Banner Iklan

Karena Yuran Fernandes Liga 1 Disorot Organisasi Dunia, Bagaimana Tanggapan PSSI?

Admin JSN
16 Mei 2025 | 19.16 WIB Last Updated 2025-05-16T14:24:06Z
Yuran Fernandes dihukum larangan bermain di Indonesia 12 bulan, langsung disorot FIFPro./Instagram @fifpro

HOOFDDORP | JATIMSATUNEWS.COM - Kejadian yang menimpa pemain PSM Makassar, Yuran Fernandes di BRI Liga 1 Indonesia disorot organisasi dunia, yakni FIFPro.

FIFPro adalah lembaga independen yang memperjuangkan hak asasi pesepak bola di dunia dan berkantor di Hoofddorp, Belanda.

Mereka kemudian turut menyoroti hukuman dari Komite Disiplin PSSI kepada Yuran Fernandes berupa pelarangan bermain di Liga Indonesia selama 12 bulan.

Hukuman ini diberikan usai Yuran Fernandes mengunggah ungkapan tentang sepak bola di Indonesia adalah lelucon melalui story Instagram.

"Sepak bola di Indonesia hanya candaan. Makanya level dan korupsinya akan tetap sama. Jika Anda ingin menghasilkan uang, Anda bisa datang ke Indonesia. Jika Anda ingin bermain sepak bola serius, menjauhlah dari Indonesia," ujar Yuran Fernandes saat itu.

Unggahan tersebut viral di media sosial dan menjadi perbincangan hangat bagi warganet.

Ada yang menyetujui pernyataan Yuran, ada pula yang mengkhawatirkan pernyataan Yuran akan menjadi masalah. Apalagi, jika diinterpretasikan sebagai pencelaan Indonesia secara umum.

Kekhawatiran warganet kemudian terbukti ketika Komdis PSSI menjatuhkan sanksi larangan bermain 12 bulan di Indonesia.

Walaupun, Yuran sebelumnya sudah mengunggah pesan terbuka untuk meminta maaf dan klarifikasi.

"Pernyataan yang saya sampaikan tersebut sepenuhnya ditujukan dalam konteks sepak bola bukan untuk menyinggung Indonesia sebagai sebuah negara," tulis Yuran.

"Pernyataan tersebut merupakan luapan emosional tepat setelah pertandingan yang penuh dengan tekanan dan drama. Saya yakin, mereka yang menonton pertandingan tersebut akan paham betul mengapa saya sangat emosional," lanjutnya.

"Saya ingin menyampaikan permohonan maaf dan meminta untuk tidak menyalahartikan unggahan saya dalam konteks yang lebih luas. Itu hanya bentuk kekecewaan saya terhadap situasi di atas lapangan. Sekaligus cerminan dari rasa peduli dan harapan saya kepada PSSI dan LIB agar sepak bola Indonesia dapat berkembang dan menjadi lebih baik dari hari ini," tandasnya.

Akibat sanksi Komdis, PSM mengajukan banding agar hukumannya tidak seberat itu. Apalagi, menurut Pelatih Bernardo Tavares tidak ada negara lain termasuk Korea Utara--yang pernah dia kunjungi saat bekerja--menerapkan sanksi terhadap kebebasan berekspresi.

Di dunia, Toni Kroos pernah mengkritik wasit dan UEFA saat EURO 2024. Ia pun segera merespons permintaan maaf UEFA bahwa ada keputusan keliru dari wasit, dengan komentar 'sudah terlambat'.

Masih pada tahun sama (2024), Kevin De Bruyne dan beberapa pemain lain mengkritik FIFA dan UEFA yang hanya mementingkan uang hingga membuat jadwal pertandingan menjadi sangat padat dan tidak peduli dengan kesehatan pemain.

Kenyataannya, hingga sekarang mereka tidak mendapat sanksi apa pun dari FIFA maupun UEFA. Padahal, yang dikritik langsung adalah induk sepak bola dunia dan Eropa--bukan lagi lingkup sebuah negara.

Atas kejadian ini, FIFPro menyoroti apa yang dialami Yuran Fernandes yang pada tahun ini mendapat panggilan tim nasional Tanjung Verde.

"FIFPro berpegang teguh bahwa semua pemain sepak bola profesional harus bisa mendapatkan kebebasan mengungkapkan ekspresinya," tulis mereka dalam laman resminya pada Kamis (15/5).

FIFPro mengaku sangat khawatir tentang sanksi yang menimpa Yuran Fernandes yang menurut mereka sangat berlebihan dan tidak proporsional.

Mereka juga sudah menghubungi organisasi yang berafiliasi langsung, yakni Asosiasi Pesepakbola Profesional Indonesia (APPI).

"Sebagai sesama pesepakbola, kami menyampaikan keberatan atas putusan Komite Disiplin karena dikhawatirkan putusan tersebut akan mengancam kebebasan berpendapat para pemain. Kami akan memberikan dukungan dan support penuh kepada Yuran Fernandes. Apa yang diunggahnya di Instagram merupakan ungkapan kekecewaan pribadinya, yang seharusnya juga dapat dijadikan bahan refleksi bagi banyak pihak di dunia sepak bola Indonesia," ujar Achmad Jufriyanto, wakil ketua APPI.

Hingga berita ini dibuat tanggapan PSSI melalui Ketua Umum PSSI, Erick Thohir dan Anggota Komite Eksekutif PSSI, Arya Sinulingga belum ada.

Demikian pula dengan PT Liga Indonesia Baru (PT LIB) melalui Direktur Utama Ferry Paulus.

Terakhir kali pihak PSSI menanggapi kejadian ini adalah ketika Ketum PSSI, Erick Thohir mengaku terkejut atas sanksi dari Komdis PSSI terhadap Yuran Fernandes.

Ia pun menyarankan PSM Makassar selaku klub yang diperkuat Yuran untuk mengajukan banding ke Komite Banding PSSI.

Menurut penjelasan Arya Sinulingga, Komite Disiplin adalah pihak pengadil yang independen yang tidak bisa diintervensi pengurus PSSI. Maka, pihak PSSI melalui Erick Thohir menyarankan PSM untuk mengajukan banding.

"Begitulah aturan main dalam sepak bola/FIFA. Sehingga, tidak heran jika Ketum PSSI terkejut dengan putusan Komdis, karena sebelumnya Ketum PSSI sudah memaafkan Yuran sebelum putusan Komdis. Maka, langkah terbaik yang disarankan Ketum adalah melakukan banding ke Komite Banding," beber Arya. ***

Penulis: YAN


Komentar
komentar yang tampil sepenuhnya tanggung jawab komentator seperti yang diatur UU ITE
  • Karena Yuran Fernandes Liga 1 Disorot Organisasi Dunia, Bagaimana Tanggapan PSSI?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Apa yang Anda pikirkan?

Trending Now