Haul Gus Dur ke-16 Ajak Bangsa Kembali ke Jalan Dari Rakyat, Oleh Rakyat, Untuk Rakyat
JAKARTA | JATIMSATUNEWS.COM: Peringatan Haul ke-16 Presiden ke-4 Republik Indonesia, K.H. Abdurrahman Wahid (Gus Dur), menjadi peristiwa refleksi serius atas kondisi demokrasi Indonesia yang dinilai kian menjauh dari rakyat.
Melalui tema “Dari Rakyat, Oleh Rakyat, Untuk Rakyat”, keluarga besar Gus Dur mengajak seluruh elemen bangsa kembali meneladani nilai dan sikap kepemimpinan almarhum yang menjunjung tinggi martabat manusia, keadilan sosial, dan kedaulatan sipil.
Ketua Panitia Haul Gus Dur ke-16, Alissa Wahid, menilai bahwa dalam beberapa tahun terakhir rakyat semakin terpinggirkan dari proses kehidupan berbangsa dan bernegara. Partisipasi publik dalam perumusan kebijakan melemah, sementara ruang sipil justru semakin menyempit.
“Rakyat tidak lagi menjadi poros utama. Banyak kebijakan lahir tanpa partisipasi bermakna, kritik masyarakat sering dianggap angin lalu, bahkan dibalas dengan pendekatan represif,” ujar Alissa Wahid dalam keterangan pers, Kamis (18/12/2025).
Menurutnya, fenomena pengesahan undang-undang secara senyap, masuknya aparat bersenjata ke ruang politik dan sipil, serta kebijakan pemerintah yang tidak menjawab persoalan rakyat—termasuk dalam penanganan bencana—menjadi indikator melemahnya supremasi sipil dan demokrasi substansial di Indonesia.
Alissa juga menyinggung penanganan aksi massa pada periode Agustus–September 2025 serta pengesahan sejumlah regulasi strategis yang dinilai minim partisipasi publik. Kondisi tersebut, kata dia, menjadi alarm serius bagi bangsa agar tidak tergelincir dari kesepakatan demokrasi yang telah dibangun selama bertahun-tahun.
“Dalam demokrasi, ‘untuk rakyat’ berarti melibatkan rakyat. Harapan, aspirasi, dan kebutuhan mereka harus menjadi dasar dalam menyusun dan mengelola kehidupan bersama,” tegas putri sulung Gus Dur itu.
Berangkat dari keprihatinan tersebut, Haul Gus Dur ke-16 yang akan digelar pada Sabtu, 20 Desember 2025, pukul 19.00 WIB hingga selesai, di Jalan Warung Silah No. 10, Ciganjur, Jakarta Selatan, diharapkan menjadi ruang pengingat kolektif bagi bangsa Indonesia.
“Kenapa tema ini diangkat? Karena sepanjang hidupnya, Gus Dur memperjuangkan kedaulatan rakyat dan kedaulatan sipil. Ia mengajarkan bahwa setiap kebijakan harus berangkat dari rakyat, dijalankan oleh rakyat, dan ditujukan untuk rakyat,” lanjut Alissa.
Acara haul akan dihadiri sejumlah tokoh nasional dan tokoh lintas iman, di antaranya Ibu Nyai Shinta Nuriyah Abdurrahman Wahid, Prof. Mahfud MD, KH. Ahmad Mustofa Bisri (Gus Mus), KH. Ubaidillah Shodaqoh, KH. Mudz Thohir, KH. Abdul Hakim Mahfudz, serta keluarga besar Gus Dur.
Agenda utama meliputi pembacaan tahlil dan doa oleh KH. A. Mudz Thohir dan KH. Abdul Hakim Mahfudz, pembacaan selawat oleh Azzam Nur Mukjizat dan Shoutul Munawaroh, serta tilawah Al-Qur’an oleh Ustadz Miftah Farid.
Haul juga akan dimeriahkan oleh para seniman nasional seperti Cak Kirun, Tessy, dan Aurora Maica Madura (cucu Gus Dur). Sebagai penutup, Budi Cilok feat. Michail Abel akan membawakan lagu-lagu balada karya Iwan Fals yang sarat kritik sosial dan pesan kemanusiaan.
Acara ini terbuka untuk umum, tersedia juru bahasa isyarat, serta akan disiarkan secara langsung melalui TV9 Nusantara. Informasi lebih lanjut dapat diakses melalui akun Instagram @haulgusdur2025.
Melalui Haul Gus Dur ke-16, keluarga dan para sahabat Gus Dur berharap semangat demokrasi yang berakar pada nilai kemanusiaan, keadilan, dan keberpihakan pada rakyat dapat kembali menjadi napas utama kehidupan berbangsa dan bernegara. Ans



Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Apa yang Anda pikirkan?