![]() |
| Pembagian Hygiene-Kit Kepada Para Penyintas Bencana di daerah Maninjau, Kec. Tanjung Raya, Kab. Agam |
MALANG, JATIMSATUNEWS.COM — Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) mengirimkan puluhan relawan lintas disiplin untuk membantu penanganan pascabanjir di sejumlah wilayah Sumatera Barat. Aksi kemanusiaan ini difokuskan pada layanan kesehatan dan pendampingan psikososial bagi warga terdampak bencana.
Relawan yang diberangkatkan sepanjang Desember 2025 tersebut terdiri dari dokter muda Fakultas Kedokteran UMM, Mahasiswa Relawan Siaga Bencana (Maharesigana), serta tenaga medis Rumah Sakit UMM yang meliputi dokter, perawat, dan apoteker. Kegiatan ini dilaksanakan bekerja sama dengan Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Kemendiktisaintek).
Tim UMM memusatkan kegiatan di Kabupaten Agam, tepatnya di tiga kecamatan terdampak banjir, yakni Kecamatan Malalak, Palembayan, dan Tanjung Raya. Berbagai layanan diberikan kepada masyarakat, mulai dari pemeriksaan kesehatan, pendampingan psikososial, pendistribusian ratusan paket hygiene kit, penyaluran ribuan obat-obatan ke puskesmas, hingga pemasangan instalasi filter air bersih.
Wakil Rektor IV UMM, Muhamad Salis Yuniardi, mengatakan keterlibatan langsung sivitas akademika di lokasi bencana merupakan bagian dari tanggung jawab moral dan akademik perguruan tinggi.
“UMM tidak ingin hanya bergerak di ruang akademik. Kehadiran dosen dan mahasiswa di tengah masyarakat terdampak adalah wujud nyata pengabdian dan implementasi keilmuan,” ujar Salis.
Ia menambahkan, pelibatan mahasiswa dalam kegiatan kemanusiaan ini bertujuan membentuk generasi yang memiliki empati sosial dan kepedulian terhadap persoalan kemanusiaan.
“Kami ingin mahasiswa memiliki pengalaman langsung berhadapan dengan persoalan nyata di masyarakat. Ini bagian penting dari proses pendidikan,” katanya.
Menurut Salis, kegiatan tanggap darurat tersebut juga menjadi bentuk integrasi antara pendidikan, riset, dan pengabdian masyarakat yang selama ini dikembangkan UMM. Ia menegaskan, konsep kampus berdampak harus diwujudkan melalui solusi konkret, terutama dalam situasi darurat seperti bencana.
Ia berharap pengalaman di Sumatera Barat dapat menjadi bahan pembelajaran bagi sivitas akademika UMM untuk memperkuat kajian mitigasi bencana dan keberlanjutan lingkungan ke depan.
“Harapannya, ini tidak berhenti pada aksi kemanusiaan, tetapi juga mendorong riset dan inovasi untuk pencegahan bencana di masa mendatang,” pungkasnya. (raf)



Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Apa yang Anda pikirkan?