini ada pada keberanian pelajar untuk turun langsung ke lapangan, menghadapi tantangan kekurangan sarana, serta menyesuaikan metode pembelajaran dengan kebutuhan murid. Ini mengubah paradigma bahwa pendidikan berkualitas hanya bisa didapat dari sekolah elit. Dengan kreativitas dan semangat yang besar, mereka membuktikan bahwa pendidikan inklusif dan bermutu dapat dijangkau siapa saja.
Pelajar mengajar juga bukan sekadar komunitas aktivitas sosial, melainkan sarana pengembangan diri para anggotanya. Mereka belajar mengorganisasi, berkomunikasi, dan memahami keragaman manusia dengan lebih baik. Pengalaman langsung mengajar serta melihat perubahan pada murid menjadi motivasi yang kuat agar komunitas terus tumbuh dan berkembang.
Di Surabaya, keberadaan Komunitas Pelajar Mengajar bukan hanya penggerak pendidikan, tetapi juga simbol harapan di mana solidaritas dan kemanusiaan menjadi jembatan menuju masa depan yang lebih cerah.
Komunitas ini mengingatkan kita bahwa kontribusi nyata tidak harus besar, tetapi konsisten dan tulus, dapat merubah dunia di sekitar kita.
Penulis : Niken Nurdiyah Ayu
Editor : Niken Nurdiyah Ayu
#KomunitasSosial #KomunitasSurabaya #PelajarMengajarSurabaya #PeduliBerbagiMengabdi #BelajarBersamaCeria
.jpg)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Apa yang Anda pikirkan?