![]() |
Komentar Megawati Hangestri terkait kegagalan Gresik Petrokimia ke grand final dan tentang performanya menjadi pembahasan warganet di media sosial./Instagram @petrovoli_ |
YOGYAKARTA | JATIMSATUNEWS.COM - Jelang menghadapi laga perebutan peringkat ketiga Proliga 2025 putri, warganet dihebohkan dengan komentar Megawati Hangestri Pertiwi.
Bukan hanya di Instagram, melainkan di TikTok dan X--sebelumnya bernama Twitter.
Mereka membahas tentang komentar Megawati Hangestri terkait kegagalan timnya, Gresik Petrokimia Pupuk Indonesia lolos ke grand final Proliga 2025.
Semula, diskusi warganet di medsos berawal dari unggahan Mega di akun TikTok-nya yang terdapat tulisan 'playing soap' yang kemudian diubah dan kolom komentar dimatikan.
Lalu, diskusi berlanjut ke video Mega saat live di TikTok yang membahas terkait sportivitas dalam pertandingan olahraga.
Menurut Mega, dia secara pribadi selalu menjunjung tinggi sportivitas. Bukan hanya di Indonesia, melainkan juga di Korea Selatan--tempat di mana namanya tumbuh dan berkembang menjadi terkenal seperti sekarang.
Maka dari itu, dia menekankan pentingnya sportivitas dalam pertandingan olahraga.
![]() |
Momen live Mega di TikTok saat ia membahas tentang sportivitas di olahraga./TikTok Megawati Hangestri Pertiwi |
Pernyataan tersebut pun dikaitkan oleh warganet dengan kekalahan Jakarta Pertamina Enduro dari Jakarta Popsivo Polwan.
Pertandingan ini memang menjadi penentu nasib Mega dan Petrokimia, apakah lolos ke grand final atau tidak.
Mega dan kolega bisa lolos apabila Popsivo Polwan kalah tanpa poin, alias 0-3 atau 1-3 dari Pertamina Enduro.
Alih-alih kalah, Popsivo justru menang 3-0 atas Enduro.
Hasil tersebut jelas langsung menggugurkan peluang Petrokimia ke grand final. Sebab, Popsivo naik ke puncak klasemen final four menggusur Enduro yang notabene sudah lolos ke grand final.
Maka, posisi di klasemen akhir final four adalah Popsivo, Enduro, Petrokimia, dan Jakarta Electric PLN.
Ini membuat dua tim yang akan bertanding di grand final adalah Popsivo dan Enduro. Sedangkan, Petrokimia dan PLN akan bertanding di bronze final Proliga 2025.
Hasil tersebut dan bersama dengan pernyataan Mega kemudian diinterpretasikan oleh beberapa warganet berkaitan dengan mudahnya Enduro kalah dari Popsivo.
Padahal sebelumnya, Enduro bisa mengalahkan Popsivo pada pertemuan pertama di final four.
Walau demikian, ada juga warganet yang menganggap Enduro bermain strategi yakni menentukan siapa calon lawan di final.
Enduro diprediksi warganet tidak akan memilih Petrokimia karena dalam empat pertemuan musim ini hanya menang sekali, dan itu dilakukan lewat remontada dari 0-2 menjadi 3-2.
Artinya, Enduro masih kesulitan untuk mengatasi Petrokimia pada musim ini, bahkan ketika tanpa Mega. Mereka justru baru menang ketika ada Mega yang juga baru debut di final four usai dibekap cedera kaki.
Maka dari itu, pembahasan warganet di berbagai media sosial menjadi penuh pro-kontra.
Sebab, warganet juga menganggap bukan hanya laga Popsivo vs Enduro yang diperhatikan melainkan laga Petrokimia vs Enduro yang perlu diintrospeksi oleh Mega dan timnya. Karena, laga itulah yang seharusnya dapat menjadi pembuka peluang besar menuju grand final namun justru kalah.
Terbaru, Mega juga menjadi perbincangan warganet usai marah-marah di siaran langsung TikTok-nya.
![]() |
Momen Mega marah saat menjelaskan kondisi yang dialaminya kepada warganet dalam siaran langsung./TikTok Megawati Hangestri Pertiwi |
Dia menanggapi pertanyaan warganet tentang kenapa dirinya tak bisa bermain sebagus di Korea.
"Aku di sini baru latihan sehari setelah sekitar 20 hari tidak latihan. Sedangkan, di Korea aku butuh latihan 3 bulan untuk bisa bermain maksimal. Itu pun harus sampai menangis saat prosesnya," ujar Mega.
"Jadi, sebelum bertanya seperti itu berpikirlah. Karena kalian tidak tahu bagaimana prosesnya," imbuh Mega dengan nada kesal.
Warganet kemudian menyesalkan keputusan Mega untuk menanggapi pertanyaan warganet tersebut. Apalagi, Mega juga sampai menyebut kata kasar untuk menjawab penonton live-nya tersebut.
Ada yang setuju dengan tindakan Mega, karena menganggap atlet perlu bersuara apa adanya dan menanggapi pertanyaan nyinyir dari warganet terkait performanya.
Ada juga yang menyayangkan sikap Mega yang masih menanggapi hal-hal yang bisa memicu pergolakan emosional.
Kemudian, mereka yang menyayangkan tindakannya, menganggap Mega saat ini sudah menjadi panutan banyak orang dan beragam usia, sehingga reaksi berlebihan kepada warganet tidak diperlukan.
Mereka pun memberi contoh dengan menyebut atlet papan atas yang tuntutannya lebih tinggi seperti Tijana Boskovic, Paola Egonu, Kiera Van Ryk, hingga Isabelle Haak.
Menurut mereka, para pemain tersebut jarang bereaksi di media sosial meski kritikan dan hujatan warganet ketika timnya kalah juga ada. Apalagi, mereka pun merupakan opposite hitter, peran yang sama seperti Mega.
Pada sisi lain, kegaduhan ini terjadi saat musim belum selesai. Masih akan ada pertandingan yang tidak kalah penting, yakni bronze final Proliga 2025.
Maka, patut ditunggu bagaimana performa Mega dan Gresik Petrokimia saat melawan Electric PLN di GOR Amongrogo, Yogyakarta nanti (10/5). Apakah kegaduhan di medsos ini akan berpengaruh terhadap performa tim berjuluk The Bulls tersebut? ***
Penulis: YAN
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Apa yang Anda pikirkan?