Hari Ibu 2025, PKK Kabupaten Pasuruan Cetak Agen Perubahan Atasi Darurat Sampah
PASURUAN | JATIMSATUNEWS.COM: Peringatan Hari Ibu 2025 di Kabupaten Pasuruan tak sekadar dirayakan dengan seremoni. Momentum ini justru dimaknai sebagai gerakan nyata menyelamatkan lingkungan di tengah status Darurat Sampah yang kian mengkhawatirkan.
Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Pasuruan bersinergi dengan Tim Penggerak PKK (TP PKK) menggelar Pelatihan Pengurangan Sampah dari Sumber di Auditorium Mpu Sendok, Senin (22/12/2025). Kegiatan ini diikuti ratusan peserta, mayoritas ibu-ibu PKK Kecamatan Bangil, yang disiapkan menjadi garda terdepan perubahan perilaku pengelolaan sampah rumah tangga.
Langkah ini dinilai strategis, mengingat kondisi Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Wonokerto yang semakin kritis akibat lonjakan volume sampah harian.
Kecamatan Bangil menjadi potret nyata persoalan sampah di Kabupaten Pasuruan. Dengan jumlah penduduk mencapai 59.853 jiwa, produksi sampah harian tercatat sebesar 59,8 ton atau setara 181,4 meter kubik per hari.
Ironisnya, fasilitas pengelolaan yang tersedia belum sebanding. Empat TPS 3R yang ada—di Pasar Bangil, Kauman, Bendomungal, dan Segok—hanya mampu mengolah sekitar 5 ton sampah per hari. Artinya, lebih dari 50 ton sampah, yang sebagian besar merupakan sampah organik, terpaksa dibuang ke TPA Wonokerto setiap harinya.
Kondisi tersebut tak hanya memicu bau menyengat, tetapi juga berpotensi menimbulkan persoalan kesehatan dan lingkungan di kawasan sekitar.
Kepala DLH Kabupaten Pasuruan, Dr. Mohammad Nur Cholis, S.STP., M.M., menegaskan bahwa persoalan sampah tidak bisa diselesaikan hanya dengan menambah armada atau memperluas TPA.
“Pengurangan sampah dari sumber adalah kunci. Pelibatan TP PKK sangat penting karena ibu rumah tangga memiliki peran strategis dalam mengendalikan sampah sejak dari rumah,” ujarnya.
Dalam pelatihan tersebut, para peserta dibekali pemahaman dan praktik langsung penerapan prinsip 3R (Reduce, Reuse, Recycle). Mulai dari memilah sampah organik dan anorganik, mengolah sampah organik menjadi kompos, hingga memanfaatkan sampah bernilai ekonomi melalui Bank Sampah.
Sementara itu, Ketua TP PKK Kabupaten Pasuruan, drg. Merita Rusdi Sutejo, menekankan bahwa peringatan Hari Ibu harus menjadi titik balik peran perempuan dalam menjaga keberlanjutan lingkungan.
“Melalui pelatihan ini, kami ingin mencetak Agent of Change. Ibu-ibu PKK harus menjadi pelopor di lingkungannya, menggerakkan keluarga dan masyarakat untuk mengurangi sampah dari rumah masing-masing,” tegasnya.
Menurutnya, perubahan besar selalu dimulai dari langkah kecil yang konsisten. Ketika ibu-ibu bergerak, maka perubahan pola hidup bersih dan peduli lingkungan akan lebih mudah terwujud.
Melalui momentum Hari Ibu 2025, sinergi antara pemerintah daerah dan TP PKK diharapkan mampu membawa perubahan nyata dalam pengelolaan sampah di Kabupaten Pasuruan. Tak hanya menekan beban TPA Wonokerto, tetapi juga membangun kesadaran kolektif bahwa sampah adalah tanggung jawab bersama.
Dari dapur rumah tangga, ibu-ibu Pasuruan kini disiapkan menjadi ujung tombak solusi—mewujudkan lingkungan yang lebih bersih, sehat, dan berkelanjutan untuk generasi mendatang.



Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Apa yang Anda pikirkan?