Ketua DMI Kota Malang Prof Kasuwi dalam Raker Tegaskan Masjid Bukan Sekadar Tempat SholatMALANG | JATIMSATUNEWS.COM: Ketua Dewan Masjid Indonesia (DMI) Kota Malang, Prof. Kasuwi, menegaskan bahwa masjid tidak boleh dimaknai semata sebagai tempat melaksanakan ibadah sholat. Masjid harus mampu berperan lebih luas sebagai pusat pemberdayaan umat dan memiliki kemandirian dalam menopang berbagai aktivitas keumatan. Penegasan tersebut disampaikan dalam Rapat Kerja (Raker) DMI Kota Malang yang digelar Ahad (28/12/2025) di Hotel Pelangi Malang.
Raker diikuti Pimpinan Daerah DMI Kota Malang, Pimpinan Banom, serta Pimpinan Cabang DMI dari lima kecamatan, yakni Blimbing, Kedungkandang, Klojen, Lowokwaru, dan Sukun. Agenda utama Raker membahas pemaparan serta perumusan program kerja tahun 2026 yang dirangkai dengan penyusunan arah program lima tahun ke depan.
Menurut Prof. Kasuwi, seluruh program yang dibahas dalam Raker ini akan menjadi jembatan strategis bagi kesinambungan gerakan DMI Kota Malang. Selain program jangka pendek, setiap Banom dan cabang diminta menyusun rencana jangka menengah hingga jangka panjang sebagai bekal kepengurusan lima tahun mendatang.
Prof Kasuwi dan Korps Muballighoh Dr. Hj. Umi Mahmudah, Dr. Hj. Nur Atikah, S.Si., M.Si, Iswatun Khasanah, S. Pd, Hj.Hidayatul Chikmah, S.Ag
“Program hari ini tidak hanya kita siapkan untuk 2026, tetapi juga kita rangkum sebagai arah gerak lima tahun ke depan. Ini penting sebagai fondasi organisasi, apalagi sebelum Oktober nanti kita harus melaksanakan Musda,” ujar Prof. Kasuwi.
Ia juga menekankan pentingnya kemandirian masjid dalam aspek pengelolaan dan pembiayaan. Menurutnya, sejarah peradaban Islam menunjukkan bahwa masjid menjadi titik awal pembangunan umat yang kuat dan berintegritas.
“Masjid harus punya kemandirian. Nabi SAW membangun peradaban dimulai dari masjid, dengan modal kejujuran dan amanah. Tidak ada pengurangan timbangan. Masjid harus mampu mengelola potensi umat secara bertanggung jawab,” tegasnya.
Dalam Raker tersebut, tercatat sembilan komisi turut ambil bagian, di antaranya BKMM, Korps Muballighot, dan BPTKI (Badan Pembina TK Islam), PRIMA Perhimpunan Remaja masjid dengan program unggulan giat digital remaja masjid. Masing-masing menyampaikan program unggulan yang berorientasi pada penguatan fungsi masjid dan pelayanan umat.
Ketua Korps Muballighot, Ning Umi Mahmudah, menyoroti pentingnya sosialisasi pencegahan pernikahan dini sebagai bagian dari dakwah masjid yang responsif terhadap persoalan sosial. Sementara BKMM memaparkan rencana pelatihan jurnalistik guna memperkuat peran masjid dalam literasi informasi dan publikasi kegiatan keumatan.
Adapun BPTKI menekankan perlunya pendataan keberadaan PAUD Islam agar pembinaan pendidikan usia dini berbasis masjid dapat berjalan lebih optimal.
Dari tingkat kecamatan, perwakilan DMI Kecamatan Sukun, Ustadz Maskurianto, mengusulkan penyusunan Standar Operasional Prosedur (SOP) Marbot Masjid yang sesuai dengan adab dan etika syar’i.
“Masih ada marbot yang membersihkan masjid memakai celana pendek dan tidak berkopyah. Padahal, membersihkan masjid juga bagian dari ibadah. Karena itu, perlu SOP agar tetap menjaga adab kesopanan syar’i,” ungkapnya.
Sementara itu, dari Kecamatan Lowokwaru, disampaikan gagasan program lumbung beras sebagai bentuk kepedulian sosial masjid. Program ini dirancang dengan menerima donasi barang dari masyarakat yang kemudian dibarterkan menjadi beras untuk disalurkan kepada warga yang membutuhkan.
“Harapannya, lumbung beras ini menjadi destinasi terakhir bagi masyarakat yang benar-benar membutuhkan bantuan pangan,” ujar Ustadz Zacky, yang disepakati Ustadz Harianto.
Dalam pembahasan pendanaan, Prof. Kasuwi mengungkapkan bahwa kebutuhan anggaran DMI Kota Malang mencapai sekitar Rp225 juta, sementara alokasi anggaran tahun 2026 baru sebesar Rp25 juta. Kondisi ini, menurutnya, harus dijawab dengan penguatan kemandirian masjid melalui kerja sama dengan Baznas serta optimalisasi pembentukan Unit Pengumpul Zakat (UPZ).
“Saat ini masjid terdaftar di Kota Malang sekitar 800, tetapi yang sudah memiliki UPZ baru sekitar 100-an. Padahal potensinya sangat besar. Kita sudah menjalin kerja sama dengan Baznas dan lainnya,” jelasnya.
Raker DMI Kota Malang ditutup menjelang adzan Dzuhur dan diakhiri dengan sesi foto bersama. Ke depan, DMI Kota Malang akan segera menggelar rapat khusus untuk memfinalisasi program kerja 2026 sekaligus mempersiapkan Musyawarah Daerah (Musda) yang direncanakan berlangsung sebelum Oktober 2026.
komentar yang tampil sepenuhnya tanggung jawab komentator seperti yang diatur UU ITE
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Apa yang Anda pikirkan?