![]() |
| Universitas Muhammadiyah Malang (Sumber : Humas UMM) |
MALANG, JATIMSATUNEWS.COM — Biaya kuliah masih menjadi tembok tinggi bagi banyak anak muda Indonesia. Di tengah realitas itu, Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) memilih mengambil posisi yang cukup tegas: akses pendidikan tinggi tidak boleh hanya dinikmati mereka yang mampu secara ekonomi.
Memasuki tahun akademik baru, UMM membuka beragam jalur beasiswa bagi calon mahasiswa baru. Skema ini menyasar berbagai latar belakang, mulai dari mahasiswa berprestasi, keluarga kurang mampu, lulusan sekolah Muhammadiyah, kader dan aktivis organisasi, hingga mubaligh dan keluarga besar Persyarikatan Muhammadiyah.
Wakil Rektor II UMM, Dr. Ahmad Juanda menyebut kebijakan beasiswa tersebut bukan sekadar program administratif, melainkan bentuk kepedulian nyata terhadap persoalan pendidikan nasional. Menurutnya, banyak calon mahasiswa memiliki potensi besar namun terhenti langkahnya karena kendala biaya.
UMM, kata Juanda, tidak ingin keterbatasan ekonomi menjadi alasan putusnya mimpi generasi muda untuk menempuh pendidikan tinggi. Karena itu, kampus berupaya membuka peluang seluas-luasnya melalui berbagai skema bantuan pendidikan.
Salah satu program yang disediakan adalah Beasiswa Jalur Prestasi, baik akademik maupun nonakademik, dengan potongan Biaya Sumbangan Studi (BSS) sebesar 50 hingga 75 persen pada semester pertama. Selain itu, terdapat Beasiswa Indonesia Emas yang memberikan potongan BSS 50 persen untuk sejumlah program studi tertentu.
UMM juga memberi perhatian pada faktor kekeluargaan dan keberlanjutan jejaring alumninya. Melalui Beasiswa Saudara Kandung dan Beasiswa Anak Kandung Alumni UMM, kampus memberikan keringanan biaya bagi mahasiswa yang memiliki hubungan keluarga dengan civitas akademika UMM.
Bagi lulusan SMA, SMK, dan MA Muhammadiyah, UMM menyediakan Beasiswa Alumni Sekolah Muhammadiyah berupa pembebasan 100 persen BSS pada semester pertama untuk seluruh program studi. Kebijakan ini sekaligus menjadi bentuk penguatan ekosistem pendidikan Muhammadiyah dari hulu ke hilir.
Tak hanya itu, UMM juga membuka Beasiswa Yatim dan Yatim Piatu sebagai bagian dari kepedulian sosial kampus. Di sisi kaderisasi, tersedia Program Pendidikan Ulama Tarjih (PPUT) yang memberikan pembebasan biaya studi sekaligus fasilitas pemondokan bagi peserta. Program KATAMM bagi mubaligh dan mubalighat Muhammadiyah dan ‘Aisyiyah juga tetap dilanjutkan, disertai Beasiswa Golden Ticket bagi aktivis organisasi kesiswaan.
Juanda menambahkan, keberlanjutan program beasiswa ini diperkuat melalui kolaborasi dengan berbagai mitra strategis. Menurutnya, kerja sama tersebut menjadi bagian dari ikhtiar agar beasiswa tidak hanya bersifat simbolik, tetapi benar-benar berdampak.
Melalui berbagai jalur beasiswa ini, UMM menegaskan posisinya sebagai perguruan tinggi yang inklusif dan berorientasi pada keadilan sosial. Pendidikan, bagi UMM, bukan sekadar proses akademik, melainkan sarana transformasi sosial dan bagian dari dakwah yang membumi. (raf)



Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Apa yang Anda pikirkan?