Kegiatan kick-off ini dilaksanakan pada Rabu, 11 Juni 2025, mulai pukul 12.00 hingga 15.30 WIB. Lokasi penyelenggaraan bertempat di Aula Pertemuan Bakorwil Malang, Jalan Simpang Ijen Nomor 2, Oro-Oro Dowo, Kecamatan Klojen, Kota Malang.
Bakorwil Malang, Asep Kusdinar, S.Hut., M.H, dalam sambutannya menyampaikan apresiasi atas kehadiran seluruh peserta. Ia juga menyoroti beberapa kejadian bencana yang terjadi di wilayah kerja Bakorwil 3 Malang, termasuk Banjir Bandang Kota Batu pada tahun 2021. Asep berharap agar semua unsur, termasuk NGO, swasta, dan pemerintah, dapat berkolaborasi, dimulai dari 5 kabupaten di Jawa Timur, yaitu Malang, Pacitan, Sampang, Pasuruan, dan Lumajang.
"Terima kasih sebesar-besarnya atas kehadiran Bapak dan Ibu semua, semoga membawa dampak positif bagi penanggulangan bencana khususnya di Jawa Timur. Di wilayah kerja Bakorwil saya sendiri yaitu rentan terjadi bencana misalnya di Binangun Blitar ada tanah gerak, Banjir Bandang Kota Batu, dari saya berpikir memang program Destana itu penting untuk diseriusi. Destana sendiri dimulai tahun 2011, tapi belum semua masyarakat belum memiliki kapasitas penanggulangan bencana dan saya berharap NGO, Swasta dan Pemerintah bisa berkolaborasi dimulai di 5 Kabupaten di Jawa Timur," ujar Asep.
Sementara itu, Head Of Subnational Program SIAP SIAGA, Deswanto Marbun, menjelaskan bahwa program ini merupakan kerja sama kemanusiaan antara Pemerintah Indonesia dan Australia yang telah berlangsung untuk kedua kalinya dan akan berakhir pada tahun 2027 mendatang. Deswanto juga menyampaikan bahwa program ini menjadi bagian dari upaya menyambut bulan Pengurangan Risiko Bencana (PRB), yang harus diisi dengan praktik baik dan konkret.
"Ini merupakan program kerja sama Indonesia yang didanai Australia, dalam rangka memperkuat urusan kemanusiaan yang akan berakhir di tahun 2027. Tidak lain ini untuk menyambut bulan PRB yang harus ada praktik baik khususnya Destana," tutur Deswanto.
Sejalan dengan hal tersebut, Kepala Pelaksana BPBD Jawa Timur, Gatot Soebroto, SE., M.PSDM, yang secara resmi membuka acara, menyampaikan data mengenai kejadian bencana sepanjang tahun 2025. Tercatat 197 kali kejadian bencana dengan 32 jiwa meninggal dunia. Beliau juga membandingkan data desa rawan bencana tinggi, di mana pada tahun 2024 terdapat 2.742 desa, dan meningkat menjadi 5.254 desa pada tahun 2025. Data ini menunjukkan bahwa ancaman bencana di Jawa Timur harus disikapi dengan serius.
Direktur Kesiapsiagaan BNPB, Drs. Pangarso Suryotomo, menegaskan keseriusan BNPB dalam misi penanggulangan bencana yang semakin komprehensif. BNPB telah berkolaborasi dengan Kementerian Dalam Negeri untuk mengintegrasikan Indeks Desa, yang mencakup sekitar 1300 pertanyaan, di mana 128 pertanyaan di antaranya berkaitan dengan Destana. Ia juga berharap agar semua unsur terlibat dalam Destana, yang pada akhirnya akan menghasilkan Keluarga Tangguh Bencana.
"Kita telah bekerja sama dengan Kemendagri untuk indeks desa ada 1300 pertanyaan, 128 antara lain tentang Destana juga dimasukkan. Kami berharap 45% perempuan terlibat dalam Destana termasuk teman-teman disabilitas, kelompok rentan, media, akademisi, dan dunia usaha di sekitar desa itu. Bila itu bisa dicapai maka akan muncul keluarga tangguh bencana," ungkap seorang yang akrab disapa Papang.
Pada sesi akhir, Suti'ah, selaku koordinator program, memaparkan secara detail mengenai program SIAP SIAGA, mulai dari perencanaan, lokus program, penekanan pada prinsip inklusifitas, serta komposisi Konsorsium. Sesi ini juga diisi dengan diskusi dan tanya jawab yang interaktif antarpeserta.
Pemerintah Provinsi Jawa Timur senantiasa menunjukkan komitmennya dalam upaya penanggulangan bencana melalui strategi kemitraan multipihak. BPBD Jawa Timur, bersama Program SIAP SIAGA, telah mengimplementasikan berbagai kegiatan, termasuk penguatan Program Desa Tangguh Bencana (Destana). Untuk program Destana Inklusif ini, BPBD dan SIAP SIAGA akan berkolaborasi dengan Konsorsium Destana Inklusif.
Tujuan utama dari penyelenggaraan kegiatan ini adalah untuk mensosialisasikan dan secara resmi memulai pelaksanaan program Destana yang inklusif kepada berbagai pihak, khususnya para pemangku kepentingan di tingkat Provinsi, kabupaten, serta desa sasaran. Selain itu, kegiatan ini juga bertujuan untuk menggalang dukungan dari berbagai pihak guna memastikan program dapat terlaksana secara optimal sesuai dengan rancangan yang telah ditetapkan, yang akan diwujudkan melalui penandatanganan komitmen. Diharapkan, kegiatan ini dapat meningkatkan pemahaman para pihak terkait rancangan program pengembangan Destana yang inklusif di Jawa Timur.
Jawa Timur memiliki jumlah penduduk yang signifikan, mencapai 41,64 juta jiwa, tersebar di 38 kabupaten/kota, 666 kecamatan, dan 8.494 desa/kelurahan. Seluruh wilayah kabupaten di Jawa Timur memiliki tingkat kerentanan terhadap masalah kebencanaan, dengan beberapa di antaranya memiliki tingkat risiko tinggi, sedang, dan rendah. Terdapat 14 jenis bencana dengan risiko tinggi di wilayah ini, antara lain banjir, tanah longsor, cuaca ekstrem, dan tsunami. Komitmen pembangunan ketangguhan bencana bagi masyarakat Jawa Timur telah dimulai sejak tahun 2011, ditandai dengan terbentuknya desa/kelurahan tangguh bencana (Destana). Hingga tahun 2025, tercatat sudah ada 1900 desa/kelurahan tangguh bencana dengan berbagai kategori. Namun demikian, belum semua masyarakat di wilayah risiko bencana memiliki kapasitas yang memadai dalam menghadapi risiko bencana.
Oleh karena itu, penguatan Destana perlu terus didorong menuju Destana yang Inklusif. Ini berarti Destana yang terintegrasi dengan upaya adaptasi perubahan iklim, penguatan mata pencarian, kesetaraan Gender dan Inklusi Disabilitas (GEDSI), serta terakomodasi dalam mekanisme perencanaan reguler melalui pendanaan desa. Pada tahun 2025, Pemerintah Provinsi Jawa Timur, bekerja sama dengan Program SIAP SIAGA, akan memfasilitasi pembentukan Destana yang inklusif di 5 wilayah kabupaten yang telah ditentukan, yaitu Pacitan, Lumajang, Pasuruan, Malang, dan Sampang.
Konsorsium Destana Inklusif (KONDUSIF) Jawa Timur, yang merupakan gabungan dari LPKP Jawa Timur, Forum PRB Jawa Timur, dan YISI Kabupaten Pasuruan, mendapatkan kesempatan sebagai pelaksana Program SIAP SIAGA untuk pengembangan Destana yang Inklusif.
Kegiatan ini dihadiri oleh sekitar 50 peserta dari berbagai unsur, meliputi perwakilan BNPB , SIAP SIAGA Nasional , DFAT , BPBD Provinsi Jawa Timur , DP3AK , Bappeda , Diskop UMKM , Dinas Sosial , DPMD , Dinas Lingkungan Hidup , Bakorwil Malang , Tim SIAP SIAGA Jawa Timur , BPBD dan DPMD dari 5 kabupaten lokus program , pemerintah desa sasaran program , perwakilan Konsorsium (LPKP Jawa Timur, FPRB, YISI) , perwakilan ULD PB Jawa Timur , Tim Fasilitator Kabupaten , Tim Pelaksana Program dari Konsorsium , dan perwakilan media.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Apa yang Anda pikirkan?